13. Pbb

1.9K 404 66
                                    

***

Selepas isoma tadi dzuhur, kini para murid dikomandokan mengikuti dua kakak pembimbingnya. Dengan tempat random, mereka sedang belajar baris-berbaris ala-ala paskibra.

Cuaca sedang menyentrik panas di atas, meski tubuh berkeringat, tetapi bersyukur di sini pegunungan, yang angin dan daun bekerja dengan sangat baik.

Tidak ada teriak dan bentak, hanya tegas adanya. Apa yang dikatakan Jisoo dan Irene benar adanya, sehingga membuat Jennie dan Wendy bisa menghela nafas sejenak, tak tahu nanti malam.

"PANASSSSSSS!" Joy berteriak, namun setelah ditatap kakak pembimbingnya kembali bungkam.

"Kenapa, joselinda?"

"Gak papa kak, dilanjut hayuk," celetuknya membuat Kambing tersebut bergeleng-geleng.

Tidak ada Irene dan Jisoo, petugas osis sibuk bertugas di bawah, mungkin mengurusi konsumsi dan susunan acara. Pemberi komando per kelas sekarang ada satu anggota pramuka dan satu anggota pmr.

Muka-mukanya, ya begitulah, jutek-jutek asem.

Jennie memutar bola matanya jengah, tak ada hentinya melihat sekumpulan anak ipa dua yang jauh darinya. Ia membuka dua kancing teratasnya, sempat-sempatnya sedang berlatih langkah tegak maju jalan juga.

"Itu jennie, tangannya----"

"Ya kak, bentar gerah!" Sahutnya, membuat Wendy bergeleng-geleng dari depan.

"Periksa kerapihan----" komando Hanbin.

"Pftttttttt!" Jennie tiba-tiba bersuara seraya menutup mulut menggunakan kepalan tangan.

"KAK, JENNIE NYA TUH KAK AH!" Rengek Hanbin di depan.

"Jennie ..."

"YAELAH KAK, LETOY GITU KEK BANCI TAU GA!" Teriaknya lantang, bahkan beberapa murid dari barisan lain menengok.

Alhasil kelasnya jadi pada ketawa-ketiwi, wendy geleng-geleng lagi, udah gak ngerti sama kelakuan barbar sahabatnya.

"Bin, yang tegas coba," sahut Kambing tersebut sembari menepuk pundaknya.

"NGAHAHAHAHAHAHA," tawa Jennie meledak, bahkan gadis ini sampai berjongkok. Kambingnya juga, gaberani marah, malah ikut ketawa.

"BERISIK LO NENEK GAYUNG!"

"ALAH KAKEK CANGKUL LETOY, HAHAHAHAHA!"

"KAKAK!!!"

"Iya udah iya, jennie hei ..." tegur Kambing tersebut sembari bergeleng-geleng.

Akhirnya Jennie bangkit dan rapihin seragam pramukanya. Ia meredakan tawanya, alias menahan, gak berani natap ke depan sekarang, takut ketawa lagi liat muka hanbin.

"PERIKSA----"

"GAKUAT GUE GAKUAT KAK, HAHAHAHAHA!"

"Makasih kak, jangan aku aja yang jadi danton!" Kesal hanbin lantas memasuki barisan. Lirik Jennie yang kembali berjongkok ia mendengus.

"Hanbin hei, udah kamu bagus sini ih!" Katanya sembari melambai, namun hanbin menggeleng kuat.

"Jennie ih udah jangan diledekin terus," kambing itu menyolek pundak Jennie.

"Jenong woy!" Bentak Wendy dari depan.

"Iya yaudah maap hahaha, hanbin ku sayang maapin aku ya ..." gumam Jennie kemudian bangkit kembali.

"Hanbin sini!"

Denger gitu hanbin ngelangkah lagi ke depan meski kesel-kesel. Emang ada benih-benih cinta yang tertanam buat Jennie, denger dipanggil sayang aja lemah.

Your Self [Jk.Lm]                                                 -COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang