Step -1

1K 128 5
                                    

Mingyu melemparkan tubuhnya ke sofa ruang TV, helaan napas pelepas kepenatan ia helakan, matanya hanya mampu menatap langit-langit rumah yang jauh lebih tinggi dari tempat ia tertidur sekarang. Tanpa alasan jelas, kepalanya menoleh pada sofa kosong di serong kiri dari sofa yang ia tiduri.

Kembali tertarik pada hari di mana Hyunjae memanggil nama lahirnya, Kim Mingyu. Senyuman pahit terukir di wajah lelah milik Mingyu, entah apa itu bisa disebut kenangan indah karena pada saat itu akhirnya mereka duduk berdua di ruang TV walau dengan obrolan yang tak bisa dibilang santai bahkan tidak bisa dinikmati.

"Muka lo jelek banget kalo lagi sedih."

Mingyu tersenyum membalas pernyataan Hyunjae. Adiknya itu duduk tepat di sebelahnya, mengambil remot TV dan menyalakan TV yang menyiarkan saluran kesukaan keduanya di masa lalu. "Jangan kecapean, ganteng lo jadi ilang, nanti merusak gen keluarga kita," Mingyu terkekeh lagi-lagi ia tak merasa sakit hati dengan ledekan Hyunjae, ia anggap itu sebagai obrolan keakraban antar adik dan kakak pada umumnya.

Mingyu menolehkan kepalanya ketika menyadari Hyunjae sedang memandangi wajahnya, "Kenapa?" tanyanya. "Sial, lo ternyata ganteng banget," balas Hyunjae kembali mengalihkan pandangannya. Mingyu dengan penuh rasa percaya diri menyibakan rambutnya, kembali menoleh untuk melihat reaksi Hyunjae yang ternyata sedang memandang jijik Mingyu. Dengan tawa riangnya Mingyu berniat memeluk Hyunjae dan detik itu juga kedua matanya terbuka, kembali melihat pemandangan langit-langit rumah yang tampak kosong.

Mingyu terduduk, melihat sekelilingnya. TV di hadapannya mati, tak lagi menyiarkan saluran kesukaan dirinya dan Hyunjae di masa kecil mereka, tempat di sebelahnya kosong, tak ada Hyunjae di sana. Tangannya bergerak pelan mengusap tempat yang seharusnya diduduki Hyunjae saat ini, memandangi TV yang membuat dirinya melihat cerminan dirinya sendiri di sana.

Menghela napas dengan penuh getaran, Mingyu berdiri dari duduknya, melangkah hingga belokan menuju ruang makan. Tepat pada saat itu, langkah Mingyu terhenti karena suara yang berasal dari ruang TV. Tubuhnya tertarik kembali, mematung di tempatnya saat melihat TV yang ia tinggalkan dalam posisi mati kini sedang menyala, menyiarkan saluran yang dulu memberi kenangan banyak dalam perjalanan masa kecilnya bersama Hyunjae. Alih-alih merasa takut, Mingyu justru tersenyum, "Selamat menonton, gue tau lo kangen nonton itu," gumamnya dengan air mata yang membendung di ujung matanya.

Mingyu melangkahkan kakinya hingga berhenti di depan pintu kamar Hyunjae, dibukanya pintu kamar Hyunjae yang bahkan tidak dikunci oleh si empunya. Mata Mingyu menangkap segala sudut kamar Hyunjae yang tak berubah seperti terakhir kali ia menggotong tubuh Hyunjae pasca perkelahiannya dengan Felix tempo hari.

Ia terduduk di sudut ranjang Hyunjae yang tertata rapih, diusapkan bed cover yang melapisi ranjang Hyunjae, kembali memandangi kamar Hyunjae yang didominasi dengan warna abu dan hitam. Menarik napas dalam, Mingyu dapat dengan jelas mencium wangi parfum yang biasa menempel pada tubuh Hyunjae, wanginya selalu Mingyu ingat karena ia akan selalu disuguhi harumnya parfum Hyunjae setiap kali ia memaksa untuk ikut menghadap Leeteuk saat Hyunjae dipanggil.

Mingyu menoleh pada ambang pintu saat suara ketukan pintu terdengar, di sana berdiri Yuji dengan senyuman manisnya. "Boleh mama masuk?" Mingyu mengangguk dengan senyuman di wajahnya. "Kangen adek ya?" Lagi-lagi pria itu mengangguk, namun kali ini senyumannya sudah luntur. "Mama juga kangen sama adek, tapi kamu tau gak? Kalau kita di sini masih gak bisa ngelepas kepergian adek, nanti adek di sana gak tenang pikirannya ngeliat kita yang di sini kayak begini. Adek juga udah bahagia di sana, dia gak sakit lagi, gak dipukul papa lagi, dia bebas di sana. Demi kebahagiaan adek, bisa ya?"

Termenung sejenak, Mingyu menganggukan kepalanya meski rasanya sangat berat baginya untuk melepas Hyunjae begitu saja. Sekali pun Hyunjae bukan adik kandungnya, Mingyu sudah hidup bertahun-tahun bersama Hyunjae, banyak hal yang mereka lewati bersama, hal itu yang memperkuat ikatan Mingyu pada Hyunjae walau Mingyu tidak tau apakah Hyunjae juga begitu. Pada intinya, Mingyu sangat menyayangi Hyunjae mau seberapa keras Hyunjae menolaknya, Mingyu akan tetap menjadi kakak dari Park Hyunjae, selamanya.
~~~
Seohyun menyelimuti dirinya dari ujung kaki hingga nyaris ke ujung kepalanya, meringkukan tubuhnya hingga menjadi sangat kecil. Pandangannya lurus ke depan, kosong, tak tau apa yang harus ia lakukan. Masih bertanya-tanya untuk apa keberadaannya di rumah ini jika Hyunjae tidak ada, karena memang hal pertama yang membuat dia mau pindah ke sini saat Yuji memintanya adalah karena Hyunjae ikut membujuknya melalui saluran telepon saat anak itu masih menginap di rumah sakit.

[✔️] 180 Degrees || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang