Bagian Tiga Puluh Tujuh

2.2K 217 24
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!

_________________________________________

Happy reading ❤️

"Sedang apa kau di sini?" tanya pemuda itu.

Cassil terkejut, apakah dia ketahuan sekarang. Tak mengubah ekspresi wajahnya yang selalu cuek dia berujar dengan ragu namun keraguannya seakan terhalangi.

"Aku sedang jalan-jalan, kau sendiri kenapa kau ada di sini?"

"Jangan bohong!" ucap Dirgo sedikit marah, entah apa yang membuatnya marah.

"Kau bodoh? Jika aku tak ada kau sudah habis dimakan hewan menjijikan itu,"

"Kau itu kenapa? Kenapa kau marah?" Entah mengapa melihat Cassil dalam bahaya, seakan raga dan jiwanya ingin menyelamatkannya.

Ada rasa khawatir di benaknya. Padahal perasaan itu tidak boleh hadir dalam hidupnya. Perasaan itu hanya menjadi pelemahannya dan akan menghambat tujuannya. Dia sudah terlanjur janji dengan seseorang, dia akan mengambil alih tujuan seseorang itu. Lalu seakan tujuan itu akan musnah dengan sekejap karena perasaan ini. Itu tidak bisa di biarkan. Dengan cepat Dirgo mengubah ekspresi wajahnya menjadi dingin tak tersentuh lagi.

"Aku tak menerima jawaban berupa pertanyaan." Dirgo berjalan meninggalkan Cassil memasuki lebih dalam lagi hutan itu. Cassil yang sudah terlanjur tersesat pun memilih mengikuti Dirgo.

Tak lama suara gemuruh air yang seakan jatuh dari atas pun terdengar. Ternyata itu adalah suara air terjun, air terjun yang sangat indah. Cassil bahkan tidak berkedip untuk melihatnya.

Bagaimana tidak, air terjun ini memiliki warna air biru keemasan bercahaya dan jernih. Dirgo berjalan kearah air tersebut, lalu meletakkan telapak tangannya ke permukaan air. Tiba-tiba makhluk tak dikenal muncul dari dalamnya.

"Apa itu?" tanya Cassil pada dirinya sendiri.

Tak sengaja Dirgo mendengar ucapan Cassil. "Kemari lah!" suruh Dirgo.
Cassil pun berjalan mendekat. Betapa terkejutnya lagi dan lagi, Cassil mendapati seekor naga air di sana.

Seekor naga air yang diakui sebagai mitos belaka, mitos adanya naga air yang dulunya sebagai pelindung kekaisaran. Tak ada yang pernah bertemu langsung dengannya, karena naga itu juga terkenal akan berbahaya. Banyak orang mengatakan tak ada yang bisa mengendalikan naga tersebut hingga naga itu menyembunyikan diri. Bahkan kaisar terdahulu yaitu ayah dari Lord tewas karenanya. Rumor mengatakan bahwa naga itu telah berhasil dijinakkan oleh anak kaisar terdahulu. Sangat dapat dipercaya mengetahui besarnya kekuatan Lord negri ini sekarang. Namun beberapa tahun lalu sebelum kedatangan Cassil ke negri ini, naga itu telah dikabarkan mati karena kehilangan kekuatannya. Dan sekarang, dengan matanya sendiri Cassil melihat bahwa naga air itu nyata. Cassil mengetahui itu dari salah satu buku sejarahnya.

Seakan tau isi pikiran Cassil, Dirgo pun bersuara.

"Namanya Wil." Wil di ambil dari nama depan Lord William. Sebut saja naga itu perwujudan Lord. Kekuatan naga itu adalah kekuatan Lord. Lord sengaja menyembunyikan naga itu karena bila ada yang berhasil membunuh naga itu, maka dia juga akan melemah. Dan sekarang naga itu diambil alih oleh Dirgo.

Wil terbang mendekat ke arah Cassil dan Dirgo. Dirgo menatap Wil lalu menganggukkan kepalanya tanda bahwa Cassil adalah orang terpilih untuk mengenalnya.

Wil mengarahkan kepalanya, tangan Cassil refleks menyentuh lalu mulai mengusap lembut kepala Wil. Wil pun dengan senang hati menerimanya.

"Apakah dia perempuan," ujar Cassil tanpa pikir, karena wujud Wil sangat cantik dan Cassil melupakan betapa besar dan gagahnya Wil.

