18. /KEEP STRONG/

1.6K 261 47
                                    

•••Jangan menyerah ya, karena perjuangan itu butuh usaha, bukan sandiwara semata•••

ᴬᵘᵗʰᵒʳ –ᵃᵈᵃʳᵃˢᶠʸ-
.
.
.

Suci mengembungkan pipinya, matanya pun meliar memandangi penghuni kantin. Saat menemukan tempat tujuan yang pas, Suci langsung menyeret Vlora secara paksa. Suci merasakan ada keanehan dari sahabatnya itu, sebab sedari tadi pagi dia diam saja tanpa berbicara. Suci jadi misuh-misuh sendiri karena beberapa pertanyaannya selalu diabaikan oleh Vlora.

"Duduk!" perintah Suci. Ia sengaja membawa cewek itu duduk di meja yang berdekatan dengan warung Mbak Jenni.

Vlora masih belum tersadar, dia hanya diam dan memandang kosong ke depan.
Persis sekali seperti pasien-pasien yang berada di rumah sakit jiwa.

Suci berdecak kemudian ia menghampiri Mbak Jenni yang sedang berjoget ria dengan iringan musik DJ yang berasal dari tiqtoq. 'Aligator~ Nyah~ Ichi ni san~ Nyah ~ Aligator~

Awalnya Suci tergoda tapi secepatnya ia menyadari tindakannya. "Mbak, beli nasi kuning dua bungkus dong, lauknya ayam sama telur ya," ucap Suci.

Mbak Jenni mengacungkan jempol. Dia menghentikan aksinya dan mengambilkan dua bungkus nasi kuning sesuai pesanan Suci.

"Lima belas ribu, Dek."

Setelah membayar, Suci kembali dengan dua nasi bungkus lalu duduk di samping Vlora.

"Nih makan!" suruh Suci.

"Lo kenapa sih dari tadi begitu?"

"Kalo ada masalah apa-apa, cerita aja ke gue, jangan diam kek gini, pusing gue liatnya."

Wajah Vlora nampak pucat karena belum makan dan Suci menyadarinya.

"Makan dulu nih, udah gue beliin nasi bungkus."

"Ayo dong, Ra!"

"Mau gue suapin?" tawar Suci melembut.

Perlahan, Vlora menggelengkan kepalanya, dia melirik Suci dengan bibir mengerucut.

"Lo kenapa sih?" kesal Suci.

"Tadi-tadi gue dianterin Saga."

"Saga siapa?"

"Mantan gebetan gue..."

Suci memutar bola matanya jengah. "Terus kenapa sama dia?" tanyanya sambil menyuap satu sendok nasi ke dalam mulut.

"Gak kenapa-napa. Cuman gue rada takut sama dia," jawab Vlora. Ia memijat-mijat pelipisnya yang mendadak terasa pening.

"Taku----"

"DOR!!"

Vlora tersentak saat suara itu mengagetkannya. Mata Vlora menyiratkan api pertengkaran pada Febri yang sekarang cengengesan.

"Ampun, Nyai..." kata Febri membungkuk hormat.

"Lo mau bikin gue mati jantungan hahh!" tanya Vlora sarkastik.

"Sabar, orang sabar pantatnya lebar," timpal Arvin tertawa.

Vlora mendengus. "Satria mana?" tanyanya. Kedua sahabat cowok itu ada di sini, berarti seharusnya Satria ada di sini juga.

"Tuhhhhh...." Febri dan Arvin serempak menunjuk Satria yang sedang mengobrol bersama Mbak Jenni.

Seketika napas Vlora memburu, menatap Febri tajam seraya menggebrak meja kemudian berdiri. "Kebakaran!!" katanya menggebu, beberapa penghuni kantin pun sempat menoleh kepo.

Sosiologi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang