"Salah. Ulangi."
Yeo Jin Goo menatap laporan yang sudah disingkirkan tangan maut sang direktur terjatuh kebawah. Buru-buru ia mengambilnya dan meminta maaf sembari membungkukkan tubuh.
"Apakah revisinya harus hari ini, sajangnim?"
Lee Ji Eun-- direktur keuangan yang diduga sebagai adik kedua Kim Jong Un itu melotot kearahnya. Membuat bulu kuduk Jin Goo merinding seketika.
Oke, seharusnya dia tidak menanyakan hal itu barusan.
"Kalau tidak hari ini lalu kapan? Tahun depan? Atau menunggu kau punya anak?"
Jin Goo menunduk takut-takut, "a-aku belum menikah sajangnim."
"Oleh karena itu," Ji Eun tersenyum manis padanya, "kau harus menyelesaikannya hari ini. Berhentilah menunda pekerjaan! Sekarang keluar dan revisi itu. Aku akan menunggumu walaupun kau selesai jam satu pagi."
"Baik, kukerjakan sekarang!" Jin Goo membungkukkan tubuh sekali lagi sebelum keluar ruangan.
Kemudian setelah pintu tertutup sepenuhnya, Ji Eun mengarahkan ponsel yang sedaritadi ia genggam kedekat telinga, "dan kau? Apa maumu?"
"Jin Goo-mu salah lagi?"
"Sudah kuajari cara membuat laporan yang benar. Otaknya saja kadang tidak sampai. Ada apa?"
"Aku mau samgyeopsal dan sup kaldu untuk makan malam."
"Ya tinggal beli saja. Kenapa menelepon?"
"Mau kau yang masak."
Ji Eun melotot seketika, "ya, Jeon Jungkook!"
"Kenapa? Yang terakhir kau buat enak koq. Buatkan lagi. Aku pulang jam enam."
"Dan kau-- bukankah sudah dengar kalau aku menunggu Jin Goo menyelesaikan laporannya??"
"Ji Eun-ah, pokoknya waktu aku pulang aku ingin makan samgyeopsal dan sup kaldu buatanmu."
"Aku tidak--halo? Halo!?"
Panggilannya sudah ditutup. Ji Eun gagal mengakhiri kalimat.
Diletakkannya ponsel itu diatas meja dengan sangat hati-hati. Kemudian ia menarik napas panjang sebelum mulutnya memaki.
Suami tercintanya-- Jeon Jungkook yang setia dan pandai mengintimidasi diatas ranjang-- terkadang tak mengerti situasi. Kalau ada, Ji Eun sudah membeli stok kesabaran seperti membeli follower online. Sayang keahlian mental seperti itu tidak diperjualbelikan.
Ia melirik jam dinding yang terpajang kaku disamping pintu. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Seharusnya jam kantor memang sudah bubar, tetapi Ji Eun harus menunggui Jin Goo membuat laporan. Kalau ia selesai dalam waktu setengah jam, maka perjalanan pulang Ji Eun akan memakan waktu sekitar setengah jam juga. Sedangkan membuat sup kaldu dan samgyeopsal membutuhkan waktu sekitar satu jam. Mepet sekali. Itupun kalau Jin Goo menyelesaikan laporan tepat waktu.
Ji Eun menggigiti kuku panjangnya yang berkutek hitam. Bukan masalah. Sebagai istri yang juga berprofesi sebagai wanita karir, otaknya dituntut untuk mencari solusi atas segala masalah, termasuk masalah rumah tangga. Jadi ia meraih ponselnya lagi dan menekan nomor salah satu restoran mahal langganannya setiap makan siang.
"Halo? Aku pesan satu porsi sup kaldu dan dua porsi samgyeopsal. Kirim ke hotel Inha sekarang."
Kemudian setelah menutup panggilan, Ji Eun tersenyum senang. Kalau ada yang mudah kenapa pula hidup harus dipersulit? Begitulah kira-kira motto hidupnya selama dua tahun terakhir semenjak menjabat jadi Direktur Keuangan di Inha Hotel.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife | Jungkook x IU
ФанфикSama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran dia manis. Kenapa sekarang jadi seperti singa?" _Jungkook_