Mobil sedan hitam legam beroda empat menelusuri jalan raya dengan kecepatan 50 km/jam. Seorang anak berseragam SMA dengan rambut berwarna pirang duduk dibalik kemudi. Dia mengendalikan laju mobil sambil tertawa bersama dua orang lainnya didalam mobil tersebut.
Hoseok mematikan radio mobilnya dan ikut bergabung dalam pembicaraan konyol dua sahabatnya, Jungkook dan Jimin.
"Biar kutebak, ayahmu pasti laki-laki tua dan berjenggot seperti kambing."
Jimin berbicara sambil mengunyah kacang almond renyah ditangannya. Lalu Jungkook menjawab dengan menggelengkan kepala sambil menyilangkan tangan didada.
"Ayahku tidak seperti itu."
Bantah Jungkook.
"Apa dia adalah tipe ayah yang berotot? Gagah? Seksi? Atau tipe ayah yang kuno? Atau dia hanya ayah biasa seperti ayah lainnya? Ya kau tahulah itu adalah tipe ayah yang membosankan dan menyebalkan."
Sambar Hoseok.
Mereka sedang menebak-nebak rupa ayahnya Jungkook yang sejak dulu belum pernah mereka lihat. Tiap kali mereka main ke rumah Jungkook, ayahnya selalu tidak ada di rumah. Entah mengurus kerjaan atau sedang berada di perkumpulan komunitas motor ninja. Memang, ayahnya Jungkook suka sekali mengoleksi motor besar.
"Kurasa ayahku termasuk ayah yang seksi."
Jungkook menerka-nerka kedalam kategori mana ayahnya masuk. Ayah Jungkook sangat tampan dan tinggi. Banyak orang yang bilang ayahnya adalah duda keren yang seksi.
"Pahanya yang seksi atau dadanya yang seksi?"
Jimin sudah mengganti cemilannya, sekarang mulutnya penuh dengan popcorn caramel yang sempat mereka beli di salah satu mall dekat sekolah. Pertanyaan Jimin membuat Hoseok memutar bola matanya.
"Paha dan dada? Bilang saja kalau kau lapar dan ingin makan ayam. Kita mampir ke McD dulu kalau begitu."
Hoseok banting stir dan masuk ke jalur lantatur McD dengan Jimin dan Jungkook yang langsung heboh memilih makanan.
||| || | || |||
Akhirnya mereka sampai di rumah baru Jungkook. Rumah tiga lantai itu terlihat sepi sekali, wajar saja karena yang mengisi hanya lima orang. Dua pembantu, satu satpam, ayahnya Jungkook dan Jungkook sendiri.
Mereka turun bersamaan, Jimin mengambil kantong makanan, sementara Hoseok dan Jungkook langsung membersihkan tumpahan soda di jok depan.
Tadi ketika mereka sedang di jalan, Jungkook yang kehausan berniat untuk minum. Tapi karena ada orang yang menyebrang jalan sembarangan membuat Hoseok langsung menginjak rem dan alhasil minuman Jungkook tumpah dan membasahi bajunya juga jok mobil Hoseok.
"Jiminie, kau masuk duluan. Aku dan Hoseok harus bereskan ini terlebih dulu."
Jungkook menunjuk pintu masuk rumahnya dengan matanya dan Jimin mengangguk setuju. Dia juga sudah lelah dan ingin tiduran di kasur empuk sambil main game di ponselnya dan makan ayam gorengnya.
Jimin kesusahan menaiki anak tangga karena pintu utama Jungkook ada di lantai dua sedangkan lantai satu khusus untuk parkiran mobil dan kamar pembantu.
Pintu di tendang pelan oleh Jimin karena kedua tangannya dia gunakan untuk membawa makanan, dia harap suara tendangan kakinya bisa membuat seseorang didalam rumah keluar dan membukakan pintu.
"Permisi, aku temannya Jungkook. Bisa tolong bukakan pintu?"
Jimin berteriak ketika pintu kayu jati itu masih tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Om
Fiksi PenggemarJimin pasti sudah gila karena jatuh cinta pada ayah sahabatnya sendiri. Note : Jika ditemukan perbedaan dengan cerita aslinya, harap mengerti karena gaya bahasa penulis satu sama lainnya berbeda. Terlebih cerita harus disesuaikan agar karakter yang...