***
"Pulangnya ikut ke rumah aku ya,"
Sontak bukan Jennie saja, bahkan seluruh sahabatnya menengok dengan wajah mupengnya pada Lisa. Dan Lisa, ia meliriknya dengan kerutan kening, seolah bertanya, apakah ada yang salah?
"NGAPAIN LO?!" Kata si Jos ngegas.
Plak. Dapat tamparan lumayan dari Yeri di sampingnya. "SILATURAHMI SAMA MERTUA!" Tambah Yeri, dan Joy mengaduh.
"Gamau ah, nanti mama kamu suka sama aku, kan ribet nanti aku harus jadian sama kamu,"
"Wow!" Rosé bertepuk tangan mendengar itu.
Sisanya tertawa geli mendengar Jennie menyeletuk dengan percaya diri. Sesudahnya gadis itu menyengir tanpa dosa, membuat Jisoo berdecak malas.
"Centil!" Kata Jisoo dan langsung dihadiahi tatapan mematikan dari Jennie, "APE?!"
"APE, HAH?!"
Lisa bergeleng-geleng kepala. Kini menepuk pundak Jennie di sampingnya membuat emosi Jennie meluruh dan menoleh padanya.
Tidak ada alasan untuk Jennie menolak. Apalagi bertemu orang tua Lisa. Tentu saja harus, selain itu juga Jennie harus menebar pesonanya, agar calon mertuanya itu memberikan akses bebas.
Jennie mengangguk. "Siap laksanakan tuanku!"
"Tuanka imam benjol kali!" Sambut Seulgi.
"Heh jupri, sehat kamu?" Joy menempatkan telapak tangannya pada jidat Seulgi, lalu pindah menjadi memegangi pantatnya sendiri, "Wah, rumah sakit inimah!"
Dengan kasar Seulgi menepis lengannya, lalu berdecak sinis. "Sensi anjing!" Joy menyeletuk lagi.
"Bacot!" Timpal Seulgi.
"Lama-lama si ugi belok nih kalo terus digodain gitu jos," celetuk Lisa.
Joy tentu saja mengangguk ria, sedangkan Seulgi melotot, tak terima dengan sumpah itu. Demi apapun, bahkan Seulgi berfikir ini malapetaka, karena harus satu kelas dengan lonte heboh kayak Joy.
"WAH JELAS SIH, SIAPA SIH YANG BISA NOLAK PESONA GUE!"
"Gue!" Kata Rosé dan Yeri serempak. Mereka memutar bola matanya jengah, sedangkan Joy mengerucutkan mulutnya, sok imut.
"Si irene suka noh gi," celetuk Jisoo membuat Irene membulatkan matanya.
"Gapapa, gue terima," balas Seulgi cuek.
"IDIH, KOK GITU SIH JUPRI? GUE APANIH?!" Sewot Joy tak terima.
"Eh lonte jembatan layang, berisik banget sih lo!" Jennie nampaknya sudah jengah dengan Joy.
"Lonte ngatain lonte," selah Yeri.
"Gak gi, mana ada gue suka sama lo," kata Irene sembari geleng-geleng kepala. Gak terima digituin.
"Iya, gue yang suka," kata Seulgi santai banget, kayak gaada beban hidup.
"Drama banget anjeng, jadian sono!" Sungut Lisa.
"Kita kapan?" Jennie menyerobot, membuat Lisa menoleh padanya.
Langsung disorakin seisi meja. Apalagi oknum bernama Jos itu, yang ribut sekali pukul-pukul meja pake botol aqua. Seulgi yang risih langsung nyabok mulut si Joy.
Terlalu sering berkerumun dan bercengkrama keras, hingga tak heran menjadi pusat perhatian. Mungkin untuk beberapa murid sudah tak aneh, karena mereka memang seperti itu.
"Ga ga ga, becanda!" Jennie mengusap wajah Lisa, panik sendiri saat ditatap dengan tatapan Lisa yang datar.
Lisa menyunggingkan senyumnya. Lalu membisikan sesuatu pada Jennie, membuat gadis itu mengerang dan membeku seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Self [Jk.Lm] -COMPLETED
Teenfikce"Jennie, aku tak pernah menuntutmu untuk menjadi sang puteri agar pantas di sampingku. Seperti yang kau ucap, kau tertekan saat berusaha terlihat tinggi untukku. Jika begitu adanya, jauhi aku agar kau terbang dengan bebas. Terlepas rasaku dan rasamu...