Chapter 16

13 3 0
                                    

1825 : cais
(n) (kl) tali kekang; kendali

ASRAMA putri SMA Unggulan Adiwangsa kini kembali ramai dengan sekelompok siswi yang baru saja kembali ke asrama mereka setelah liburan semester telah usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ASRAMA putri SMA Unggulan Adiwangsa kini kembali ramai dengan sekelompok siswi yang baru saja kembali ke asrama mereka setelah liburan semester telah usai. Ragam suka duka mereka interpretasikan bersama kawanannya.

Meski terbilang jumlah murid di SMA ini cukup lebih sedikit, jika dibandingkan dengan sekolah reguler lainnya, tetapi seperti halnya yang terjadi di setiap sekolah, para murid akan cenderung membentuk sebuah circle pertemanan mereka sendiri.

Semenjak Kyra pindah ke Jakarta dan bertepatan dengan hari pembukaan PPDB di SMA Unggulan Adiwangsa yang memiliki sistem penerimaan yang lebih berbeda dari sekolah reguler lainnya. Dia bahkan baru mengetahui kalau SMA tersebut hanya menerima delapan puluh delapan siswa tiap angkatan. Makanya, Kyra mempersiapkan keperluan pendaftarannya dengan tergesa-gesa.

Bertepatan dengan hari tersebut, Kyra juga pertama kalinya menginjakkan kakinya di kediaman Bachtiar. Akalanka cenderung kaku dan tampak tidak nyaman berada di dekatnya. Alister sendiri, sudah terang-terangan mengibarkan bendera permusuhan padanya.

Syukur-syukur Kyra dapat melalui seleksi tiga tahap di PPDB yang menguji nilai akademiknya—karena dia bukan termasuk siswa unggulan yang pernah mengikuti Olimpiade Sains sebelumnya—kemudian ada ujian IQ tes hingga wawancara. Maka, dari sana dia bisa berkenalan dengan gadis berjilbab yang kini menjadi sahabat karib satu-satunya, Hana Hanifah.

Gadis yang berjilbab panjang berwarna putih-bersih, tersenyum cerah menyambutnya dengan ramah. Tuhan juga mempertemukan lagi mereka menjadi teman satu asrama. Karena, tiap ruang kamar di asrama, hanya akan menampung dua saja. 

“Kyra, aku kangen banget!” Hana menyambut kedatangannya yang agak telat dibandingkan siswa lain—karena ada drama panjang yang tidak ingin Kyra bagikan karena lumayan memalukan jika diingat-ingat—tetapi karena proses pembelajaran akan mulai efektif pada esok hari, keterlambatan menuju asrama hari ini, tidak dipermasalahkan.

Kyra menyambut uluran pelukan Hana dengan sama eratnya. “Aku juga kangen banget. Gimana liburannya, oke?” tanyanya sambil menguraikan pelukan mereka.

Jilbab yang dikenakan oleh Hana, disingkap ke samping. Dia duduk di sisi ranjang yang bertuliskan namanya, lalu menepuk-nepuk sisi sebelahnya agar Kyra mau duduk di sana. “Sini, sini, aku ceritain, deh, sama kamu. Seru banget, lho. Aku nggak sabar!”

Dan begitulah hari-hari mereka diisi dengan bertukar kabar keseharian yang dilakukan ketika liburan. Makanya, tidak heran bukan, jika Kyra memiliki stamina yang cukup untuk bercerita panjang lebar. Salah satu yang menyebabkannya itu, dikarenakan dirinya tertular oleh makhluk ekspresif macam Hana.

1825 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang