Baiklah. Jungkook bisa mengatasinya.
Ia hanya harus bersikap keren tanpa cemburu berlebihan saat pesta barbekyu-- meski ia tak tahu apakah bisa menerima alasan Ji Eun yang konyol atau tidak-- tetapi rumahnya sudah terlanjur jadi biro jodoh dadakan jika benar seperti itu.
Sudah lebih dari dua puluh menit yang lalu Jungkook memperhatikan Ji Eun dalam diam. Mengawasi bagaimana istrinya itu bertingkah sebagai MC dan meminta semua orang untuk bersulang sebelum memulai acara masak-memasak. Jimin disuruhnya untuk menyalakan pemanggang listrik sementara Lisa diminta untuk menemani Jimin dengan satu baki besar berisi daging yang siap dipanggang dikedua tangannya.
Tak jauh dari tempat mereka berada, Seokjin dan Namjoon tampak asyik menenggak cocktail buatan Kim Son Bi bersama dengan kebisingan mereka sendiri sembari bermain game.
Seharusnya suasana sekarang memang menjadi musim panas yang menyenangkan, terkecuali untuk dua orang manusia yang tampak sibuk dengan kegiatan mereka sebelum akhirnya menghampiri Ji Eun yang duduk santai menikmati sinar matahari di sisi kolam renang yang berseberangan.
"Sajangnim, yang benar saja," Jin Go menghampiri dengan balon donat yang masih kempes, "kau memintaku untuk meniup semua balon donat ini?"
Dengan santainya Ji Eun membuka kacamata hitam dan menahannya diatas kepala,"iya, memang kenapa?"
"Maksudku--apa Seulgi juga harus melakukannya?"
Pandangan Ji Eun bergeser kearah Seulgi yang memegang dua balon berbentuk mochi dengan mimik penuh bimbang, antara bahagia dan menyesal karena sudah ikut kedalam pesta itu.
"Lakukan apapun yang kalian inginkan, aku hanya minta sepuluh balon untuk ditaruh didalam kolam untuk keperluan swafoto." Jawab Ji Eun meniupi kukunya yang menurutnya akan meleleh karena kepanasan.
Sungguh, Jin Go tak tahu kenapa harus mengurusi balon sementara ia ingin unjuk kebolehan pada Seulgi untuk ikut meracik cocktail didapur. Tidak hanya dikantor, rupanya kebiasaan Ji Eun memberikan perintah masih pula diberlakukan diluar kantor. Sementara Seulgi sebenarnya tampak tidak keberatan kalaupun diminta memompa lima puluh balon berbentuk donat, mochi, atau kincir angin sekaligus karena bukan itu yang jadi permasalahannya.
Diseberang sana, ia bisa merasakan tatapan Jimin begitu menusuk tiap kali Jin Go mengajaknya bicara atau melucu. Membuatnya semakin tidak nyaman sebab ia merasa seperti pemeran utama yang diperebutkan oleh dua orang pria.
Tentu itu bukan urusan Ji Eun, karena dialah sutradaranya disini. Terkecuali Jungkook yang lama-kelamaan kentara menyadari kelakuannya, ia bisa mengatur orang-orangnya sesuka hati.
"Baiklah, aku akan memompa beberapa balon ini, setelah itu aku akan membantu yang disana memanggang daging. Kau pasti sudah lapar bukan?" Seulgi menawarkan diri untuk membantu, tetapi dengan cepat ditolak oleh Ji Eun setelahnya.
"Biarkan saja mereka, apa kau tidak lihat suamiku sedang membantunya disana?"
"Aku mengerti, tapi--"
"Seulgi-ssi," sela Jin Go memutar tubuh kearah wanita itu, "jangan membantah Sajangnim-ku jika kau masih ingin hidup."
"Hei, tapi aku kan bukan--"
"Apa kau lebih tega membiarkan Jin Go memompa balon sendirian sampai punggungnya bongkok? Sementara disana sudah ada yang membantu Jimin?"
Praktis Seulgi menoleh kearah Ji Eun dengan tatapan keheranan karena kalimatnya barusan mengandung praduga tanpa dasar.
"Kenapa kau berpikir kalau aku mengkhawatirkan Jimin?"
"Aku ini penganalisa yang handal. Dari tadi kau mencuri pandang kearahnya sementara Jin Go susah-payah mengajakmu mengobrol."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife | Jungkook x IU
Fiksi PenggemarSama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran dia manis. Kenapa sekarang jadi seperti singa?" _Jungkook_