Kedua mata keriput itu terbuka manakala Jungkook dan Ji Eun keluar kamar dengan mata yang sendu membawa kesedihan sebab sang Ibu terbaring lemah diatas ranjang. Sementara Namjoon dan Seokjin saling berpandangan untuk memantau situasi, kelewat tegang setelah mereka melancarkan tugasnya masing-masing. Bahkan ujung jari Namjoon memelintir korden yang tersangkut di ikat pinggangnya sendiri. Sumpah, baru kali ini ia berbohong dengan begitu lancar. Biasanya air mukanya tidak mendukung, tetapi kali ini lawan mainnya adalah Seokjin. Si raja akting.
"Ibu, kamu berdosa sekali." Komentar Namjoon dengan satu alis terangkat keatas setelah sang Ibu memastikan hanya ada mereka bertiga didalam kamar.
Bukannya introspeksi diri, wanita berusia 50-an tersebut mengibaskan tangannya sembari menyingkap selimut karena gerah, "coba AC-nya dinginkan lagi. Lelah aku berakting dari tadi."
Seokjin praktis melotot mendengarnya sedangkan Namjoon meraih remote AC diatas meja nakas untuk menurunkan suhu ruang, "lelah apanya? Kau hanya akting tidur, bukannya menarik truk."
"Ya, kalau adikmu tidak keras kepala aku juga tidak akan segigih ini berusaha. Mereka luar biasa kurang ajar. Aku sudah menunggu cucu dari tahun lalu tapi yang kudapat malah wawancara peluncuran hotel baru," tubuhnya lantas menegak dan ia duduk dengan satu lutut menekuk yang menopang tangan, "itu dokternya sudah kau beri kabar? Minta mereka kesana siang besok. Aku tak mau tahu."
Dari pojok kamar, Namjoon geleng-geleng kepala, "kalau Ayah tahu habis sudah riwayatmu, Bu. Dia orang yang paling syok mendengarmu jatuh dari kamar mandi."
Tetapi Ibu tetaplah Ibu, yang memegang kuasa keluarga dan seantero rumah. Peduli apa? Suaminya itu hanya mengiyakan saja tanpa ada tindak lanjut yang berarti acap kali ia merengek untuk menyuruh Jungkook membuat anak. Menurutnya, ayah dan anak sama saja keras kepalanya.
"Pokoknya kalau penyamaran ini terbongkar kalian berdua yang aku salahkan. Bagaimana caranya aku bisa mendapat cucu akhir bulan ini. Kalau tidak, kau yang mengambil tanggung jawab itu, Seokjin." ultimatumnya mengarahkan telunjuk pada Seokjin.
Apalagi jadi cadangan, Seokjin sontak mengangkat bahunya yang selebar jembatan layang, "kenapa jadi aku? Satu-satunya anakmu yang sudah menikah itu Jungkook. Mau aku menghamili anak orang diluar nikah? Namjoon saja!"
Bagai mendapat bom waktu, Namjoon mengibaskan dua tangannya didepan dada, "hyung, tahu diri sedikit. Aku mana mengerti soal wanita. Masih jauh pengetahuanku untuk membuat anak. Kau kan anak paling tua, jadi kau yang mengambil tanggung jawab Jungkook!"
"Kau kan sampai pinjam kartu identitas Ayah dulu buat daftar situs dewasa! Ibu lihat, dia mau mangkir mengaku dosa! Coba ingatkan lagi bagaimana kau menyeretnya kedalam kamar mandi sehabis Ibu memergoki Namjoon menyimpan foto tante-tante!"
Melihat dua anak laki-lakinya saling melempar tanggung jawab, sang Ibu sudah habis kesabaran, "lama-lama kalian kunikahkan dengan janda! Tugas baru, Seokjin, kau wajib memantau perkembangan mereka lewat dokter nantinya, Namjoon.. kau lebih sering perhatikan Jungkook siapa tahu dia ada keluhan yang ingin disampaikan. Kalian lebih seringlah memperhatikan adik bungsu kalian!"
"Dia sudah besar, tak perlu diperhatikan lagi." Kilah Namjoon seraya meregangkan lehernya. Bekerjasama dengan ibunya sendiri untuk suatu kebohongan sungguh menguras tenaga dan pikiran.
"Jangan menjawab kalau aku memerintahkan sesuatu. Lakukan saja. Ayah kalian biar aku yang urus. Pokoknya tahun ini aku harus dapat cucu, kalau bisa dua sekaligus."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife | Jungkook x IU
FanfictionSama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran dia manis. Kenapa sekarang jadi seperti singa?" _Jungkook_