Seakan mengerti Wil pun mengeluarkan suaranya.

Gggrrhhh ...

"Aku ini laki-laki," ujar Wil yang membuat Cassil terkejut serta memundurkan badannya dua langkah.

"Tenang nona, aku tak berbahaya apa lagi itu kau. Orang yang spesial di hidup tuanku,"

"Apa maksudmu?" tanya Cassil, siapa tuannya? Dirgo?

"Sudah?"tanya Dirgo menaikkan sebelah alisnya. Apa mereka berdua melupakannya? Dirgo pun memilih duduk di atas rumput tak jauh dari genangan air terjun yang membentuk danau. Cassil mengikuti tindakan Dirgo, Wil pun memilih bermain air. Jujur saja dia jarang memunculkan wujudnya di daratan seperti saat ini bila tak ada tuannya.

"Kau belum menjawab ku," ujar Dirgo tak mengalihkan pandangannya dari Wil. Cassil menatap Dirgo tak mengerti.

"Apa?" sambil berpikir apa yang belum ia jawab, apakah Dirgo bertanya kepadanya? Dan yah dia ingat.

"Baiklah aku jujur, aku mengikutimu. Aku penasaran denganmu,"

"Kenapa?" Pertanyaan bodoh keluar dari mulut Dirgo.

"Kenapa? Aku juga tidak tahu, aku merasa seakan merasa aman di dekatmu," ucap Cassil.

"Kau salah, di dekatku akan membuatmu dalam bahaya,"

"Lain kali jangan lakukan itu, kita tak sedekat itu sampai kau seenaknya mengikutiku," dingin Dirgo.

"Aku tau, tapi ... Saat melihat mata itu, seakan aku pernah melihatnya. Dan kita pernah bertemu sebelum pertemuan kita di taman saat itu,"

Dirgo menatap Cassil dalam. Tangannya terulur ke atas rambut Cassil.

Cassil menutup mata saat tangan Dirgo berada di atas rambutnya. Lalu tak ada pergerakan lagi dari Dirgo membuat Cassil membuka matanya.

"Ada daun," ujar Dirgo yang membuat pipi Cassil untuk pertama kalinya berwarna merah. Apa yang tadi ia harapkan.

"Kau sakit? Wajahmu memerah," ucap Dirgo.

Pikiran bahwa Dirgo akan melakukan lebih pun ia buang jauh-jauh. Cassil malu, ia buru-buru membuang wajah ke arah Wil.

Tanpa sadar Dirgo tersenyum tipis, dia mengacak-acak rambut Cassil lalu berdiri dari duduknya.

"Kita harus kembali," ujar Dirgo.

"Tunggu! Bolehkan aku memohon satu permintaan untuk kau kabulkan?"

"Apa?"

"Ajari aku peningkatan kekuatan,"

"Jangan bercanda,"

"Apa aku terlihat bercanda?"

"Kau salah memintaku untuk mengajarimu,"

"Kenapa?"

"Itu akan sulit." Dirgo berbalik ingin melangkah namun tangannya ditahan oleh Cassil, dia bisa saja menghempas tangan Cassil. Tapi jika tak memiliki keseimbangan, salah satu pasti akan ada yang jatuh.

"Biarkan aku membuktikannya,"

Dirgo menatap Cassil ragu, mana mungkin dia mengajari Cassil. Dia pasti akan tambah kesulitan untuk menjaga perasaannya. Karena sering bertemu dengan Cassil.

"Itu melelahkan," alasan Dirgo.

"Aku bisa,"

"Kau yakin?" Cassil mengagguk mantap.

"Baiklah, jarak satu Minggu sebelum misi dimulai kita bertemu di hutan Academy,"

"Baiklah," jawab Cassil senang. Dirgo menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Sebenarnya seberapa pengaruhnya Cassil dalam hidupnya sampai-sampai ia tak tega menolaknya?

Di lain sisi sosok berjubah hitam menatap Dirgo dan Cassil penuh amarah. "Kau melupakan tujuan kita," ucapnya lalu pergi.





























Misi numpang lewat awok

UPUPUPUPUPUP YUHU 🎉🎉🎉

Maafkan saya karena membuat kalian menunggu xixixi

Ok jangan lupa VOTE DAN KOMEN ok
Itu wujud kalian dukung cerita ini.

Mau lanjut kapan nih?

CUS GESER KE PART SELANJUTNYA

LIORENCO ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang