Malam

18K 268 2
                                    

Perjalanan pulang masih panjang. Ada berkantung penuh belanjaan dari kota. Bukan ini bukan belanjaannya ini titipan si mbok. Tiap bulannya si mbok yang akan ke kota membeli perlengkapan rumah tangga seperti shampoo, deterjen dan kebutuhan lain bersama juragan ali dan istrinya. Tapi kali ini Prilly yang diajak juragan ali. Prilly hanya menurut saja dengan suruhan tuannya.
Juragan ali adalah majikanya sedari lahir. Keluarganya sudah mengabdi pada keluarga juragan ali dari dulu. Ayah dan ibunya juga bekerja pada juragan ali. Tapi tepat 3 tahun yang lalu ayahnya wafat meninggalkan Prilly dan si mbok. juragan ali umurnya sudah 30 an mungkin 34 tahun Prilly hanya mengira-ngira saja. Perbedaan umur mereka sangat mencolok 18 tahun mungkin. Prilly sendiri tidak terlalu mengurus umur majikanya. Dia tidak bisa menggosip seperti pembantu lain pada umumnya. Dia bisu. Dari lahir meskipun terkadang saat bicara ada sedikit kata keluar tapi tidak jelas. Suaranya seperti tikus kejepit kata orang.
Dia sudah mengenal juragan ali sedari kecil. Orangnya sombong dan arogan. Khas orang kaya. Juragan ali bahkan suka sekali bertindak seenaknya sendiri. Terkhusus Prilly, juragan ali selalu menatapnya jijik. Tidak tau kenapa. Pernah sekali dia dengar tuannya itu mengatainya cacat dan bau. Memang. Prilly mana punya waktu dan uang untuk perawatan. Uang dari hasilnya bekerja sama dia sisihkan untuk sekolah. Parfum jarang sekali dia punya. Paling sering mencampur pewangi pakaian dengan air lalu ia gunakan sebagai parfum. Hemat. Tanpa harus beli.

Prilly tidak benci pada majikanya. Hanya aja dia menjadi sungkan. Tau bau badannya dan kecacatannya mungkin menjadi alasan untuk diremehkan. Tapi meskipun kadang perkataan juragan ali suka menyakitinya, Prilly tetap mengikhlaskan. Orang kaya kan memang begitu.

Istri juragan ali biasanya akan ikut ke kota. Ikut beli pakaian baru dan perhiasan. Tapi kali ini dia tidak ikut. Entah sudah 2 bulan juragan ali dan istrinya pisah rumah. Alasan apa Prilly tidak mengurusi. Tapi beberapa pekerja lainnya mengatakan bahwa istri juragan ali berhubungan dengan pria lain. Maka dari itu tuan Ali dan istrinya bertengkar hebat dan berakhir dengan istrinya yang angkat kaki dari rumah.

Kali ini memang sangat tumben sekali tidak seperti biasanya. Supir yang biasanya mengantarkan ke kota sedang tidak bisa. Entah karena apa. Pak umar tiba-tiba hari ini diliburkan juragan ali. Dan berakhir dengan dirinya yang ke kota disupiri juragan ali. Prilly takut dan segan. Bagaimanapun dari dulu juragan ali sering mencaci bau badan dan kebisuannya. Dia hanya menuruti saja. Awalnya ingin duduk di belakang. Niatnya agar jika badannya bau tidak akan sampai di hidung juragan. Tapi juragan malah memarahinya kembali
"Saya bukan supir kamu.. duduk di depan!!"
Prilly sedikit berjingkat mendengar bentakannya tapi tidak membantah sekedar membela diri. Tubuhnya langsung gemetar dan pindah ke depan.
Setelah membeli bahan bahan dari kota mereka pulang sudah dalam keadaan gelap. Biasanya si mbok akan pulang sebelum Maghrib. Tapi ini sepertinya sudah lewat isya tapi mereka tidak sampai-sampai. Prilly tidak tau jalan. Jadinya sedari tadi hanya bingung mengapa belum sampai sampai juga dalam pikirannya.

Jalan yang mereka lewati pun sudah jalan tanah bukan jalan setapak apalagi aspal. Sebenernya ini dimana. Prilly membatin. Saat mobil berhenti di ujung jalan buntu Prilly menjadi semakin bingung. Apa mereka tersesat?

Juragan ali terdiam sejenak memegangi setir tapi hanya diam. Tidak ada pergerakan untuk memutar ataupun memundurkan mobil meskipun jalan buntu.
Tanggan kirinya beralih mencengkeram tangan kanan Prilly.
Kaget dengan cengkeraman tangan juragan ali Prilly menggerakkan bibirnya untuk bertanya. Meskipun suaranya terbata bata dan tidak jelas
"Ke.. na pa.." suaranya bukan hanya tidak jelas tapi gemetar.
Juragan ali kemudian menarik kepalanya dan mencoba mencium Prilly paksa. Prilly kaget bukan main. Dia berontak menghalangi tubuh Ali yang semakin mendekatkan diri pada tubuhnya. Tangan lelaki itu mencoba menggapai seluruh tubuh Prilly. Tangganya meraup kedua payudara prilly dan meremasnya keras. Prilly menangis. Dia mengumpulkan segala tenaganya dan mendorong tubuh juragan ali saat lengah. Tubuh alipun terdorong membentur setir. Tanpa buang waktu Prilly segera keluar mobil. Dirinya mencoba pergi tapi baru beberapa langkah menjauhi mobil. Tubuhnya ditangkap dari belakang. Di seret dan di rebahkan di antara rerumputan. Prilly mencoba menendang kesegala arah. Tapi tubuhnya segera di tindih. Rok yang dipakainya tarik keatas menampilkan celana dalam putih yang ia kenakan. Tangan Ali meraup celana dalamnya, meremas dari luar vaginanya.
"Ahhh...."
Ditariknya celana dalam itu dari kaki Prilly lalu di paksa melebarkan kedua kakinya. Tidak sampai beberapa menit ali telah berhasil menerobos selaput dara Prilly. Tubuhnya ia goncangkan berkali kali.
"Nikmatttt ahhh nikmat sekali prillyyy.... Aaaaaah"
Ali mengerang mengeluarkan berbagai macam desahan menandakan kenikmatannya saat tubuh mereka bersatu. Tangan Ali menggapai wajah Prilly yang penuh air mata dan menciuminya dengan kasar. Menggigit dan melumat. Pipi rahang, bahu dan leher dia hisap. Beberapa tanda kemerahan mewarnai leher Prilly. Tubuhnya ia pompa lagi. Tidak... Dia akan sampai sebentar lagi.
Ali memperkuat pompaanya. Prilly kesakitan. Tangisannya tanpa suara. Menyesali nasibnya yang begitu buruk.
"Ahhhhh.... Hehh heuh heuh"
Berteriak penuh dan menyemprotkan spermanya. Tubuh Ali ambruk diatas tubuh Prilly.
"Kamu nikmat sekali Prilly..." Pujinya.
Prilly hanya mematung. Dia ingin menangis lagi. Dia ingin sekali menyingkirkan tubuh lelaki ini dari atasnya. Tapi tenaganya bahkan sudah tidak tersisa lagi.

Pikirannya merambah ke masa lalu. Tuan Ali tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun padanya. Bahkan sekedar mendekat ke Prilly pun tampak segan. Karena bau katanya. Karena cacat.

Prilly mengeluarkan air matanya sekali lagi. Saat tubuh di atasnya kembali bergerak. Bukanya menyingkir. Justru kembali menghisap bagian lehernya. Baju kaos yang masih melekat di robek tanpa ada halangan. Saat payudara prilly menyembul.
"Cantik... Kamu cantik Prilly.."
Pujinya sekali lagi. Lalu bibirnya yang tadi mendesakkan nama Prilly segera menyedot puting kemerahan yang mencuat. Membasahi payudara prilly dengan liur yang banyak. Matanya menggelap. Gairahnya bangkit lagi. Di masukkan ya kejantanan yang tadi ia keluarkan.
'masih sempit' batin Ali berkata. Dia melucuti sisa pakaian Prilly yang masih melekat. Membuang ke samping seluruh pakaian koyak Prilly lalu bergerak lagi menumpahkan hasratnya.
Saat klimak sudah berkali kali ia capai. Diperhatikannya wajah memerah Prilly. Penuh airmata kesedihan. Tapi ali mana peduli. Hasratnya sudah tersalurkan meski kepada pembantu cacat yang paling tidak di inginkannya.

Ali menerawang seminggu yang lalu tepatnya. Saat dia sedang mencari-cari pembantunya mbok Narsih dia tanpa sengaja melihat kamar Prilly terbuka. Gadis itu tidur dengan tenang. Baju terusan ya tersingkap hingga pangkal paha. Si cacat bisu. Yang tubuhnya selalu bau bawang karena berkutat dengan dapur terlihat begitu tidak berdaya. Dia tidak pakai bra. Ali menyadari itu.  Dan tiba tiba saja gairahnya mencuat. Juniornya menegang. Tangannya mencoba meraih ujung baju Prilly. Menaikkan ya lebih keatas lagi, menampakkan celana dalam putih. Saat tangannya yang kurang ajar itu menarik celana dalam Prilly, hatinya berdebar-debar. Gairahnya bergejolak. Ingin dia raup bibir Prilly dan menuntaskan hasratnya. Tapi keburu ada suara berisik dari luar. Ali berhenti dan keluar dari kamar. Takut terpergok berbuat yang tidak tidak dengan gadis cacat itu. Seriously?? Masa dia horny sama si gadis cacat menjijikkan itu. Itu pasti perasaan sesaat saja. Sebentar saja pasti akab hilang. Tidak mungkin dia tertarik pada Prilly sangat tidak mungkin.

Tapi Semakin hari bukanya semakin mereda rasa penasarannya malah semakin menggunung. Melihat Prilly mondar mandir mengurus rumah ataupun menyiapkan makanan di rumahnya membuat Ali menjadu tidak nyaman. Pandangan ali akan otomatis mengarah pada dada dan pinggul gadis itu. Padahal Prilly memakai bagi gombrong dan rok yng sangt tertutup. Tiap gadis itu tanpa sengaja melewatinya Ali menutup mata menikmati aroma kehadirannya. Dia sudah tidak bau bawang lagi.  Tapi baunya seperti deterjen pakaian. Bukan parfum mahal. Tapi kenapa kepalanya menjadi sangat pening seperti ini. Apa dia sudah gila.

Sempat beberapa kali terpikir untuk memperkosa gadis itu di rumahnya. Tapi rumah itu banyak orang. Pembantu, penjaga, supir ada sekitar 5 orang dirumah itu. Dengan sekali teriak saja orang akan tahu. Prilly memang bisu tapi dia bisa mengundang suara jika memaksa Prilly untuk melayaninya di rumah itu. Lalu entah dapat pikiran dari mana Ali mengajak Prilly membeli brang ke kota. Dia merencanakannya. Dia ingin membawa Prilly ke hotel tapi dia takut juga ada yang melihat membawa Prilly ke hotel. Akhirnya setelah berpikir lama dia memutuskan untuk melakukanya di tengah hutan saja. Di tempat yang tidak akan ada orang yang tau. Bisa malu dia jika ad yabg tahu seorang Ali menginginkan Prilly si gadis cacat

JANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang