𝕊𝔸𝕍𝕃𝕆ℝ𝔸
•••Ditolak sama orang yang kita sukai itu gak enak•••
.
» Dₐᵥᵢₐₙ ₐₗᵥᵢₙₒSₐ «.
.
."Ra?"
Vlora terkesiap, "I-iya, u-udah."
"Gue harap lo suka."
Davian menggenggam tangan Vlora tiba-tiba, seakan-akan berharap kalau cewek itu membalas perasaannya, tatapannya pun menyendu mengisyaratkan kalau dirinya sedang tidak bercanda.
"Ra..."
"Sekarang gue serius, lo mau...jadi pacar gue?" ungkapnya. Dia sangat tau resiko apa yang akan dia dapat nantinya karena sudah menyukai orang yang juga menyukai seseorang, tapi, apa salahnya untuk mengungkapkan keinginannya yang selama ini dia simpan?
Hawa ruangan Osis mulai semakin meningkat drastis ketika Vlora menarik tangannya dari genggaman Davian, cewek itu membenarkan tatanan rambutnya yang mengenai pipi lalu menyelipkannya ke belakang telinga dengan manik coklat terangnya yang ikut meliar ke segala arah.
Dari gelagat Vlora saja, Davian bisa menyimpulkan kalau cewek itu tidak nyaman dengan situasi ini. Daripada menunggu jawaban Vlora yang akan membuatnya sakit hati dua kali lipat, seharusnya Davian memang harus sadar diri. "Lo boleh nolak, gue juga gak ada hak buat maksa lo."
"Sorry," lirih Vlora yang masih didengar oleh Davian.
"It's okey."
"Kenapa masih lo lakuin? Padahal 'kan lo udah tau, gue sukanya siapa," tanya Vlora, bingung.
"Gue emang tau, Ra, tau banget malah." Davian tertawa kecil, menyikapi.
"Kalo dibandingin...nasib kita berdua itu cuma beda tipis. Gue suka lo, tapi lo gak suka gue. Lo suka dia, tapi dia malah gak suka sama lo."
"Kadang hidup emang gak sesuai keinginan."
Hening sesaat.
"Ra."
"Apa?" jawab Vlora dengan pikiran yang sibuk berkelana.
"Lo pernah mikir gak, perasaan lo ke dia itu bukan cinta?" ucap Davian, menerawang ke atas.
"Atau, lo gak bisa bedain, mana rasa kagum dan mana rasa cinta?"
🐢🐢🐢
"Kak! Tunggu!"
Satria menoleh ke belakang, mendapati satu cewek yang tidak dia kenali kini berlari-lari kecil menghampirinya. Suaranya yang lumayan cempreng itu sedikit membuat beberapa siswa/i ikut menoleh padanya.
Alis Satria menukik. "Kenapa?"
"Ini, punya Kakak, tadi jatoh di sana..." kata cewek itu sambil menunjuk suatu tempat. "Hampir aja dibuang sama anak Osis yang lagi bersih-bersih," adunya.
"Ohh, makasih," jawab Satria, mengambil gantungan kunci yang dimaksud.
"Kak, kenalin, nama aku-"
Belum sempat cewek itu melanjutkan kata-katanya, Satria sudah lebih dulu pergi menjauh.
...
Satria melirik jam tangannya, sudah pukul tiga lewat dua belas menit namun cewek itu belum juga terlihat batang hidungnya.
Lebih satu tahun lamanya dalam lingkungan sekolah yang sama, sampai saat ini Satria tidak memiliki nomor ponsel Vlora. Ia juga heran, mengapa Vlora tidak menganggunya lewat cara mengirim pesan seperti cewek-cewek kebanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosiologi Cinta
Teen Fiction#Frozen itu kartun, kalau friendzone itu kamu, awowkwk. . . . Menganggu Satria setiap hari di sekolah atau di luar sekolah sudah menjadi rutinitas bagi Vlora sejak berada di kelas sepuluh. Vlora juga melakukan berbagai macam cara agar bisa menakluk...