1825 : cendala
(a) (kl) hina; buruk; keji; cabul
Hati manusia akan menjadi lemah ketika harapan tidak sesuai kenyataan.
BIAS pencahayaan yang mampu menyilaukan mata membuatnya harus bersusah-payah dalam upayanya membuka kelopak mata yang dirasa berat. Sakit kepala yang dideranya, bagaikan tertimpa pukulan godam pun lambat laun berangsur hilang. Kendati demikian, masih saja menyisakan rasa tak nyaman yang menyerang belakang tempurung kepalanya.“Kyra!”
Suara yang menyerukan namanya, kompak terdengar. Hal tersebut memotivasinya untuk membangunkan keinginan alam bawah sadar gadis yang kini terbaring lemah di atas brankar kesehatan di SMANSA, agar segera terjaga.
Sensasi hangat yang berasal dari genggaman pada lengan kiri yang tidak terpasang selang infus, menggelitik perutnya dengan rasa penasaran karena suhu hangat yang menjalar kepada tubuh Kyra. Dia merasakan perasaan itu berasal dari seseorang—yang entah siapa—karena banyak suara yang menyerukan namanya secara serempak. Sehingga Kyra sulit membandingkan antara pelafalan orang yang tengah menggenggamnya dengan ragam suara familier yang silih bersahutan.
Bunyi lenguh lesu yang berasal dari bibir pucat milik Kyra, memicu reaksi kelima anak manusia untuk mengucapkan syukur. Salah satu di antaranya--yang menggunakan jubah kedokteran berwarna putih bersih--yang pakaiannya tampak menyatu dengan warna skin tone pada dinding.
Dia menghampiri Kyra setelah memberikan isyarat berupa pengusiran tersirat atau menyuruh keempat manusia lain yang berbagi oksigen dengannya segera menyingkir.
“Sebaiknya kalian memberikan ruang bagi Kyra agar dia tidak mengalami syok pasca terjaga nanti, karena melihat kalian yang berkerumun seperti sekarang.”
Usai mengikuti perkataan orang yang mereka anggap ahli dibidang kesehatan, Kyra akhirnya bisa terjaga dengan tenang. Sayup-sayup kemudian, indranya mulai berfungsi dengan baik. Dia mengintip dibalik mata yang sengaja dipejamkan, menghitung dalam hati siluet bayangan yang dia lihat. Empat orang.
Melihat ada salah satu dari keempat orang yang duduk itu yang mendekat ke arah brankarnya, setelah orang yang berpakaian medis selesai mengecek kondisi Kyra, dia buru-buru memejamkan mata. Kyra sebenarnya merasa malu karena harus berhadapan dengan orang-orang yang dia yakini tidak jauh yang itu-itu saja, karena lingkup pertemanannya memang begitu adanya. Sedikit.
“Kenapa harus pura-pura tidur, Ky? Masih ada yang sakit?” Akalanka membelai lembut kepalanya.
Kyra membuka mata. Dirinya disambut dengan gurat kecemasan yang terpatri pada wajah Akalanka. “Maaf,” cicitnya pelan.
Tak tega membuat adiknya merasa terbebani akibat kekhawatirannya, Akalanka menghela napas panjang. Dia mengamati keadaan Kyra dengan cermat, takut-takut adiknya mengalami penurunan kesadaran lagi. “Nggak masalah. Tapi sekarang, gimana perasaan kamu? Masih ada yang sakit?”
“Nggak, Kak. Aku udah mendingan, kok.”
“Bener? Kalau emang beneran nggak ada perubahan, mendingan kita ke RS aja.”
Perkataan Akalanka sontak membuat Kyra tercengang. Dia segera terbangun dan menahan tangan Akalanka. “Nggak perlu!” cegahnya dengan panik.
Reaksi Kyra membuat Hana, Alister dan Pak Bagas, berderap ke arahnya. Namun, karena perhatian Kyra masih tertuju pada penawaran kakaknya yang bisa saja benar-benar hendak membawanya ke rumah sakit. Padahal, Kyra merasa tubuhnya sudah baik-baik saja meskipun ada rasa lemas di dalamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/254329150-288-k999848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1825 [ON HOLD]
Любовные романыBlurb : Kyra Willa Bachtiar mendapatkan julukan sebagai Putri Pengganti setelah menjadi bagian dari Keluarga Bachtiar. Gadis dengan kepribadian menyenangkan itu mampu menyulap kediaman yang dikelilingi awan gelap menjadi tempat seindah pelangi. Nam...