Aku mengekor Adnan saat memasuki gedung yang akan menjadi tempatku bekerja. Aku berjalan sambil melihat sekelilingku, mataku dimanjakan dengan interior yang simple tapi memberikan kesan nyaman.
Adnan berhenti lalu berbincang sebentar dengan seorang pria di depannya. Aku sempat sedikit salah fokus karena senyum lawan bicara Adnan yang sangat manis dan punya lesung pipi.
"Li, ini Adis dari bagian HRD yang bakal urusin kontrak kerjamu. Aku mau ngurusin yang lain dulu di atas." ucap Adnan.
Sedangkan Aku dan Adis berjabat tangan formal. Lalu Adnan menepuk pundakku dan mencondongkan badannya sedikit ke arahku.
"Nanti kalau udah selesai hubungin aku aja." katanya lalu menepuk punggungku.
"Saya permisi dulu." ucap Adnan lalu berjalan menjauh.
"Mari ikut saya." kata Adis sambil tersenyum.
Aku mengangguk sambil tersenyum kaku dan mengikuti Adis yang berjalan di sampingku.
"Mbak kok bisa direkrut sama pak Adnan?" tanyanya sambil terus berjalan.
Aku menoleh sekilas sambil mengrenyitkan dahiku.
"Nggak tau juga, saya dapet tawaran kemarin. Karena disini katanya lagi kurang akuntan." jelasku.Sedangkan Adis, pria itu berhenti sejenak dan memandangku heran.
"Akuntan?" tanyanya sekali lagi dan kubalas dengan anggukan.
Sikap Adis membuatku sedikit bertanya-tanya sih. Memangnya kenapa? kan memang tawaran dari surat yang ku baca memang begitu.
Adis berhenti di depan pintu coklat dan membukanya."Duduk dulu mbak, saya ambilkan berkasnya dulu."
Aku duduk di sofa sambil mataku mengitari ruangan yang cukup luas ini. Ruangannya cukup rapi dan nyaman, tidak terlalu banyak barang kalau menurutku.
Kemudian Adis meletakkan berkasnya di meja yang berada di depanku."Mbak serius yang tadi?" tanya Adis.
"Yang mana?" tanyaku lagi sambil menatapnya.
"Akuntan."
Aku mengangguk. "Iya. memangnya kenapa?" tanyaku heran.
Oke ini semakin aneh karena Adis menanyakan hal itu berulang-ulang dan aku merasakan kejanggalan. Aku mencuri pandang pada map bening di hadapanku dan membaca beberapa bagian. Dan satu hal yang membuatku terkejut.
"Hah? Sekretaris?" gumamku yang membuat Adis melihat ke arahku.
"Pak Adnan bilang ke saya disuruh siapin berkas sekretaris. Dan akuntan di sini banyak kok mbak, beberapa bulan lalu baru ngerekrut anak baru. makanya saya heran tadi." jelasnya yang benar-benar membuatku menganga.
"Anu... Bentar ya mas." ucapku lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas kecilku.
Aku menelfon Adnan yang pada dering kedua langsung diangkatnya.
"Udah selesai li?" tanyanya saat sudah tersambung.
"Nan, gimana sih?" tanyaku dengan nada sedikit kesal.
"Gimana apanya?" tanyanya padaku.
"Oh, li maaf sebelumnya aku tau kalau aku terang-terangan minta kamu jadi sekretaris kamu pasti nolak mentah-mentah."
Aku memijat dahiku saat mendengar penjelasan Adnan. Tapi aku juga tak bisa apa-apa selain terima nasib daripada nggak bisa makan dan menikmati hidup. Aku menghela nafas panjang.
"Li?" panggil Adnan.
"Udah dulu nan."
Lalu panggilan ku putus sepihak dan segera beralih ke arah Adis yang sudah menunggu.
Dia membuka map itu dan menjelaskan segala isinya. Dan terakhir aku menandatangani berkas itu dengan helaan berat.
Setelah selesai, aku menghubungi Adnan dan dia menyusulku ke ruangan dimana aku menandatangani berkas."Besok bisa mulai kerja ya li, sekalian aku jemput ke rumah."
"Aku bisa berangkat sendiri nan." ucapku.
"Udah pokoknya besok aku jemput ya. Habis ini langsung balik ya li, aku bentar lagi ada meeting." ucapnya.
Adnan mengantarku sampai ke lobi dan memintaku segera memesan taksi online. Dia tetap menemaniku sampai taksi sampai ke depan gedung.
Ada apa sih sama Adnan? Sikapnya benar-benar membuatku heran.Saat berada dalam mobil aku mengeluarkan ponselku dan segera membuka whatsapp untuk menghubungi Mariska.
✨✨✨
Hulla akhirnya WUME bisa update lagi! Happy reading kalian yang udah nungguin update dari cerita ini 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Work Under my Ex
RomanceSial! Dapet kerja bagus, gaji bagus, tapi bosnya mantan suami sendiri! Sial 33x pokoknya!