03. Akang jagonya, Jennie!

4K 508 140
                                    

"INI KITA MAU SENAM DI LAPANGAN OUTDOOR YANG MATAHARI BISA BAKAR KULIT GUE GITU? EW!"

Wendy yang sedang menepuk-nepuk bajunya, bersiap untuk melangkah keluar kelas, hingga menoleh pada sahabatnya yang sekarang sibuk merogoh kembali tasnya.

"Lebay anjeng," umpat Wendy.

"PANAS-PANASAN, DESEK-DESEKAN, NANTI PADA BAU KERINGET, TERUS NEMPEL GUE NANTINYA, OMG APA KATA-------"

Belum sempat menyelesaikan kalimat, Yeri melempar gundukan kertas yang akan dibuangnya. "YERI, KENA KEPALA PUTERI INI!" Protesnya.

"LEBAY GEMBEL!" Pekik Yeri kesal. Betapa alay dan gobloknya satu sahabatnya itu tak pernah hilang.

Dia membalurkan kembali krim penolak matahari, padahal dari rumah saja sudah. Tambah lagi menyemprotkan parfum ke sisi kanan dan kirinya secara brutal.

"Lo mau senam apa mau ngelonte ..." Wendy mengusap wajahnya. Betapa ribet sahabatnya itu.

"Nanti ketemu si jagoan harus tetap cantik dan wangi," celetuknya sembari memasukan kembali alat perangnya ke dalam tas.

Yeri dan Wendy saling berpandangan lalu bergeleng-geleng kepala. Betapa heboh dan ribetnya seorang Jennie Keisha. Difikir-fikir, Jennie tak segoblok ini saat smp, mengapa sekarang menjadi goblok segoblok-gobloknya, padahal sistem Kbm aja belum, masih masa MOS.

"Let's go, guys!" Katanya lebay sembari mengepalkan lengan ke udara.

"Ih dah, ke psikolog sana, serem gue jen!" Ucap Yeri bergidik. Namun Jennie di depan jalan nya malah mengibaskan rambut.

Berbeda dengan keadaan wanita di dalam gugus lima, yang sedang mati-matian menahan agar tak melempar kursi. Bagaimana tidak, keempatnya sedari awal MOS terus digodai, dan idiotnya manusia bernama Joy malah meladeni nya.

"Itu tuh yang kaya beruang galak banget, gaboleh------"

Seulgi balik badan, siap buat ngangkat kursinya. Cringe, banget! Merinding dia digodain cowok-cowok kaya gini. Pas mau angkat kursinya, itu cowok teriak lagi,

"BECANDA SEULGI, GAK JADI SUKA GUE DEH!"

"Bagus!" Ucap Seulgi lantas kembali berbalik badan.

"JOY AJA DEH JOY, NOMER CANGCUTNYA BERAPA?"

"KENAPA, MAU NGADO CANGCUT?!" Timpal Joy sembari berkacak pinggang. Rosé bagian ketawanya di samping.

"EH ITU YANG KETAWA SAMPING JOY, BOLEH DONG BOLEH KIW,"

Seketika Rosé menghentikan tawanya dan menatap salah satu pria tersebut dengan datar.

"Boleh ape?!" Sahut rosé ketus.

"NOMER WASAP JOY NOMER WASAP!"

"GAPAKE WASAP MAAP UJANG KASEP!" Balas Joy lalu menarik lengan Seulgi keluar kelas terburu-buru, disoraki lah oleh para pria yang sedang berkumpul di belakang.

"Udah belum bacotnya?" Sahut Lisa sembari memainkan tangkai permen di mulutnya.

"BELUM CANTIK!" Jawabnya serempak membuat Lisa memutar matanya jengah.

"ROSÉ AYO DONG BAGI-----"

"Hei kalian, kok masih di sini?"

Membuat seluruhnya kompak menghadap ke ambang pintu. Datang Irene dan Suho berkacak pinggang di sana. Akhirnya Rosé dan Lisa bisa menghela nafas, sesek liat cowok-cowok pada kaya jamet.

"Kak irene," sahut Lisa sembari menarik lengan Rosé berjalan.

"Kenapa cantik?" Balas Irene ramah. Betapa gonjang-ganjingnya hati Lisa disapa begitu mana disenyumin.

Your Self [Jk.Lm]                                                 -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang