Tidak dapat dipercaya.
Lee Ji Eun benar-benar ada dihadapan dokter Yoongi sehari setelah ia tiba di Korea. Rela meluangkan waktu untuk membolos dari kantor hanya untuk mendapatkan wejangan dan omelan yang dikedua rungunya terdengar seperti amukan suara kucing.
Sial. Ji Eun tidak datang untuk ini.
Tapi dokter Yoongi memandangnya frustasi seolah wanita didepannya mengalami kanker stadium empat.
"Tuan Jeon tidak akan murka," katanya menyipitkan mata, "tapi kau menghancurkan seluruh kepercayaan yang dia miliki terhadap dirimu. Dia akan meninggalkanmu karena kau mengecewakannya setengah mati."
Yang itu, terdengar bukan seperti omelan. Tapi sumpah serapah.
"Dokter, aku kesini bukan untuk mendengar kau mengutukku jadi janda," ralat Ji Eun menyandarkan punggung pada penyangga kursi, "tapi untuk memberikanku solusi bagaimana supaya aku hamil dengan cepat."
"Suplemennya saja baru kau minum dua hari lalu. Pergilah ke kuil atau panti asuhan. Berdoa dan berbuat baiklah sebanyak yang kau bisa. Mungkin Tuhan akan mendengarkan keluh kesahmu dan memberikanmu anak dalam waktu dekat."
"Kenapa kau menambahkan kata mungkin didalam ucapanmu??"
"Itu kalau Tuhan bersedia mengampunimu. Kalau tidak, ya terima saja apa rencanaNya."
Sulit. Berkonsultasi dengan dokter Yoongi sama saja dengan mengeluarkan mata air dari batu di puncak gunung.
"Demi Tuhan. Kau sangat menyebalkan." keluh Ji Eun mengalihkan pandangannya pada dunia luar yang terbingkai dari jendela. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang, Ji Eun terlalu gundah untuk sekadar berbicara lagi.
"Kau tidak mungkin memaksanya untuk berhubungan karena dia pasti akan sangat berhati-hati pada trimester pertamamu. Lalu kau mau berhubungan dengan siapa? Beruang madu?"
Makin mengesalkan lagi kalimat dokter Yoongi hingga Ji Eun rasa ia hanya membuang waktu dengan datang ke rumah sakit sekarang. Jadi wanita itu berdecak kesal seraya berdiri dan melipat tangan dihadapannya.
"Aku akan jujur padanya. Itu yang terbaik."
"Yakin?"
"Tidak ada jalan lain. Mungkin dia mau memaafkanku karena aku akan benar-benar bertobat setelah ini."
"Coba saja. Kudoakan semoga kau beruntung."
"Jangan berdoa untukku. Aku tak yakin doa dari orang yang sering menyumpahi orang lain sepertimu akan manjur."
Lalu Ji Eun meninggalkan dokter Yoongi begitu saja diruangannya dengan kesal. Langkah sepatunya yang stabil berirama dilorong rumah sakit berbanding terbalik dengan pikirannya yang seperti benang kusut saat ini. Tetapi pada ujung lorong tepat saat ia berhenti didepan lift, wajahnya yang ditekuk kembali menegak penuh keyakinan.
Baiklah. Ada satu hal yang harus dilakukan sebelum ia menghadap pada Jungkook untuk mengakui kesalahannya. Dan Ji Eun rasa, hal itu patut ia coba.
♡♡
"Aku akan mengajukannya pada pimpinan, bereskan segera sebelum makan siang."
Jungkook menutup telepon dan baru saja mengalihkan pandangannya pada layar komputer ketika sebuah notifikasi pesan singkat berdering dilayar ponsel. Segera ia memeriksa, lalu mengerutkan dahi ketika mendapati Seokjin yang mengirim pesan.
From: Seokjin hyung
Tidak mau menengok Ibu?
Kemudian ia mengambil ponselnya dengan cepat dan membalas pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife | Jungkook x IU
FanfictionSama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran dia manis. Kenapa sekarang jadi seperti singa?" _Jungkook_