Bagian Empat Puluh Enam

1.2K 122 15
                                    


Pagi yang cerah ini, Cassil menuruni satu demi satu anak tangga, dirinya lekas duduk di meja makan bersama keluarganya setelah menyapa mereka sekilas.

"Bagaimana persiapan mu untuk nanti malam?" tanya Duke Hill setelah menyelesaikan kegiatan makannya.

"Semua sudah siap," jawab Cassil.

"Di sana kamu dan teman-temanmu akan tinggal bersama bibimu, jadi jaga sikap dan perilaku. Dia memiliki satu anak perempuan kau pasti mengenalnya."

Cassil mengangguk saja, toh sebenarnya dia tidak memiliki niat untuk kembali ke bumi. Ini semua murni atas perintah Mrs. Anna.

"Ayah, bukan kah mereka yang menikah dengan manusia itu merupakan sebuah pelanggaran?" tanya Natza yang sedari tadi hanya menyimak percakapan.

"Benar, karena itu mereka dilarang memasuki negeri ini dan memilih menetap di bumi. Itu sudah peraturan yang benar. Siapa saja yang melanggar peraturan kekaisaran pasti akan mendapatkan hal yang sama."

"Jadi, bisa disimpulkan bahwa bibi juga salah satu dari mereka yang melanggar itu." Mendapatkan anggukkan dari Duke Hill dan Duchess Raina.

"Ayah harap kamu bisa melakukannya Cassil, kami tau bahwa tidak ada tugas yang mudah jika Mrs. Anna menyuruh mu untuk melakukannya."

"Benar! Pasti kau mendapatkan tugas rangkap 'kan?" Lagi dan lagi Cassil hanya mengangguk, memang benar dia mendapatkan tugas rangkap kali ini.

"Ibu dengar, di sana banyak kejahatan yang lebih berbahaya dari pada bandit ataupun orang yang suka menjilat harta Cassil, Ibu harap kamu berhati-hati," harap Duchess Raina.

"Baik, Ayah aku butuh beberapa berkas dari mu," ucap Cassil mengalihkan pandangannya ke arah Duke Hill.

Keduanya berdiri meninggalkan ruang makan tersebut.

"Mari ikut Ayah," ajak Duke Hill.

"Kalau begitu, aku akan pergi ke kekaisaran pusat," pamit Natza berlalu dari sana. Sedangkan Duchess Raina pergi untuk melihat keadaan taman bunganya. Memang Duchess Raina sangat menyukai berbagai macam tanaman.

Di ruangan Duke Hill

"Jadi, berkas apa yang ingin kau minta?"

"Berkas 15 tahun yang lalu, saat pertama kali LA class dibentuk di bumi."

"Apa yang ingin kau selidiki?"

"Mrs. Anna dan Mr. Deva menyuruhku untuk menyelidiki tindakan pimpinan LA class. Rumor mengatakan bahwa tindakannya sangat mencurigakan, jadi aku akan mengatur ulang keganjalan yang terjadi saat ini."

"Baik lah, akan tetapi data itu akan kau terima saat kau sudah di sana. Tidak mudah mencari data yang sudah lama, apa lagi saat itu teknologi tak secanggih sekarang," jelas Duke Hill.

"Aku paham, Ayah tinggal melapisi data itu dengan sihir. Lalu kirimkan ke aku nanti." Duke Hill mengangguk. Setelahnya Cassil berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Di Academy

Qarin dan Lorez masih memiliki kelas untuk mengajari junior mereka tentang bagaimana cara untuk mengendalikan kekuatan mereka, sehingga mana yang mereka miliki tidak cepat habis dan terserap.

"Tutup mata kalian, buat pikiran kalian fokus pada satu titik di mana element kalian berada," ucap Qarin berjalan mengelilingi mereka semua. Sedangkan Lorez memantau dari depan.

"Lihat dengan cermat, lalu tekan kekuatan kalian. Keluarkan ke arah mana saja kekuatan itu ingin keluar. Jangan sampai kehilangan fokus, karena itu nomer satu," ucap Lorez. Setiap murid sudah memiliki tempat sendiri dengan lapisan pelindung. Sehingga, bila mana kekuatan mereka keluar dengan tidak teratur, itu tidak jadi masalah. Karena kekuatan itu tidak akan keluar dari batas pelindung tersebut.

"Sekarang! Bayangkan di depan kalian berdiri musuh yang akan menyerang kalian. Buka mata kalian dan arahkan element kalian ke arah musuh yang sudah ada di depan kalian saat ini. Anggap musuh bisa kapan saja melukai kalian. Sekarang! Serang!"

"Hiyaaaaaaaaaa!" teriak semua murid yang ada.

Kejadian tak terduga terjadi. Salah satu murid yang memiliki element air berhasil memecahkan batas pelindung. Sehingga element yang dia miliki keluar dari batas yang ada. Seseorang hampir saja terkena element itu.

"Cassil!" terkejut Lorez dan Qarin.

Ternyata kekuatan element air murid itu telah berhasil melukai salah satu pipi Cassil. Cassil terlihat membersihkan darah yang keluar dari pipinya dengan santainya. Padahal, murid yang memiliki element itu sudah berkeringat dingin.

"Maaf kan aku senior, aku tidak sengaja," ucap murid tersebut saat merasa Cassil melangkah mendekatinya.

Sama hal nya dengan murid itu, semua murid menahan napas mereka. Dari rumor yang mereka dengar, Cassila merupakan senior yang tidak suka diganggu. Namun, apa yang mereka lihat saat ini adalah sebuah keajaiban. Bukannya marah, seniornya itu justru tersenyum tipis ke arah temannya.

Cassil tersenyum tipis ke arah gadis itu lalu menepuk pundak gadis itu yang sekarang sedang menunduk takut kepadanya. Bahkan Lorez dan Qarin menahan tawanya melihat ekspresi wajah semua juniornya ini.

"Fffftttfffttt .... hahahaha, lihat lah ekspresi kalian. Wajah kalian seperti melihat singa yang akan menerkam kalian saja hahahaha. Tolong ini sangat lucu," ujar Lorez tak bisa menahan tawanya. Begitu juga dengan Qarin.

"Hebat! Kembangkan," ucap Cassil. Menurutnya tak ada salahnya bila dirinya memuji juniornya, yang mana juniornya memang sangat berbakat seperti gadis di depannya saat ini.

"Kekuatan mu cukup besar, berlatihlah untuk mengontrol itu semua. Jangan sampai kekuatan mu tak terkendali dan bisa melukai orang lain," ucap Cassil, murid itu pun mengangguk mengerti.

Setelahnya Lorez dan Qarin menutup kelas hari ini.

"Hari ini cukup sekian, perlu kalian ketahui bahwa hari ini adalah hari terakhir kelas kalian bersama kami. Setelah ini kami akan digantikan oleh senior lain. Sebab kami memiliki tugas ke suatu tempat."

Terdengar semua murid mendesah kecewa dengan perkataan Qarin.

"Kami harap kalian tetap semangat, bagi yang sudah bisa menguasai kekuatannya. Saat kami kembali, kalian akan mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan kami. Setuju?"

"Setuju senior," girang mereka semua. Bagaimana tidak, semua orang menginginkan itu. Menginginkan kesempatan untuk berduel dengan senior-senior mereka. Itu adalah kesempatan yang sangat berarti bagi mereka, sebab mereka bisa mengukur sebesar apa kehebatan para senior-seniornya. Itu juga akan menjadi motivasi mereka untuk lebih bekerja keras agar menjadi lebih hebat lagi ke depannya.

Setelahnya Cassil, Lorez dan Qarin pergi dari sana.






Up up up nih guys

Next?

LIORENCO ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang