Ch 17 - Waktu Bergulir

4.7K 383 65
                                        

Awalnya Jimin tidak percaya kalau di dunia ini cinta sejati itu ada. Dia pikir itu hanya cerita dalam dongeng masa kecilnya saja, karena cinta ternyata menyakitkan baginya.

Sampai pada akhirnya Taehyung datang dan membuktikan padanya bahwa cinta sejati itu benar-benar ada.

Mereka berbagi kebahagiaan bersama, melewati susah senang perkara kehidupan sambil bergandengan tangan dan saling menguatkan.

Taehyung membuatnya merasa menjadi orang paling beruntung di dunia ini.

Dia merasa lengkap karena Taehyung adalah segalanya baginya, bahkan semesta pun tahu seberapa besar cinta yang mereka punya untuk satu sama lain.

"Jadi kau masak apa hari ini?"

Taehyung melepas dasinya dan menghampiri Jimin yang sedang masak di dapur. Dia memeluk Jimin dari belakang dan mengintip apa yang sedang Jimin buat.

"Ayam saus mentega."

Jimin sibuk dengan wajan dan spatulanya.

"Itu lebih terlihat seperti ayam saus kedelai hitam bagiku."

Ledek Taehyung, melihat penampilan masakan Jimin yang jauh dari kata sempurna.

Jimin kesal mendengarnya, dia lalu menyikut perut Taehyung dan membuat Taehyung meringis kesakitan.

"Dasar menyebalkan."

Ujar Jimin sambil mengerucutkan bibirnya. Dia mengecilkan api dan menghadap kearah Taehyung dengan wajah wajah marah.

Taehyung terkekeh pelan, dia mengangkat tubuh Jimin dan menggendongnya.

"Bibirmu lebih menggoda daripada masakanmu."

Taehyung mencumbu bibir Jimin, menelusuri garis bibir Jimin dengan lidahnya. Lalu tangannya melingkar dipinggang ramping Jimin, memeganginya dengan kuat agar Jimin tidak jatuh.

"Kalian berniat membakar rumah ini hah?"

Ciuman itu terhenti ketika Seokjin tiba-tiba mengomel, berjalan santai melewati Taehyung dan Jimin yang sedang berciuman hanya untuk mematikan kompor karena masakan Jimin bau gosong.

Jimin melepaskan diri dari Taehyung dan merapikan penampilannya, dia menggaruk kepala belakangnya dengan canggung.

"Kau tidak bosan mengganggu kami setiap hari?"

Sindir Taehyung, mengekori Seokjin dengan matanya.

Jimin menutup mulut Taehyung, soalnya Seokjin sedang tidak dalam mood yang baik sejak kemarin.

"Ini rumah ku, bodoh. Harusnya aku yang bertanya apa kau tidak bosan datang kemari setiap hari?"

Seokjin jengah, dia menunjuk Taehyung dengan spatula ditangannya.

"Tentu tidak. Tuan putriku ada di sini, mana mungkin aku bosan."

Taehyung kembali mengecup bibir Jimin dengan kecupan kecil bertubi-tubi. Seokjin yang melihatnya mendelik sebal, lalu keluar dari dapur.

Jimin memukul lengan Taehyung, sebelum kemudian dia pergi menyusul kakaknya.

"Katanya Jungkook juga akan ikut makan malam hari ini?"

Tanya Jimin, sambil menata meja makan.

"Iya, Namjoon juga ikut."

Jawab Taehyung dari arah dapur.

Lelaki berperawakan tinggi itu menggulung lengan kemejanya sampai sikut. Dia mengambil alih cucian piring bekas Jimin memasak.

"Namjoon? Maksudmu Kim Namjoon? Laki-laki muka tua yang mesum itu? Tidak boleh."

[End] OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang