"Mr. Jhon kita akan ke mana?" tanya Lorez karena mereka melihat mobil ini masuk ke dalam hutan bukan kota.
"Pegangan yang kuat nona, kita akan memasuki portal." Kini mobil melaju dengan cepat seakan tak bisa dihentikan.Saat ini mereka sudah sampai di sebuah Academy, di depan gerbang tertuliskan DELOLIN ACADEMY.
Mereka bertiga disuguhkan sebuah sekolah yang menurutnya sangat luar biasa, banyak murid-murid yang berkeliaran di sini memakai seragam dan ada yang tidak.
"Mr kenapa banyak murid di waktu saat ini." Perbedaan waktu, jika di dunia panti berbeda, di sana masih pagi namun di sini sudah sore.
"Maaf, panggil saya Jhon saja. Memang di sini Academy dan asrama menjadi satu. Asrama ada di gedung barat tepatnya di belakang Academy."
Mereka bertiga hanya ber o ria.lamunan Cassil terganggu oleh suara Qarin yang menyadarkannya.
"Sil ... Cassila," suara Qarin yang cempreng membuyarkan lamunan Cassil.
"Ada apa." Yaps sekarang sudah 5 tahun mereka di Negri ini.
"Kau tak mendengarkan apa yang kami bicarakan?" tanya Lorez.
"Tidak," jawab Cassil dingin."Ah memang susah bicara dengan mu Sil, sejak kita pindah dari pan ...." Lorez menghentikan perkataannya.
"Eh.. ma-maksudku itu anu itu loh apa sih," gugup Lorez karena ia tau Cassil sedikit sensitif bila mendengar kata panti.
"Tak apa," jawab tak acuh Cassil.5 tahun ini mereka menjadi murid kebanggaan Academy, kekuatan sihir mereka di atas kekuatan sihir semua murid di sini, ya sihir! Mereka memiliki sihir. Namun sayangnya Cassil tak pernah menunjukkan kemampuannya di depan murid lain, bila ada yang mencari masalah Cassil lebih mengandalkan kedua sahabatnya untuk mengurus hal itu. Cassil menonjol di bidang olimpiade dan mengetahuannya, banyak murid yang membicarakannya tentang ia tak memiliki sihir, namun mereka salah tentunya.
"Kantin kuy, lapar nih aku," ajak Qarin memecah kecanggungan.
"Ayo!" jawab Lorez, sedangkan Cassil hanya mengikuti di belakang mereka.Di kantin.
Kantin menjadi hening saat mereka memasukinya, mereka sudah terkenal sampai ke angkatan atas mereka. Tak ada yang berani membuat masalah dengan mereka.
"Mau pesan apa?" tanya Lorez ke Cassil
"Samain aja," jawab Cassil
"Ok, Rin kamu yang pesan makanannya aku pesan minumannya."
"Ok." yang tadinya antrian panjang, namun untuk mereka semua memilih memberi jalan ke Qarin dan Lorez agar memesan terlebih dahulu.Sedangkan Cassil ia bertugas untuk mencari tempat duduk, ia memilih tempat duduk biasa, pojok belakang dekat jendela. Kenapa? Karena menurut Cassil dari situ ia bisa melihat seluruh kawasan kantin.
Cassil mendengar suara siswi yang melengking, membicarakan mereka bertiga.
"Siapa sih mereka?" tanya siswi tersebut. "Sok berkuasa banget," ujarnya sambil menatap sinis ke meja Cassil.
"Ssutt, jangan berani bicara tentang mereka," jawab siswi yang di sebelahnya.
"Kenapa? Mereka sama 'kan dengan kita?"
Siswi tersebut melangkah ke meja Cassil saat ini."Hai kamu, jangan sok berkuasa ya."
Cassil hanya diam, ia melanjutkan membaca bukunya, karena dia tidak mood saat ini.
"Kalau diajak bicara itu dijawab!" Sedikit membentak semua pandangan menatap ke arah sumber suara. Semua yang berada di kantin menatap siswi tersebut kasihan, khawatir, dan takut.
Cassil beralih menatap siswi tersebut lalu bergantian menelusuri tatapan semua murid yang ada di situ."Punya malu?" tanya Cassil, yaps sekali berbicara langsung menusuk sampai dalam, siswi tersebut mengikuti arah pandang Cassil.
"Maksud kamu apa?" tanya siswi tersebut.
"Ada apa ini Sil?" tanya Qarin yang berjalan mendekat ke arah meja Cassil dengan Lorez
"Biasa, ada serangga," jawab Cassil."Oh anak baru ya," seringai Lorez.
"Kalo iya kenapa?" Dengan nada menantang.
"Berani banget ya, enak nya diapain nih Sil?"
"Terserah," jawab acuh Cassil sambil meminum jusnya."Baik, ayo main dulu yuk," seringai Qarin. Siswi itu pun mundur beberapa langkah karena Qarin mendekatinya. "Apa yang kalian lakukan ?" tanya siswi tersebut.
"Bukannya kamu mau main-main dengan kami?" tanya Lorez.
"A-aku," gugup siswi tersebut.Qarin mengangkat jarinya dan melayangkan siswi tersebut.
"Tolong ... tolong turunkan aku!"
"Gimana, masih mau melawan?" tanya Lorez. Siswi itu tidak mau kalah, ia mengeluarkan element airnya yang masih lemah, namun bisa ditangkis Lorez."Ah.. tolong lepaskan aku, aku minta maaf," ujar siswi tersebut karena kulitnya seakan akan terbakar karena element api Lorez.
"Sudah hentikan," kata Cassil yang sukses menghentikan mereka.
"Yah, padahal masih setengah permainan," kata Qarin dengan senyum sinis.
Siswi tersebut pingsan dengan keringat dingin."Apa kah di sini ada petugas UKS?" tanya Cassil, seorang siswi dan dua siswa pun berdiri dan membantu siswi yang pingsan tersebut menuju ruang UKS.
"Kalian sudah melebihi batas," kesal Cassil
"Maafkan kami Sil,"
"Lain kali jangan ulangi, aku akan ke UKS terlebih dahulu. Kalian lanjutkan makan saja aku sudah kenyang."
"Siap." Sambil tersenyum dan mengangkat tangan seperti tanda hormat. Cassil pun tersenyum samar melihat tingkah kedua temannya.Di UKS
Cassil memasuki ruang UKS, terlihatlah siswi yang berani menantangnya tadi yang berbaring di atas branker seorang diri. Melihat tak ada orang di dalam Cassil memulai teknik penyembuhannya pada kulit siswi tersebut yang memerah. Perlahan ia menyentuh lengan siswi tersebut dan membaca sebuah mantra. Ketika sudah memastikan kulitnya membaik ia segera meninggalkan ruang UKS.
Bel istirahat selesai berbunyi
Saat di perjalanan menuju kelas Cassil berpapasan dengan guru element nya ."Selamat siang Mr. Mark "
"Siang Cassila, dari mana kamu?"
"Saya dari ruang UKS, saya permisi terlebih dahulu Mr. karena bel sudah berbunyi." Saat Cassil akan beranjak, langkahnya terhenti."Cassila, sampai kapan kamu ingin menyembunyikan kekuatanmu?" tanya Mr. Mark.
"Apa kamu tidak merasa kekuatanmu akan sia-sia?"
Cassil hanya diam."Nak, suatu saat pasti akan ada waktunya kamu menggunakan kekuatanmu dengan sekala besar. Jadi latihanlah dengan keras, jangan hanya pada saat pertemuan pribadi kita," ujar Mr. Mark dan berlalu begitu saja meninggalkan Cassil yang masih mematung mencerna perkataan Mr. Mark tadi.
Yaps, Cassil meminta agar Mr. Mark melatihnya secara pribadi agar murid lain tak tau kekuatannya.
•
•
•
•
•
•
•TBCGESER UNTUK PART SELANJUTNYA
KAMU SEDANG MEMBACA
LIORENCO ACADEMY
Fantasy[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [On Going + Tahap Revisi] Seorang gadis dingin, cuek namun pintar dan baik hati melangkahkan kakinya ke sebuah sekolah academy khusus untuk seorang yang memiliki kelebihan tersendiri. Cassila Berta Zelloxel memiliki kecer...