Om om

5.4K 262 41
                                    

Ali terkejut mendengarkan permintaan dari om Gung.
"Saya merasa nak ali adalah orang yang tepat untuk menjaga Elvira."
"Mohon maaf sebelumnya om Gung.. bukanya saya menolak Elvira tapi jujur saya sedang memperjuangkan pernijakan saya lagi dengan Prilly. Dan.. saya tidak memiliki niat menikah selain dengan mantan istri saya Prilly"
"Tapi bukankah mantan istri mas Ali sudah punya kekasih?"
"Karena itu saya bilang saya sedang berjuang.. saya sudah menganggap sisi sebagai anak saya sendiri. Kalau om Gung khawatir mengenai masa depan sisi kedepanya saya jamin saya akan tetap merawatnya. Tapi jika mengenai Elvira saya sama sekali tidak berminat. Bukan karena masa lalunya tapi karena hati saya sudah mentok di Prilly. Saya juga tidak ingin membuatnya salah paham. Saya tidak ingin menyakiti hatinya"
Suara Ali terdengar dengan tegas. Prilly berdiri diambang temboknruang tamu. Orang-orang sedang berkumpul di halaman belakang. Ia tadinya ingin mengambil tasnya yang tertinggal di ruang tamu. Tapi tak disangka disana justru mendengar percakapan itu. Tubuhnya terhalang jadinya tak kelihatan 2 orang itu. Sebenernya agak sebel juga denger permintaan om Gung yang keterlaluan. 'udah dibantuin malah minta lebih. Ini nih yang dibilang ngelunjak'
"Tapi jika pada akhirnya mantan istri nak Ali tak kembali apakah nak Ali bersedia menerima Elvira?"
Jangan. Bilang jangan. Prilly membatin. Ia khawatir jika Ali bilang Iya. "Saya rasa kita tidak bisa mengambil keputusan dengan pengandaian. Itu kurang baik. Saya juga tak mau berjanji apapun pada siapapun. Bagi saya yang terpenting adalah Prilly dan anak saya."
"Nak Ali... Apa tidak bisa di pikirkan kembali. Om akan berikan waktu untuk..."

"Ga usah ada waktu-waktu saya mau rujuk sama mas Ali"Prilly memunculkan dirinya tiba-tiba. Dua orang itu tentunya kaget. "Prill ??"
"Mas Ali maunya sama saya. Bukan sama Elvira. Kenapa dipaksain coba?"
Prilly tak terima. Ya masa udah di bilang gak mau masih maksa-maksa juga. Udah untung mas Ali ngerawatib anaknya. Masa disuruh jagain ibunya juga. Mikir dong pak. Yang harusnya tanggung jawab kan bukan mas Ali. Kenapa gak cari cowok yang udah hamilin anaknya situ coba.
"..." Om Gung terdiam. Mau bilang apa juga gak bisa. Tadi dia menyampaikan pengandaian jika Prilly Tak mau. Tapi sekarang Prilly sudah mau jadi bilang apapun juga gak bisa kan.
"Nah kan bapak denger sendiri. Prilly mau rujuk sama saya."Ali menambahkan dengan senyum merekah. Gak nyangka ada gunanya juga sih ni om Gung. Jadinya Prilly keceplosan bilang mau.

"Ya sudah nak Ali om permisi mau ke Elvira dulu" malu kan Lo. Jadi orang sih gak tau diri. Mungkin dipikir karena Ali udah sayang banget Ama sisi jadinya mau mau aja gitu jadiin mantu padahal kan enggak. Kadang di dunia ini emang banyak orang baik yang di manfaatkan. Gak ngerti lagi deh Prilly. Kok bisa ya ada orang gak tau malu gitu. Yang hamilin siapa tanggung jawabnya ke siapa.

Ali menghampiri Prilly dan memeluknya dari belakang.
Prilly kaget... Ehh kok dipeluk gini. "Aku seneng deh kamu akhirnya mau rujuk lagi sama aku" aduhh kan Prilly sih asal nyeplos tadi. Jadi bingung sendiri. Gimana kalau Rafly dan papanya tau. Duh bisa perang dunia ke4 ini.

"Prilly!"max tiba tiba hadir dan melihat Ali yang memeluk Prilly. Sontak Prilly langsung kaget. Dia melepaskan belitan tangan Ali. Mimik muka max terasa sangat tidak enak. Duhh jadi ribet gini.

================================
"Max bilang tadi kamu peluk-pelukan sama Ali. Itu bener?" Ini nih yang gak Prilly sukai dari max. Suka ngadu. Mana Rafly sekarang menginterogasinya. Apa yang mau dia bilang coba. Ini sih bukan nanyain tapi mojokin.

