I Don't See This Love Ever Ending [Completed]

I Don't See-32

Yuhuuuu

Aku update!

Maaf sudah menunggu lama, sebenarnya saat ini aku juga masih sibuk dengan kuliah ku, cuma aku mengingat diriku bahwa aku harus bertanggung jawab dengan cerita yang sudah kumulai.

Oh iya, aku sungguh berterimakasih untuk semua pembaca baru cerita aku. sungguh luar biasa melihat setiap harinya Vote cerita aku bertambah, aku sampai kaget, walau vote nya hanya beberapa chapter tapi itu benar-benar  sangat penting bagiku. Terimakasih juga untuk pembaca yang menyempatkan waktu baca cerita yang banyak kesalahan, sungguh aku kaget melihat pembaca cerita ku.😆

Btw, Jika kalian mengikuti ceritanya, mungkin seharusnya kalian tau kenapa Mabel sikap nya berubah-ubah, tapi aku harap kalian tidak bisa menebaknya.😆😆 Karna aku berusaha untuk tidak memperjelasnya.

Tapi jika kalian sudah tau, Yeayyy aku juga senang.🥰

Cukup.

Jangan lupa VOMMENT.

Semoga suka.🥰🥰

......

Suara langkah kaki terdengar keras menuju sebuah ruangan sambil menghela nafas kasar, akan perbuatan yang dilakukan oleh putrinya, sudah mempermalukan dirinya.

Ia membuka pintu kamar bewarna pink tersebut dengan kasar, menatap tajam kearah wanita yang duduk manis sedang bersantai memakai masker tanpa terusik kedatangan dirinya.

"Ayah" panggil Mabel dengan wajah kaget, kedatangan ayahnya yang tiba-tiba saja masuk dengan sedikit mendobrak pintu kamarnya

"MABEL!"

Ujar mereka secara bersamaan, Ayah nya berteriak kuat penuh amarah, sedangkan Mabel berucap lembut dan berbalik menatap ayahnya yang menatap dirinya penuh kemarahan serta amarah yang jelas Mabel tau hal itu karna perbuatan nya.

"Apa kamu ingin mempermalukan Ayah?" Tanya Ayahnya dengan wajah murka.

"Aku tidak mengerti, Aku bahkan tidak ingin mempermalukan Ayah" jawabnya pelan.

"Kenapa kamu selalu membantah Ayah akhir-akhir ini Mabel!, Semua itu pasti karna pria sialan itu, kamu jadi berani mempermalukan ayah hanya demi pria bajingan seperti dirinya." Ujarnya murka melihat kelakuan putrinya yang semakin lama semakin menjadi-jadi.

"Cukup ayah!" Teriak Mabel menahan amarah, dia benar-benar tidak ingin Membantah ayahnya, tapi dia tidak bisa melepaskan Michael begitu saja "Dia adalah pria yang aku Cintai dan pria pilihan ku, dan aku hanya ingin Ayah untuk percaya dengan pilihan ku" ujar Mabel kuat menahan suaranya bergetar hebat.