| Putar Mulmed
•••Katakan sayang bilang sayang, katakan cinta bila cinta, jangan coba berpura-pura, seperti tak ada rasa, tapi di hati--sayang•••
.
.
××Prilly Latuconsina××.
.Melengkungkan bibirnya ke bawah dan mata berkaca-kaca, Vlora memandang Gara penuh permohonan. Sudah sepuluh menit dirinya meminta ijin agar diperbolehkan sekolah hari ini, namun Gara menolaknya dengan embel-embel kalau Vlora masih belum sehat.
"Bang..." rengek Vlora, menggoyang-goyangkan lengan Gara.
"Besok aja sekolahnya."
"Enggak mau." Vlora menggeleng lemah.
Gara mengembuskan nafas. Mengalihkan tatapannya dari layar ponsel. "Ya udah."
Mata Vlora kontan berbinar.
"Tapi--kalo ngerasa gak enak badan, langsung telpon Abang."
"Siap!" jawab Vlora mengangguk mantap.
...
"Inget, jangan makan-makanan yang berminyak, jangan minum es, jangan lari-larian, sama jangan capek-capek."
Vlora mengangguk seraya turun dari atas motor besar milik Gara.
"Pulang nanti, abang jemput."
"Iyaaa," ujar Vlora, sedikit jengah. Kenapa Gara menjadi secerewet ini? Tidak seperti biasanya.
Selepas berpamitan, Vlora bergegas memasuki gerbang SMA RajaElang.
...
Melalui koridor 11 IPS, Vlora bersinggah sebentar di kelas IPS 2 untuk mengembalikan jaket Febri, ngomong-ngomong, jaket cowok penyuka barbie itu belum Vlora cuci, lagian dia hanya memakainya sebentar saja kemarin, daripada mencuci sama dengan buang-buang air—lebih baik Vlora semprot menggunakan parfum agar wangi cetar aduhaii membahana badai ulllalla.
Tubuh Vlora berbalik ketika merasakan ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Cewek itu menelan saliva lalu tersenyum dilingkupi hawa-hawa canggung.
"Ngapain?" tanya Satria dengan satu tangan tenggelam di kantong celana abu-abunya. Rambutnya yang acak-acakan dan agak basah-basah macam habis mandi itu membuat Vlora lagi-lagi terlena. Demi apapun, Satria lebih ber-damage sebanyak dua ratus kali lipat.
"Gue mau...mau ngembaliin ini."
Mata Satria terfokus pada benda yang disodorkan. "Punya Febri?"
"He'em."
"Biar gue aja yang balikin," katanya sembari mengambil jaket itu kemudian melenggang masuk.
Vlora mendengus. "Cuek banget."
🐾🐾🐾
Arvin menghapus papan tulis yang penuh dengan sisa-sisa kalimat serta tanggal-tanggal sejarah. Di sampingnya ada Valen yang mengawasi, entah mengapa cewek bendahara itu mendadak jadi seksi kebersihan juga.
"Tanggalnya gak usah dihapus," komentar Valen.
"Ye--" balas Arvin dengan bibir miring.
"Hari ini, Raju ijin, makanya gue yang gantiin dia buat tugas ngawasin lo-lo semua piket."
Eee--baiklah, Arvin manggut-manggut tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiologi Cinta
Teen Fiction#Frozen itu kartun, kalau friendzone itu kamu, awowkwk. . . . Menganggu Satria setiap hari di sekolah atau di luar sekolah sudah menjadi rutinitas bagi Vlora sejak berada di kelas sepuluh. Vlora juga melakukan berbagai macam cara agar bisa menakluk...