Bagian Empat puluh satu

1.4K 132 8
                                    

Budayakan Vote dan Follow sebelum membaca!

_________________________________________
Happy reading ❤️

Satu kenyataan lagi membuat Cassil terkejut, bagaimana tidak bahwa orang tuanya telah membuat kesepakatan tanpa memberi tahu dirinya. Kesepakatan pertunangan dirinya dengan putra dari sang Lord negeri Georgia ini. Bahkan dia tidak tau wajah Pangeran mahkota, bagaimana bisa ini terjadi.

Saat gelisah tentang hal itu, di benak Cassil hanya tersemat satu nama 'Dirgo'.
Apa benar dugaannya tentang Dirgo itu benar. Bahwa dia Putra mahkota sebenarnya.

Entah mengapa dia gelisah, seperti sebentar lagi akan ada hal besar yang terjadi. Dan hal besar itu akan berpengaruh buruk kepadanya.

Ketukan pintu kamar terdengar dan menampakkan pria paruh baya tak lain adalah Duke Hil.

"Ayah ingin berbicara sebentar dengan mu," ucap Duke.

"Tentang apa?"

"Satu hari sebelum keberangkatan mu ke Academy, kau akan bertunangan dengan Putra mahkota. Maaf kan Ayah karena tidak bisa membatalkan pertunangan ini."

Cassil tidak tau harus menanggapi seperti apa, dirinya bergulat dengan dilema.

"Jika aku sendiri yang membatalkannya, apakah itu bisa?"

"Percuma Cassil, kekuasaan Lord sangat besar, tolong terimalah pertunangan ini," saut Raina ibu Cassil yang muncul dari balik pintu.

"Baiklah, aku akan mencoba untuk menerima ini," putus Cassil.

"Terima kasih sayang, sekarang beristirahat lah," ucap Raina mengusap pucuk kepala Cassil. Cassil tersenyum tipis mendapat perlakuan Raina yang dirinya rindukan selama ini. Duke dan Ratu pun meninggalkan kamar Cassil.

Di sisi lain

"Kau akan bertunangan dengan Putri Duke Hill," tegas Lord.

"Cassila?" tanya laki-laki tersebut.

"Kau sudah mengenalnya bukan, jadi mau tidak mau kau harus menerimanya Dirgo."

"Tempat ini seharusnya milik Gro Ayah, bukan milik ku." Ucapan dingin Dirgo membuat suasana meja makan menjadi hening. Sebenarnya dia memiliki perasaan kepada Cassil, akan tetapi keadaan membuat dirinya harus mengalah kali ini. Gro adalah saudara kembar dari Dirgo.

"Dirgo!" Elena memperingati Dirgo.

"Siapa Gro?" tanya Violet.

"Memang benar, hanya karena kami memiliki wajah yang sama, bukan berarti kalian hanya mementingkan Dirgo." Ucapan seseorang membuat semua yang berada di meja makan mengalihkan pandangannya.

Di sana lah terdapat sosok berjubah hitam dengan kain yang menutupi sebagian wajahnya agar tidak ada yang mengenalinya. Dengan perlahan sosok itu membuka kain yang menutupi wajahnya. Dan mereka terkejut atas kehadiran sosok yang tak lain adalah Gro. Jadi selama ini kebenaran satu lagi terungkap, bahwa sosok berjubah hitam itu adalah Gro. Bukan! Mereka berdua terkadang berganti posisi. Terkadang Dirgo menjadi Gro dan sebaliknya Gro menjadi Dirgo. Jadi, masuk akal bila tak ada yang bisa mengenali mereka dengan mudah.

Tradisi di negeri Georgia adalah, bila sang Queen memiliki anak yang berwajah sama, maka salah satunya harus dilenyapkan agar tidak mengundang perselisihan. Itu lah kebenaran yang Lord dan Queen sembunyikan dari semua orang. Oleh karena itu, mereka berdua merahasiakan kelahiran Gro. Mereka terpaksa menitipkan Gro kepada mantan maid yang setia mengabdi pada keluarga Lord. Tapi sekarang tradisi itu sudah lenyap, seakan takdir tidak memihak kepada Gro. Kenapa tradisi itu tidak hilang sedari dulu.

"Gro!" kata Lord dan Queen bersamaan.

"Salam untuk Matahari Georgia," ucap Gro membungkukkan badan dengan senyum sinis.

"Apa kabar keluargaku, bagaimana keadaan kalian."

Tak bisa dipungkiri sang Queen meneteskan air mata. Sudah berapa tahun keduanya tidak berjumpa.

"Gro," ucap lirih Queen Elena.

"Apakah kalian senang?" tanya Gro, sedangkan Dirgo hanya diam memberi waktu Gro untuk berbicara.

"Maaf hiks, maafkan kami," ucap Elena.

"Dia siapa kak? Kenapa wajah kalian sama?" Dirgo tak menanggapi Violet yang bertanya kepadanya.

"Maaf? Di mana kalian selama ini? Oh bukan keluargaku maaf aku lupa, karena keluargaku hanya Nela dan Irex." Nela adalah maid yang dimaksud. Maid yang merawat Gro dari kecil.

"Sekarang tradisi itu sudah tidak ada, kembalilah dengan kami," pinta Lord.

"Kembali? Bukankah itu terlambat? Sekarang tujuanku hanya satu ... Menghancurkan negri ini."

"Jadi rumor bahwa seseorang akan berniat menghancurkan negri ini adalah kau?" tanya Lord.

"Bagaimanapun aku sudah tidak memiliki niat untuk berdamai dengan keluargamu. Karena kau Nela telah pergi untuk selamanya."

"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin." Queen Elena tidak percaya akan hal itu.

"Kau menyuruh prajurit bayaran untuk membunuhku, dan takdir berkata lain. Nela mempertahankan nyawanya demi melindungi ku."

"Apa itu semua benar?" tanya Queen Elena marah kepada Lord.

"Benar! Karena aku terpaksa," ucap Lord. Queen kecewa dengan sang Lord. Pasalnya mereka berdua telah sepakat untuk melindungi Gro, akan tetapi sang Lord menghianati kesepakatan itu.

"Untuk mu Dirgo, ingat janjimu!" Setelah mengatakan itu Gro menghilang menyiksa kan asap hitam.

"Janji? Janji apa yang kau buat dengannya?" tanya Lord.

"Saatnya nanti Ayah akan tau," ucap Dirgo meninggalkan mereka semua. Di susul Queen Elena yang kecewa dengan sikap sang Lord. Dan Violet yang memang tidak tau menahu tentang semua ini.














Jadi apa kesimpulan dari part ini man teman? Coba komen di bawah ya:-)

Aku kembali, dan besok aku Up lagi. Maaf membuat kalian menunggu terlalu lama. Karena itulah aku.

Maaf part kali ini pendek, karena part besok panjang kek jarak ku dengan dia asek.

Next?

LIORENCO ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang