04. Chat

2.8K 493 190
                                    

Denting garpu dan sendok menjadi suara khas untuk dua manusia yang tengah terduduk di depan meja makan. Aroma khas masakan serta kepulan asapnya membuat laparnya berkali-kali lipat.

Sore ini, di kediaman rumah megah milik si gadis bermata kucing begitu tentram. Sedikit kebingungan saat ibunya telah tiba, biasanya malam pukul 20:00. Namun tak apa, justru ia bersyukur, ada teman di rumah, dan ada pula teman makan seperti ini.

Selepas pulang sekolah, begitu anggun bukan melihat dua wanita sedang sibuk memindahkan masakan ke atas meja. Itu ibu serta pembantunya. Seolah penatnya hilang dan berganti dengan rasa lapar serta bahagianya.

"Gimana mos nya, seru?"

Ia mendongak dengan mulut yang sedang berkedut senyum. Ditanyai seperti itu, pas sekali dengan dirinya yang sedang mengenang kejadian berbunga di sekolah tadi.

Jennie menelan makanan nya terlebih dahulu, lalu mengangguk semangat. "Banget ma, seru!"

Ibunya terkekeh gemas. "Dapet gebetan?"

Hampir saja Jennie tersedak, matanya membulat sempurna. Dapet, dapet, akang jago dong, mah! Seketika senyumnya mengembang perlahan mengingat wajah yang muncul di benaknya.

"Hayoh, ada ya?" Goda ibunya.

"Eummm, ada sih, cuman ..."

"Cuman?"

Jennie menghela nafasnya lalu mendorong piringnya ke depan. Berhubung makanan nya pun sudah habis, ia meneguk air terlebih dahulu, sembari berfikir bagaimana caranya menyampaikan.

"Cuman, mungkin menurut umum ini salah ma, mungkin juga mama pasti marah,"

Ibu jennie ikut menggeser piringnya, lalu memandangi anaknya itu dengan intens. Kali ini, Jennie yang merasa diintimidasi oleh mata kucing ibunya.

"Jangan ngomong gitu, asalkan jennie bahagia, jennie selalu bener. Jangan denger orang lain, ada mama di sini, ya?"

Jennie perlahan mengembangkan kembali senyumnya, ia mengangguk lemah. Sepertinya, ia mendapat lagi dukungan, meski tersirat, namun makna nya begitu dalam.

"Mama, kalo jennie suka sama cewek?"

Tentu saja ibunya tersentak, terlihat pupil matanya melebar dan itu membuat sengatan hebat untuk Jennie, takut, benar-benar takut.

Untuk beberapa detik mereka hanya berpandangan. Ibu jennie yang menatapnya datar, hingga Jennie beberapa kali menelan salivanya. Hingga detik selanjutnya terdengar helaan nafas, berikut muncul senyum hangat,

"Jennie bahagia? Lanjutin sayang,"

Membuat Jennie sukses melebarkan mulutnya. Apakah ini mimpi? Oh ayolah, meminta izin tentang pertentangan seperti ini, akan sulit sebenarnya. Namun lihatlah, diluar dugaan? Sungguh, jennie benar-benar bersyukur pada tuhan. Meski, Jennie belum yakin sepenuhnya bahwa ini cinta, tetapi sudah mendapat lampu hijau dari pihak keluarga serta kerabatnya.

"Ma ..."

"Coba, nanti mama lihat anaknya ya?"

"Ihh cakep, akang jago banget, ma!"

Gugus 5 (27)

Kak Irene : pake seragam, bawa makan, sarapan dari rumah, jangan lupa semangat juga ya!

Asep.saepuloh : muhun teteh

Rakha pakboy : Okey kakak cantik

Your Self [Jk.Lm]                                                 -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang