BUDAYAKAN VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!
___________________________________________
Karena kegaduhan yang terjadi, pertemuan di tunda hingga esok hari. Kelompok Miracle berjalan dengan santai menelusuri lorong Istana, hingga mau tak mau mereka harus berhenti karena murid Heasrtel Academy menghadang jalannya.
"Sudah lama tidak berjumpa ya," ucap sang pemimpin yaitu Josua menatap Dirgo dengan pandangan yang seakan memulai peperangan.
"Pertandingan kita masih seimbang, bukankah begitu Frex?" saut Fernon dengan nada percaya diri.
"Ku kira kalian tidak akan menampilkan muka kalian di depan publik setelah kekalahan terdahulu," sindir Frex yang berhasil membuat Josua menghilangkan senyuman remehnya.
"Apa maksudmu hah?" tanya Zico tak terima, memang dari semuanya Zico adalah anggota yang sensitif.
"Sudahlah, jika kalian tak ada urusan penting dengan kami maka pergi," ucap Cassil menengahi. Bukannya kenapa, dia takut bahwa perbincangan mereka akan memicu pertarungan.
Salah seorang gadis tak lain adalah Tania pergi terlebih dahulu, karena memang dia tidak terlalu tertarik dengan percakapan tersebut.
"Lihat, teman kalian saja paham arti ucapan Cassil," sarkas Elis.
Dengan kekesalan yang tertahan merekapun memilih mengikuti Tania untuk pergi dari sana.
Dengan sengaja bahu Cassil di tabrak oleh Vania, Tania dan Vania adalah saudara, mereka kembar. Namun anehnya sifat dan tindakan keduanya sangat berbanding terbalik. Cassil hampir saja terhuyung kebelakang jika tak ada Zay yang menahannya.
"Kau tak apa?" tanya Zay kepada Cassil.
"Aku tak apa, terima kasih,"
"Dasar ular," geram Qarin.
"Sudahlah Rin, aku tak apa-apa,"
"Mereka harus di beri pelajaran,"
Dengan diam-diam Qarin dan Lorez saling pandang dengan pemikiran yang sama.Lorez mengarahkan telunjuknya ke arah punggung Vania, dan yah, dia merasa kepanasan hingga berlari mendahului lainnya sambil memegang punggungnya yang terasa panas. Qarin dan Lorez saling pandang dan tersenyum. Cassil mengetahui itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya tersebut.
Dirgo melanjutkan langkahnya yang tertunda diikuti oleh yang lainnya.
Mereka diberi ruangan khusus untuk membahas misi misi yang akan mereka lakukan. Dan tempat itu sangat rahasia, hingga tak ada yang bisa melihat pintu masuk ruangan tersebut.
"Kita mulai dari mana?" tanya Zay.
"Pertahanan bagian Barat kelihatannya sangat lemah, apa kita mulai dari sana?" tanya Cassil.
"Benar, pasti mereka akan memanfaatkan kelengahan itu sebagai akses jalur masuknya mata-mata," timpal Beth.
"Bukannya walaupun lemah, masih ada penjaga yang berada di sana, bagaimana mungkin tak ada yang mengetahuinya,"
"Sihir hitam bisa mengelabui musuh," ucap Dirgo. Dirgo menopang dagunya dengan beberapa spekulasi, sedikit teledor kekaisaran akan hancur. Musuh satu persatu memasuki Istana dari bagian Barat yang lemah, namun tujuan mereka untuk menggagalkan pertemuan ini, seharunya mereka akan membuat kegaduhan bukan memata-matai , jadi ... dan yah, Dirgo mengerti sekarang.
"Tujuan musuh untuk menggagalkan pertemuan ini, bukan memata-matai. Mereka akan membuat keributan, jadi perkuat keamanan di bagian Barat dan yang lain berada di bagian dengan pertahanan kuat,"
"Apa maksudmu? Jika pertahanan sudah kuat kenapa kita di tempatkan di sana,"
"Dasar bodoh, musuh akan membuat keributan, tentu saja mereka akan memilih tempat yang memiliki banyak penjagaan agar perhatian para anggota pertemuan dapat teralihkan," jelas Frex
"Kau!! aku tidak bodoh," sela Beth. Cassil memegang keningnya pusing melihat keduanya selalu berselisih.
