Step 20

819 143 0
                                    

Hyunae menutup pintu mobil Xiaojun dan menunggu Xiaojun mengitari mobil hingga pria itu berdiri di sebelahnya. "Pulangnya mau sama gue atau Ryujin?" tanya Xiaojun, "Sendiri aja, gak pa-pa kok."

"Bareng Ryujin aja, naik bus kayak biasanya," usul Xiaojun sembari melangkahkan kakinya beriringan dengan Hyunae memasuki gedung kampus. "Gue mau ke RS, gak mungkin bareng Ryujin," balasnya. "Ya udah, sama gue berarti, kelas gue kan selesai duluan, gue bisa nunggu kok." Hyunae menggelengkan kepalanya, menolak tawaran dari Xiaojun karena perbedaan waktu selesainya kelas Xiaojun dan dirinya yang cukup jauh, sekitar dua jam. "HYUNAE!" teriakan menggelegar dari Ryujin membuat nyali dua orang ini menciut, mereka sudah tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"Kenapa lo gak cerita sama gue tentang si Hyunjae!? Apa-apaan!? Dia kembarannya Haechan!?" Menghela napas dalam, Hyunae akhirnya menampilkan senyuman pada Ryujin, "Nanti ya ngomonginnya," pinta Hyunae. "Lo masih bisa santai padahal lo sasaran pembunuhan si Hyunjae!?" Sontak Hyunae mendapatkan kembali setengah energinya yang hilang entah ke mana. "Lo tau itu dari mana?"

"Semua orang kampus udah tau Hyun, lo tau kan rumor lebih cepat nyebar dibanding—"

"Dari mana mereka tau?"

"Mereka gak sebodoh itu sampe gak bisa tau modusnya Hyunjae. Lagian masalah keluarga dia masuk berita Hyun, jangan bilang lo gak liat berita?" Hyunae menggeleng pelan, pikirannya mulai melayang kemana-mana. "Udah Jin, ngomonginnya entar aja, mending kalian masuk kelas sana!" seru Xiaojun sembari mendorong tubuh kedua temannya agar cepat pergi dari sini. Selain karena memang kelas mereka akan mulai sebentar lagi, Xiaojun juga dapat melihat bahwa Hyunae masih tidak bisa menangani semuanya sekarang apa lagi jika ditambah dengan ocehan Ryujin yang bisa jadi sepanjang jalan tol menuju kenangan. Mending diberhentikan secepatnya.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, Ryujin tak berhenti melempar tatapan tajam pada siapa pun yang memandangi Hyunae dengan segala macam jenis pandangan walau sebagian besarnya memberi tatapan prihatin. Kini keduanya sudah duduk bersebelahan di tempat biasa, Hyunae perlahan menoleh ke belakang, ke kursi yang seharusnya diduduki Jisung hari ini kosong. Tentu saja, anak itu sedang mendekam di penjara, bagaimana mungkin sekarang ia datang menghadiri kelas. "Hyunae.." panggil seseorang dari belakang, Hyunae yang merasa terpanggil pun menoleh. "Itu... yang di berita, beneran? Lo gak pa-pa?"

"Gak pa-pa! Udah sana ko pergi. Gue tau ya lo cuman kepo bukan mau perhatian ke Hyunae, hush hush!"

"Ya udah, santai aja kali ngomongnya! Gue baik-baik padahal nanyanya! Lagian gue gak nanya ke lo!" Orang itu langsung pergi dengan wajah julidnya sesaat setelah Ryujin membalas pertanyaan yang sebenarnya ia lemparkan untuk Hyunae. "Kalo ada orang nanya gitu gak usah dijawab, apalagi orang yang gak kenal baik sama lo," tutur Ryujin seraya menyiapkan buku dan alat tulisnya.
~~~
Felix menghela napas berat saat melihat Hyunae hanya memandangi sambil mengaduk-aduk makanan di hadapannya. "Buka mulutnya," titah Felix sembari menyodorkan sesuap nasi goreng untuk Hyunae, "Makan," tegasnya. Hyunae melirik Felix sekilas, berlanjut melempar lirikan pada teman-temannya yang juga sedang memandanginya dengan pandangan yang cukup menjelaskan bahwa mereka juga menyuruh Hyunae untuk makan. Pasrah, akhirnya Hyunae menerima suapan dari Felix, mengunyahnya tanpa semangat dan tenaga.

"Habis ini mau ke RS?" tanya Xiaojun yang dibalas anggukan lemas dari Hyunae. "Udah, gak usah dipikirin, sebenernya apa sih yang lo khawatirin?" timpal Hyunjin. Menghela napas kasar, Hyunae mengangkat pandangannya membalas tatapan mata Dino, katanya, "Kalau Hyunjae ngikutin Haechan... gimana?" Keadaan menjadi hening seketika, sela beberapa detik kemudian Xiaojun menyentil kening Hyunae membuat gadis itu mengaduh. "Ini nih, kenapa pikirannya selalu kayak gitu? Mereka dua orang yang berbeda, sama-sama kuat, tapi gue yakin Hyunjae gak bakal begitu."

[✔️] 180 Degrees || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang