***
Lampu yang menyala redup duduk manis di atas kepalanya. Dengan setelan jasnya, ia berdiri begitu gagah, di belakang sisi pendek sebuah meja kayu persegi panjang. Ia tengah menghadap dinding, memunggungi empat orang yang duduk saling berhadapan di meja kayu yang sama. Seandainya ada banyak makanan di atas meja itu, ini layak disebut jamuan makan malam mewah. Sialnya, meja kayu itu kosong, tanpa setitik debu di atasnya.
Pria gagah itu menjentikkan jarinya sembari berbalik, bersamaan dengannya empat orang wanita dengan setelan hitam putih yang rapi bergerak, membagikan empat berkas yang sama. Ada enam poin penting dalam berkas itu, dengan sebuah foto kabur sesosok manusia serba hitam. Dari seisi berkas, tentu foto itu lah yang paling penting– sebab ia di letakan di depan.
"Mushroom Killer, orang yang harus kalian tangkap, dan itu daftar timnya," perintah tegas sang pria gagah– orang dengan jabatan tertinggi dalam Badan Intelijen.
Poin nomor satu– ketua tim : TOP.
Nama aslinya Choi Seunghyun, seorang polisi yang direkrut oleh BIN setelah berhasil menangkap seorang pembunuh berantai tujuh tahun lalu.
Poin nomor dua sampai enam– anggota timnya yang diurut berdasarkan senioritas dalam lembaga.
Ten– bagian dari BIN yang telah bekerja di lapang sejak enam tahun lalu, namun sudah bekerja sebagai staff kantor selama bertahun-tahun sebelumnya.
Jisoo– pemenang kompetisi IT dengan julukan peretas gila. Ia sudah di rekrut sebagai anggota lembaga sejak empat tahun lalu.
Jennie– seorang profiler dari kepolisian, yang baru-baru ini di rekrut setelah berhasil mengungkap dalang dari percobaan gila terhadap manusia. Tentu saja, ia salah satu junior yang pernah di didik langsung oleh si ketua tim– TOP.
Kwon Jiyong– mantan anggota militer, yang dipenjara seumur hidup setelah berkhianat dan bergabung dalam kartel narkoba besar kemudian membunuh empat puluh lima pendaki. Ia membakar kebun ganja yang ada di gunung kemudian membuat sebuah pesta api besar di sana.
Lalisa Jung– julukannya Harley Quinn, sebab psikiater gila ini ketahuan telah membunuh– alias menghasut pembunuhan dan bunuh diri– tiga puluh sembilan pasiennya. Ia pun seorang narapidana dengan hukuman penjara seumur hidup.
"Ini bukan Suicide Squad atau Hannibal Series, kenapa kita melibatkan dua narapidana?" tanya Jennie, lebih seperti tengah memprotes keputusan si pria gagah.
"Kalau kau tidak ingin menganggap ini Suicide Squad atau Hannibal Series, anggap saja ini The Bad Guy," balas si pria gagah. "Kau bisa jadi Kim Sangjoon dan narapidana itu Jang Kiyong dan Kim Ajung. Atau kau lebih suka versi dramanya? Dengan Park Haejin atau Jisoo? Ini misi pertamamu nona Kim, kasus ini yang akan menentukan karirmu selanjutnya," susul pria itu dengan penegasan di akhir kalimatnya.
"Karena itu. Karena kasus ini yang menentukan karirku, aku tidak setuju. Mereka narapidana! Apa yang bisa mereka lakukan? Mereka orang jahat!" tegas Jennie, dengan argumentasinya. "Apa kalian setuju? Kenapa kalian diam saja?" tanyanya, pada tiga orang di depannya.
"Ini bukan hal baru. Terima saja. Sekalipun tidak berguna, mereka bisa dijadikan umpan," balas Ten, disusul dengan TOP yang setelahnya bangun, menerima tugasnya, serta timnya yang baru dibentuk itu. Jennie bisa pergi kalau ia tidak bisa menerima timnya– sebab apapun yang terjadi, tim itu akan tetap berdiri, dengan atau tanpa Jennie.
***
Terinspirasi dari film & drama yang disebut di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Crime
FanfictionMature Content Selalu ada satu atau dua hal yang jauh lebih penting dari cinta... hidup.