Saat ini Lilia dan Mariska sedang menikmati jam pulang kerja di restoran steik yang ada di dalam sebuah mall. Maklum lagi banyak uang, kalo dompet menipis ya mainnya ke pinggir jalan, makannya ya makan ketoprak kalau nggak ya pecel lele.
"Yaelah li! Gitu aja masih mikir panjang! Udah jelas hidup lo makin makmur di sana! Gaji lo kalo semisal masuk ke sana bisa lo buat beli motor tunai! Masih lebih-lebih lagi." ucap Mariska sambil menyuapkan sepotong daging ke dalam mulutnya.
"Jam kerjanya yang bikin gue ga makmur! Gue kerja dari jam 9 sampe jam 5 aja udah ampun-ampun capeknya! Apalagi kalo pas lagi hectic banget sampe lembur-lembur, pas weekendnya gue tepar." Lilia menggelengkan kepalanya lalu memotong steiknya yang sudah tinggal separuh.
"Ya itu mah udah tuntutan dunia kerja li. Terima aja dengan lapang dada. Eh lo udah tau belum sih pimpinan perusahaan pusat?" tanya Mariska yang langsung ditanggapi oleh gelengan Lilia.
"Lo kalo misal kerja disana, tiap hari cuci mata. Mata lo yang butek itu bisa jernih kalo liat dia!" Mariska kemudian tertawa-tawa.
"Sialan lo ris!" umpat Lilia namun diiringi dengan tawa
"Serius deh li, bosnya disana gantengnya ga nahan! Rahim lo bisa anget disana, kalo ga ya hamil offline" kedua wanita itu tergelak sampai kemudian ponsel Lilia berbunyi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa lo li?" Mariska yang di depan Lilia pun ikut-ikutan menengok apa yang ada di ponsel Lilia.
"Lo tau nomer ini ga sih ris?" tanya Lilia sambil menunjukkan ponselnya ke arah Mariska.
Mariska mencermati nomor yang tertera di ponsel Lilia namun hasilnya nihil.
"Gue ga tau li hehehe." ujarnya sambil cengengesan.
Lalu ponsel Lilia berbunyi lagi, namun bukan sms yang masuk. Melainkan telefon dengan nomor yang tidak dikenal tadi. Lilia agak ragu, namun dengan dorongan pandangan dari Mariska akhirnya Lilia mengangkatnya.
"Halo, Lilia?" suara di seberang sana menyambutnya.
Lilia terdiam dengan ekspresi terkejut, dia sangat hafal dengan suara orang yang menelfonnya itu. Bagaimana tidak hafal jika Lilia sudah mengenalnya dari bangku SMA kemudian berpacaran selama 4 tahun lalu memutuskan menikah dan kandas begitu saja. Ya benar saja, itu mantan suaminya.
