Angin pagi berkeliaran dengan tenang di luar. Nampaknya awan sedang meredup, cahaya birunya tak terlalu pekat, mayoritas manusia saat mendongak berfikiran akan hujan, namum nampaknya tidak. Alam sedang tenang, tidak terlalu bersemangat tidak juga bersedih.
Si gadis berponi yang baru saja turun dari anak tangga terakhir, lengan nya langsung diseret menuju meja makan di dapur oleh ibunya.
"Eh apaan ini?"
"Spill the tea!" Seru Ayahnya dari tempat duduk.
Lisa mendaratkan bokongnya dengan wajah yang bertanya-tanya. Apa-apaan pagi ini? Tiba-tiba dimintai menceritakan sesuatu, padahal Lisa saja tak tahu ada apa.
"Ada apa sama jennie, hayoh?"
Lisa yang akan menyeruput susu coklatnya sampai tak jadi. Matanya membulat sempurna tiba-tiba ditanyai Jennie, darimana tahu? Maksudnya tahu mereka dekat? Ya, Lisa pernah menceritakan nya, namun itu sekedar mengenalkan sebagai teman baru.
"Mama baca chatnya tadi malem, apaan nyebut istri pacar, kumaha sih?"
Bangke!
Sial, lain kali ponsel Lisa harus dikunci saja. Bisa-bisanya ibu-ibu seenaknya membaca chat.
"Apaan cuman becanda!" Bela Lisa.
"Beda ah-----"
"Gaada beda-beda, sama!" Potong Lisa sembari menyimpan kembali gelasnya. Sampai tak jadi minum.
"Kamu kalo becanda biasanya, anjing, setan, babi, monyet, anoa, semua hewan taman safari disebutin," potong Ayahnya membuat mata Lisa terbelalak.
"Bohong, itukan si gebetan teh?"
"Apaan engga, udah-udah adek mau makan!"
"Ah boong ah, gapapa atuh lagian," goda Ibunya sembari mencolek dagunya, yang praktis ditepis oleh Lisa.
"Cantik ya ma anaknya, papa juga suka,"
"Setuju!"
Mata Lisa makin melebar dan hampir saja terjatuh. Apa katanya? Tahu darimana? Lisa menatap kedua orang tuanya itu bergilir.
"Tau darimana?" Tanya Lisa.
"Poto profil nya lah!"
Lisa praktis menunduk dan memijat pangkal hidungnya, ibu dan ayahnya justru tertawa dan menggodai. Setelah ini, Lisa pastikan akan menjadi bulan-bulanan ledekan setiap harinya.
From this,
To this,
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Self [Jk.Lm] -COMPLETED
Novela Juvenil"Jennie, aku tak pernah menuntutmu untuk menjadi sang puteri agar pantas di sampingku. Seperti yang kau ucap, kau tertekan saat berusaha terlihat tinggi untukku. Jika begitu adanya, jauhi aku agar kau terbang dengan bebas. Terlepas rasaku dan rasamu...