"Sudah!" lerai Cassil.
"Jadi untuk pembagian masing-masing?" tanya Zay.
"Aku akan berada di Timur," ucap Lorez.
"Tidak, kau dan Beth mengawasi bagian Barat. Qarin dan Elis memantau di depan monitor sedangkan yang lain menyebar ke arah timur dan Gerbang utama," ucap Dirgo.
"Kau sendiri?" tanya Zay
"Aku dan Frex akan ke bagian hutan,"
"Kapan kita akan memulai rencana ini?" tanya Hery.
"Dari kabar yang beredar, malam ini mereka akan menyerang jadi sebelum itu kita harus bertindak. Sebelum pertemuan selesai kita harus waspada. Bila aku memberi tanda maka kalian mulai berpencar." Semua mengagguk mendengar penuturan Cassil.
"Kalian bisa kembali dan istirahat," ucap Dirgo meninggalkan ruangan rahasia tersebut.
*********
Cassil duduk di sebuah taman bunga, memejamkan mata menikmati senja. Dia merasa seseorang tengah duduk di sampingnya. Cassil melirik tanpa menoleh, dan ternyata itu adalah Duke Hilton. Dengan terkejut dia memberi salam.
"Salam kepada Duke Hilton Zelloxel," ucap Cassil formal.
"Apa kabar?" tanya Duke Hil dengan raut wajah sedih, Cassil dapat melihat itu.
"Sa--saya baik Duke, bagaimana dengan anda?"
"Apakah kau tak mau menatap diriku?" ucap Duke Hil, karena Cassil menundukkan kepalanya. Dengan perlahan Cassil mencoba tuk melihat wajah yang selama ini ia rindukan.
"Maaf." Satu kata itu terlontar begitu saja dari mulut Duke Hil. Cassil bingung harus bersikap seperti apa.
"Maafkan ayahmu ini," Cassil lagi dan lagi dibuat terkejut. Seorang Duke Hil untuk pertama kalinya menitihkan air mata, dan itu karenanya. Cassil mencoba untuk menatap manik mata Duke Hil yang baru saja menyebut dirinya sendiri ayahnya.
Duke Hil berdiri dan memeluk Cassil dengan erat, seakan menyalurkan kerinduan yang selama ini telah hilang.
"Kau tumbuh menjadi gadis yang dewasa Sila," ucap Duke Hil.Cassil membeku di depakan Duke Hil, rasa apa ini? Kenapa sangat nyaman, dan seakan dia tak mau kehilangan rasa itu. Dengan perlahan Cassil mengangkat tangannya untuk membalas pelukan Duke Hil yang mengaku sebagai ayahnya itu.
"Maaf Duke, tapi sa--" ucapan Cassil terpotong karena ucapan Duke Hil.
"Ayah Sila, ayah," ucap Duke Hil.
Dengan ragu Cassil berucap, "Ay--ayah,"
Duke Hil tersenyum bahagia, lalu menyudahi pelukannya. Dia menuntun Cassil untuk duduk kembali."Pasti banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan bukan?" Cassil mengagguk.
"Kenapa anda meninggalkan saya di sana?" Pertanyaan pertama keluar dari mulut Cassil.
"Ikutlah ke kerajaan Zelloxel lusa, kau akan mendapatkan jawabannya, Ibu mu pasti senang,"
"Ib--ibu?" Cassil tak percaya, ternyata dia masih memiliki orang tua yang lengkap.
"Iya, Ibu mu bernama Rania, wajahnya sangat mirip denganmu."
Cassil diam menunduk, air mata tak bisa di cegah untuk tak keluar dari sudut matanya.
Sekarang, apakah waktunya dia bahagia?
Up up up up up
Hayo siapa yang minta next next di komentar??😁😁Mau lanjut kapan nih LA readers 😘😘
Jangan lupa vote dan komen ya 💕
Cus geser ke part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
LIORENCO ACADEMY
Fantasía[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [On Going + Tahap Revisi] Seorang gadis dingin, cuek namun pintar dan baik hati melangkahkan kakinya ke sebuah sekolah academy khusus untuk seorang yang memiliki kelebihan tersendiri. Cassila Berta Zelloxel memiliki kecer...