13

3.9K 229 3
                                    


Aku hanya bisa menggerutu pelan sambil menatap telfon yang baru saja ditutup oleh Adnan.
Adis menatap dengan heran Lilia yang terlihat sedikit gusar.

"Pak Adnan li?" tanya Adis yang kujawab dengan anggukan.

"Mau nyusul katanya. Duh maaf banget ya dis.." ucapku yang tak enak pada Adis.

"Santai aja li. Lagian udah sore juga," kata Adis.

"Tapi itu pak bos protektif banget ya, pantesan banyak yang demen termasuk kamu." lanjut Adis menggodaku.

"Adiiiiiisss!"

"Ampun li, ga lagi." ucap Adis sambil terbahak.

🐣🐣🐣

Suara pintu cafe terbuka, membuatku mengarahkan pandangan mataku untuk melihat yang langsung disambut dengan Adnan yang celingukan mencariku.
Dia menghampiriku dan Adis sesaat setelah aku melambaikan tangan padanya untuk memberi tahu keberadaanku.

"Loh, Adis." sapa Adnan sopan sambil tersenyum simpul ke arah Adis.

"Hehe, pak Adnan." jawab Adis sambil terkekeh kikuk saat melihat Adnan.

"Kamu nongkrong sama Adis kok nggak ngajak aku li?" tanya Adnan dengan sedikit berbisik di telingaku.

"Ya ngapain? Lagian nongkrong juga nggak ada urusannya sama kamu kan." jawabku pelan dengan nada malas.

Adis yang duduk di depanku terlihat merasa tidak enak dengan atmosfer yang ada saat Adnan datang.

"Pak, li, saya balik duluan ya." ucap Adis sambil berdiri dan membereskan beberapa barangnya di meja.

"Oh iya dis, hati-hati jalanan rame." pesan Adnan.

Adis tersenyum simpul,
"Siap pak, duluan ya li." katanya lagi.

"Iya hati-hati ya dis." kataku sebelum akhirnya Adis keluar meninggalkan aku dan Adnan.

🐣🐣🐣

Sekarang aku duduk di mobil Adnan, menyandarkan kepalaku ke jendela sambil memandang ke arah jalanan di sampingku sambil berpikir. Sebenarnya apa mau Adnan? Kenapa sampai dia berbuat sejauh ini?
Aku tak masalah kalau soal pekerjaan, toh aku sudah setuju dan tanda tangan kontrak. Tapi soal Adnan yang mendekatiku lagi, entah apa maksudnya.

"Mikirin apa sih li? kayaknya serius banget." tanya Adnan padaku.

"Ah.. ga mikirin apa-apa kok." jawabku berusaha santai.

"Bener?" tanya Adnan memastikan.

Aku hanya mengangguk lalu kembali hanyut ke dalam pikiranku sendiri. Aku penasaran dan bertanya-tanya, tapi kurasa ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya pada Adnan.

Lalu tiba-tiba saja aku terpikir soal Adis, aku merasa tak enak karena Adnan yang tadi tiba-tiba muncul dan memutuskan untuk mengiriminya pesan.

Me: Adis maaf ya soal yang tadi :(
kapan2 lanjut lagi yuk!

🐣🐣🐣

Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya sampai di depan rumah Lilia. Adnan menunggunya masuk ke dalam rumah sebelum akhirnya melajukan mobilnya.

Lilia tampak lelah dan menghela nafas panjang dan memilih duduk terlebih dahulu di sofa sambil merogoh tasnya mencari ponselnya.
Ternyata Adis sudah membalas pesannya dan berakhir dengan obrolan ringan yang membuat mereka berdua lupa waktu.

Ternyata Adis sudah membalas pesannya dan berakhir dengan obrolan ringan yang membuat mereka berdua lupa waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued 🌱

Work Under my ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang