8

14.3K 720 21
                                    

Jujur saja aku sedikit terheran dengan sikap Adnan. Maksudku dia biasa seperti itu saat masih pacaran hingga menikah, tapi ini Adnan sudah tak ada lagi hubungan personal seperti dulu. Hanya sebatas Atasan dan sekretaris, dan itu benar-benar membuatku heran sebenarnya apa maksudnya sih?

Saat ini aku berada di salah satu kedai kopi yang cukup terkenal. Menikmati croissant dan caffe latte kesukaanku sambil scrolling instagram, biasa melihat aktivitas terbaru orang-orang termasuk akun gosip.
Di sini juga belum ramai karena masih jam 12 siang jadi cukup nyaman untukku duduk disini lebih lama.

Pintu masuk kedai kopi itu terbuka dan refleks saja aku melirik sedikit dan melihat pria berpenampilan rapi dengan kemeja biru muda, lalu aku mengembalikan fokusku pada layar hp, melihat foto terbaru Miley Cyrus di salah satu akun gosip yang hits.
Dan lagi fokusku terpecah saat pria berkemeja biru itu sudah berdiri di dekat mejaku. Aku mendongak dan sebuah senyuman manis menyambutku.

"Boleh duduk di sini li?" tanyanya yang kujawab dengan anggukan kecil.

Dia menarik kursi di hadapanku lalu duduk dan menyeruput kopi yang di belinya.

"Bapak sering kesini?" tanyaku basa basi.

"Jangan panggil bapak li, panggil Adis aja."

Aku tersenyum kikuk.

"Lumayan sering lah kesini, deket kantor juga kan. Rasanya juga enak. Kamu sendiri?" lanjutnya.

"Kalau kesini sih jarang. Lebih sering gojek, kantorku agak jauh dari sini." jawabku.

Dia mengangguk kecil lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan hp. Entah apa yang dilakukannya, aku juga tidak begitu peduli lalu kuarahkan kembali pandanganku pada hpku.

"Li, boleh isi survey sebentar?" tanyanya sambil menyodorkan hpnya ke arahku.

"Boleh." kataku sambil melihat ke arahnya.

Lalu dia menyerahkan hp-nya padaku dan aku terkikik geli melihat apa yang kulihat di layar hp-nya.

Lalu dia menyerahkan hp-nya padaku dan aku terkikik geli melihat apa yang kulihat di layar hp-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga Adis!" ucapku sambil terkikik.

"Modus minta nomor hp terbaru ya?" tanyaku sambil tetap terkikik geli.

"Ya anggep aja gitu. Isi dulu dong." kata Adis lalu terkekeh.

Aku mengambil ponselnya lalu mengisi namaku dan nomor telfonku. Aku menyodorkan hp-nya kembali, dan Adis tersenyum kecil.

"Thanks Lilia."

"You're welcome."

Adis melirik jam tangannya sejenak, lalu menatapku sedikit tak enak. Aku menatapnya dengan heran.

"Kenapa dis?" tanyaku.

"Aku balik kantor dulu ya li. Nanti aku chat, jangan lupa save kontak." ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Oke, hati-hati dis."

Aku melambaikan tangan dan dia segera berlalu dari hadapanku dan keluar dari pintu.
Aku melihat lagi ponselku yang tergeletak di meja, dan mendapat satu notifikasi chat dari Adnan.

Adnan : Udh sampe rmh li?
Adnan : Jangan lupa makan siang ;)

Oke ini sedikit aneh untukku. Dan akhirnya hanya kubalas seadanya.

Me: udah. km juga jgn lupa

✨✨✨

"Riskaaa!" panggilku antusias saat Mariska mendekati mejaku.

Malam ini aku dan Mariska sudah menjadwalkan untuk bertemu sore tadi. Dan akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di restoran sushi yang sering dikunjungi anak kantorku dulu.

"Liliaa! Lo harus cerita gimana sampe lo bisa berakhir jadi sekretaris!" ujarnya sambil memajukan badannya, bersiap untuk mendengar ceritaku.

Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya bercerita.

"Akal-akalannya si Adnan." jawabku yang langsung disahut dengan tawa riska.

"Aduh asli ya! Gila juga si Adnan. Tapi kan lumayan gajinya li. Eh lo ketemu bosnya gak yang ganteng itu?" tanyanya antusias.

"Ketemu, si Adnan tuh bosnya." ucapku malas sambil terbayang pekerjaanku sebagai sekretaris seorang Adnan.

"Demi apa lo si Adnan bosnya?! Gila gila!" ujarnya sambil menggeleng tak percaya.

"Sumpah deh ris. Kalo gak karna kebutuhan ekonomi, ogah juga gue kerja disitu. Jadi sekretaris lagi, bikin pening pala gue."

Mariska tertawa puas, lalu tak lama makanan pesanan kami datang dan kami langsung menyuapkan sepotong sushi ke dalam mulut.

"Dinikmatin aja li, pasti ada berkahnya lo kerja di situ." ucap Mariska yang kujawab dengan anggukan.

"Semoga aja, doain ya ris." ucapku lesu sambil menyuapkan sushi ke dalam mulutku.

"Pasti li, doa gue selalu menyertai." ucapnya sambil berlagak seperti orang tua.

Lalu aku dan Mariska sama-sama terkikik dan melanjutkan makan.

✨✨✨

To be continue yes :p

berhubung ide lagi lancar jaya jadi lumayan sering update lagi deh hehe!
makasih banyak buat support yang selalu kalian beri, kalau nggak cerita ini lanjutnya bakal lamaaa banget huhu :(

Semoga enjoy ya bacanya, maaf juga nih kalau pendek-pendek tiap chapternya. Dikarenakan diriku masih ngetik pake hp :(

xoxo, zee

Work Under my ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang