Di suatu malam dengan kedip remang cahaya liar rembulan,
Bunyi-bunyi menghantui tiap-tiap puisi di telinga ini.
Menjelang usia hari yang kembali dini, kenangan menyongsong barisan benang dalam pola jahitan kusut ku pada luka yang buruk menjejak.Sakit, perih dan busuk
Tak ada penggambaran sempurna yang memuaskan hati kita untuk menyuarakannya pada dunia.
Itu sudah jati nya hati yang luas tak tertuliskan atau coba terkatakan.Aku menyelam pada kubangan hitam yang berusaha menenggelamkan ku dalam prasangka yang ia lahirkan semena-mena tanpa izin Tuhan.
Aku bawa air matanya yang hitam ke dasar yang paling dalam
Mata berkaratnya terkuak,
Memulai kejernihan jejak yang ku titipkan sepanjang karang-karang sempit dan retak.Air matanya mulai ber-jernihan
Ombaknya mulai menenangkan
Pasirnya melembutkan angin yang lalu lalang, yang kadang menghempaskannya ke kiri dan kanan.Lalu sama-sama sadar dan belajar,
Ditiap-tiap belajar akan ada sadar
Ditiap-tiap sadar akan kembali pada belajar
Dan kau sudah sadar pada hal yang ku pelajari
Sekarang kau harus belajar pada hal yang kau sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Serak [COMPLETE]
PoésieKumpulan kata yang mewakili rasa, Terpahat dalam suatu lingkaran karsa tanpa suara yang memenjarai diri dan merajai mimpi. Puisi ini saya susun dengan sebuah keterampilan yang langka, kebanyakan dari mereka lahir pada suasana hati dan mata yang men...