Cherim tak menunggu lama sampai para oppa--ralat--ahjussinya mengabulkan permintaan untuk berkaraoke.
Dilantai atas memang tersedia satu ruangan untuk bersenang-senang, hanya saja semenjak Tuan dan Nyonya Jeon menjadi Direktur diperusahaannya masing-masing tak ada yang punya waktu untuk sekadar menghabiskan suara didalam sana. Setelah Kim Son Bi membawakan berbagai kudapan, Jimin langsung saja menyambar mic dan menepuknya beberapa kali.
"A-aa, tes, satu dua tigoy.."
Jungkook sibuk mengutak-atik layar sentuh guna memeriksa daftar lagu sementara Taehyung memangku Cherim sambil memakan es krim pisang cokelat. Ji Eun sebenarnya tak ada minat untuk ikut menghidupkan suasana karena niatnya memang mengalihkan perhatian saja agar mereka tak mengacak-acak rumah. Biarlah dia mendengar suara-suara sumbang, yang penting kerapihan rumahnya terjaga. Jadi? Dia hanya sibuk melihat katalog belanja dalam ponsel dengan stik keju yang bergantian masuk kedalam mulutnya.
Tak lama kemudian sebuah suara merdu mengudara dengan alunan musik ceria. Jungkook menyanyikan sebuah lagu dengan berdansa didepan.
"Chelim mau nyanyiiii!" teriak Cherim melompat-lompat di pangkuan Taehyung. Telapak kakinya yang mungil ternyata sekuat baja waktu Jimin menoleh karena sebuah teriakan menggema dari samping. Tahu-tahu Cherim sudah duduk disofa dengan tatapan keheranan sementara Taehyung menepuk-nepuk bantal sofa dengan tubuh yang merunduk.
"Dia menginjak adik kecil-ku, anak lakn--aaaahhh!"
Hampir saja Jimin tergelak kalau didalam mulutnya tidak ada kentang goreng, Ji Eun menyipitkan mata seraya geleng-geleng kepala dari ujung sofa.
Baru satu lagu, sudah sekacau ini.
Lantas dia menuang whisky kedalam tiga gelas berbeda dan memberikannya satu untuk Jungkook yang sedang menyanyi. Dua gelas lagi untuk dua alien pubertas yang sedang mengasuh anak manusia.
"Habiskan. Itu ucapan selamat bersenang-senang dariku." kata Ji Eun duduk lagi seperti mucikari yang sedang menikmati dunia. Rambutnya disibakkan kebelakang selagi ia memasukkan barang-barang kedalam keranjang belanja online.
"Kau tidak menyanyi?" tanya Jimin pada Ji Eun. Wanita itu menggelengkan kepala sembari tersenyum.
"Sudah pernah."
"Oo, kan sekarang belum?"
"Nanti saja, di kehidupan selanjutnya."
"Oo, baiklah," Jimin berbalik lagi menoleh kearah Ji Eun sembari mengangkat alisnya tinggi-tinggi, "tapi kalau kau bereinkarnasi kan kita belum tentu ketemu lagi. Ayo, nyanyikan satu laguu saja. Aku pernah mendengarmu menyanyi, suaramu bagus seperti bidadar--"
"NEOMU BANJJAK BANJJAK NOONI BOOSHUH NO NO NO NO NO!" Jungkook bernyanyi tepat didekat telinga Jimin sehingga pria mungil itu menutup pendengarannya buru-buru. Sangat menulikan. Karena Jungkook mengambil pitch tinggi dengan suara tenornya yang melengking.
Apakah Jimin akan mengikuti profesi Taehyung sebagai pelakor?
Mungkin saja. Kalau Ji Eun tidak bisa dibelah tiga.
"Nih, ambil mic-nya, nyanyikan sisa lagunya." titah Jungkook kemudian menenggak habis whisky, tak mempedulikan Jimin yang menatapnya keheranan. Dia kemudian menggeser tubuh lebih dekat kearah Ji Eun yang mengunyah stik keju lagi.
Hari semakin siang dan suasana berubah ramai. Taehyung dan Jimin berebut mic untuk menyanyikan lagu favoritnya masing-masing sementara Cherim malah asyik menonton kartun dari ponsel milik Jimin.
Lalu dimanakah Nyonya Jeon?
Dia sudah menemukan kesenangan baru lagi, yaitu memisahkan isi kuaci dengan kulitnya. Kalau nada lagu yang Jimin nyanyikan sedang sumbang, kulit kuacinya dia makan saking kesalnya. Begitulah kira-kira, suasana kediaman Tuan Jeon saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife | Jungkook x IU
FanfictionSama-sama menjabat sebagai Direktur, ternyata membuat kehidupan rumah tangga Jungkook dan Ji Eun jauh dari kata damai. "Setahuku dulu waktu pacaran dia manis. Kenapa sekarang jadi seperti singa?" _Jungkook_