"Abang kan udah bilang jangan kemakan rayuannya si Ali. Kamu gak inget apa gimana dulu kamu diapain sama dia. Dia itu bajingan Prilly.... "
"Bang... Ali udah berubah..."
"Atas dasar apa kamu bilang begitu. Kamu ketemu dia baru beberapa hari. Bisa kamu nyimpulin begitu cuma dengan beberapa kali ketemu dia."
"Abang sama papa selalu aja begini. Kalian gak pernah kasih Ali kesempatan buat berubah. Dulu Ali udah minta maaf tapi kalian bikin kita pisah."
"Itu semua demi kebaikan kmu. Abang cuma khawatir kamu jatuh ke tangan orang yang salah lagi."
"Bang"
Tapi kemudian papanya datang menengahi.
"Kalian ngapain sih berantem malam malam gini. Kalau Digo bangun gimana."
"Apa yang dibilang Rafly itu bener Prilly. Kamu gak bisa menilai Ali hanya dengan pertemuan beberapa hari ini. Jika dia memang serius sama kamu maka dia harus berjuang dulu. Buktikan kalau dia udah berubah bukan hanya ke kamu tapi ke papa dan Rafly juga."
Rafly kemudian pergi begitu saja. Mungkin marah. Tapi Prilly juga marah. Ia tak suka di atur-atur lagi. Umurnya bahkan sudah 23 tahun sudah cukup untuk mengambil keputusan sendiri.

Prilly kadang merasa ayah dan abangya itu terlalu overprotektif. Prilly paham jika mereka khawatir. Tapi Prilly juga butuh ruang. Setidaknya untuk memutuskan semuanya. Agar dia menjalani kehidupannya dengan bahagia. Bukan keterpaksaan apalagi tekanan.

================================
Mereka berlima jalan-jalan ke kebun binatang ragunan. Prilly dari tadi di jagain Rafly terus. Ali sampe gak ada kesempatan buat deketin Prilly. Sisi dan Digo seperti biasa lengket abis sama Ali. Rebutan ayah mereka berdua. "Om Rafly om rafly Digo aus"
"Iyaaa"
"Yaudah om beliin dulu kalian tunggu disini. Kamu mau titip sesuatu prill?"
"Beliin Snack aja bang rasa jagung bakar. Sisi mau titip juga?"
Sisi menoleh kearah Prilly.  Tante pili emang baik sih. Sisi mengangguk. "Sisi mau coklat"
"Yaudah sekalian sama coklat ya bang"
Rafly sengaja gak nawarin buat Ali. Enak aja, beli sendiri.
Raflypun bergegas pergi membelikan makanan bagi mereka.

"Ehh Prilly kan?" Seorang gadis muda dan menepuk pundak Prilly. "Ya ampunn Sheryl... Kok ada disini?"
"Iya gue lagi jalan jalan Ama ponakan. Lo sendiri jalan jalan juga?"
"Iyahh nih Digo ngajakin jalan ke kebun binatang."
"Itu siapa?"
"Ini mas ali dan ini anaknya sisi"
"Ohh salam kenal om"

"...Oomm???!"
Sheryl kebingungan. Kenapa om nya Prilly kaya gak suka dipanggil om.
"Iya om ...om nya Prilly kan?"
Prilly tertawa terbahak-bahak. Melihat muka Ali yang udah cemberut. Baru kali ini yang berani ngatain Ali om om. Sheryl emang kocak. "Eh salah ya?" Sheryl nampak bingung. Kalo dari penampilannya sih brewokan rambut panjang. Pantes dipanggil om om gak sih?. Ya ganteng sih. Tapi udah tua keknya.

"Enggak kok gak salah"
"Prilly!"Ali mengingatkan. Duhh emang dia setua itu ya keliatannya sampe temenya Prilly nyangkain kalo dia ini om om.
"Ini bukan om ini ayahnya Digo"Digo menyeletuk. "Ayah?" Sheryl memekik. Ayah Digo berarti "suami Lo prill?"tak percaya.
"Gila lu suka sama om om" sheryl kembali berkata. Nih mulutnya gak dijaga ya. "Sheryl..." Prilly memperingati. Gak enak juga sih sama ali.

================================
Cara agar tampak lebih muda
Ali sedari tadi sibuk mencari dalam mesin pencarian. Minum teh hijau.. pakai skincare... Olahraga.... Memakai baju kekinian.

Ali kemudian beranjak melihat dirinya sendiri dalam cermin. Usianya emang udah 40 tahun. Tapi dia masih bugar kok. Masih sehat. Ali menekuk tangganya melihat otot dilenganya. Lalu ia menyentuh kumis dan  brewok yang sudah lama. Ia memang dari dulu berpenampilan seperti itu. Lalu ia melihat fotonya waktu masih muda. Disana terlihat potongan rambut masa SMA nya. 'kalo dipotong rambut Ama di cukur kumisnya bisa kelihatan lebih muda gak ya?'
Ali kemudian memperhatikan perutnya. Gila rada buncit. Ini sih bukan six pack tapi One pack. Ali kemudian menahan napasnya. 'nah kalo kempes begini kan lebih baik'

Umur bukan masalah. Nanti ia akan rubah penampilannya biar Prilly pangling.

27 Maret 2021

JANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang