Dikasih hati malah minta seluruh napasku...
.
savlora
.
.
.Setelah mendengar kabar dari Febri bahwa Satria sedang sakit, cepat-cepat Vlora bersiap, berganti baju, berhias secukupnya, dan jangan lupa memakai parfum yang banyak agar wangi semerbak harum sepanjang hari.
"Astaga!"
"Gue bawa bingkisan apa coba? Masa datang-datang bawa tangan kosong, malu ama calon mertua," monolog Vlora, ia lari ke arah dapur mencari setidaknya ada sesuatu yang bisa ia berikan kepada keluarga Satria.
"Duh, cuma ada makanannya Cemara." Vlora menggaruk kepalanya.
"Yaudah deh entar gue beli di jalan aja." Vlora kembali berlari.
Cemara duduk santai di atas meja televisi menguap lebar, bola matanya yang bulat itu mengikuti ke mana Vlora bergerak.
"Cem, jaga rumah ya, jangan ampe ada maling lagii!"
"Kalo ada orang yang gak kamu kenal masuk, gigit aja!"
"Meong."
"Iya bagus."
Vlora mengunci pintu, mengambil napas panjang sejenak, menelusuri sekitar, apakah abang Oke Ojek yang ia pesan sudah sampai. Demi Satria, mau tak mau Vlora menginstal kembali aplikasi ojol di hp-nya. Padahal baru beberapa hari lalu ia hapus sebab ruang memori hp-nya hampir penuh. Nasib memang, lain kali Vlora ingin ganti hp saja.
"Neng Vlora ya?" Sapa seseorang yang baru muncul.
"Iya." Tersenyum canggung. "Anjjirr ojol apaan ganteng begini? Ini pasti orang kaya lagi gabut doang nih." Vlora membatin. Memandang abang-abang itu lalu membandingkan dengan motor mahalnya.
"Ayo Neng, saya anter."
"Bang, nanti mampir beli kue dulu ya. Di mana aja deh yang Abang tau."
Abang Oke Ojek itu nampak berpikir, "hmm, di mana ya beli kue buy one get you."
Vlora tertawa, "bisa'an aja si biawak."
...
Sesampai di rumah keluarga Satria.
"Duhh parfum gue ilang gak sih." Vlora mencium-cium sekitarnya, memastikan kalau aroma parfum miliknya tidak hilang terbawa angin.
Menarik napas dalam dan mengembuskannya. "Jangan gugup plis."
Menatap pintu lamat-lamat, lalu mengetuknya seraya memikirkan kata apa yang akan ia ucapkan ketika hendak masuk nanti.
Terdengar sahutan dari dalam, Vlora semakin ketar-ketir, malu. Cewek mental yupi yang lebih lemah dari yupi ini mencoba memberanikan diri berkunjung ke rumah yang sebelumnya memang sudah pernah ia datangi.
Pintu terbuka, Sandi menyambut dengan senyuman. "Waduh, pasti mau jenguk Satria 'kan?"
"Iya Om, Satrianya ada?"
Sandi mempersilakan Vlora masuk, "ada sih, di kamar, coba kamu liatin aja langsung ya, masuk aja gak papa kok."
"Baik Om."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiologi Cinta
Teen Fiction#Frozen itu kartun, kalau friendzone itu kamu, awowkwk. . . . Menganggu Satria setiap hari di sekolah atau di luar sekolah sudah menjadi rutinitas bagi Vlora sejak berada di kelas sepuluh. Vlora juga melakukan berbagai macam cara agar bisa menakluk...