Step 10

938 144 7
                                    

Hyunae memanfaatkan waktu kosong sebelum kelas berikutnya dimulai untuk pergi ke toko kue bersama Ryujin. Hari ini Seohyun berulang tahun, Hyunae serta yang lainnya berencana untuk merayakannya di rumah Seohyun sepulang kuliah.

"Lo udah beli hadiah?" Hyunae mengangguk sembari menahan pintu agar Ryujin bisa keluar. "Nanti si Hyunjin sama Dino gak bisa ikut, gak pa-pa?" menganggukan kepalanya sekali lagi, Hyunae menjawab, "Yang inti-inti aja juga gak pa-pa, Hyunjin Dino kan gak sedeket itu sama bunda."

"Nanti lima menit sebelum kelas selesai lo izin ke toilet ya? Tunggu di sana sampe gue susul."

"Ngapain?"

"Ya biar gak dicegat Hyunjae lah, lo mau si Hyunjae ketemu sama tante Seohyun?" Hyunae menggeleng pelan. "Ya udah, nanti biar gue yang bawain tas lo."

Ckrek!

Samar-samar suara jepretan kamera terdengar oleh Ryujin, ia menoleh ke sekililing dan hanya berhasil menangkap langkah kaki serta bagian belakang tubuh seseorang yang tertutup busana serba hitam. Ryujin sontak merangkul tubuh Hyunae, "Ayo balik, entar telat."

"Lah? Katanya mau cari makan dulu, laper kan lo?" Ryujin menggeleng cepat, "Mending langsung balik, makan di kantin aja."
~~~
"Siang Hyunae! Ryujin!" Hyunae membalas salam Jisung sedangkan Ryujin hanya tersenyum sekilas dan lanjut memakan nasi gorengnya.

Akhir-akhir ini Ryujin sudah mulai mau menerima Jisung baik sebagai temannya maupun sebagai teman Hyunae. Karena sepengelihatan Ryujin sepertinya Jisung anak yang baik dan tidak berbahaya, setidaknya jauh lebih baik dibanding Hyunjae.

"Yang lain ke mana? Biasanya rame-rame," tanya Jisung. "Ah... yang lain masih kelas," jawab Hyunae singkat dan dibalas anggukan oleh Jisung.

"Habis kelas ada acara gak?"

"Ada." Alih-alih Hyunae, Ryujin justru menjawab pertanyaan Jisung lebih dulu. Jisung tersenyum canggung dan membalas, "Ah... tadinya mau ngajak jalan-jalan aja gitu, ada acara ya?" Ryujin berdeham.

Jisung menenggelamkan kepalanya, memain-mainkan makanannya dengan sendok. Perlahan-lahan sudut bibirnya naik, menyeringai untuk diri sendiri.
~~~
Sudah sekitar tiga menit Hyunae bersender pada wastafel toilet sembari memainkan handphone-nya, menunggu Ryujin datang.

"Hyunae!" sang empunya nama sontak berdiri dan menerima tas yang diserahkan Ryujin. "Xiaojun sama Felix udah nunggu di parkiran, tadi pas keluar kelas juga gue gak liat Hyunjae, jadi lo aman." Menganggukan kepala mantap penuh rasa percaya, Hyunae mengikuti langkah kaki Ryujin.

"Gak ada gunanya ngebodohin gue."

Hyunae dan Ryujin sontak kaget, bahkan Hyunae nyaris melompat karena suara Hyunjae yang muncul dari samping. Bukan hanya suaranya, melainkan orangnya pun berada tepat di samping Hyunae sekarang.

Melepaskan senderannya pada tembok, ia beralih menatap Hyunae. "Mau ke mana?"

"Bukan uru—" Tanpa melepas pandangannya dari Hyunae, Hyunjae menyela Ryujin dengan berkata, "Gue nanya ke Hyunae, bukan ke lo. Diem."

"Kenapa gue harus kasih tau lo?" Hyunjae tersenyum singkat. "Supaya lo aman," jawabnya. "Gue merasa jauh lebih aman kalau gak ada lo di sekitar gue."

Hyunjae menghela napas singkat, membungkuk hingga matanya setara dengan Hyunae. "Di saat lo merasa terancam pas lagi sama gue, justru lo selamat karena ada gue. Alasan lo ngerasa gak aman, karena emang pada dasarnya hidup lo lagi gak baik-baik aja sekarang. Makannya gue ada di sini."

[✔️] 180 Degrees || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang