Blurb :
Kyra Willa Bachtiar mendapatkan julukan sebagai Putri Pengganti setelah menjadi bagian dari Keluarga Bachtiar. Gadis dengan kepribadian menyenangkan itu mampu menyulap kediaman yang dikelilingi awan gelap menjadi tempat seindah pelangi. Nam...
1825 : (v) (kl) aras (v) (kl) menyentuh (pada); berbatas (pada); sampai (ke)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“LOH, kok aku ada di sini!” Pagi-pagi buta dengan sinar matahari yang menyelinap lewat celah jendela, gorden biru tua telah tersingkap. Kyra bangun dalam keadaan kacau. Rambutnya berantakan, kelopak matanya masih terbuka-tertutup akibat kadar kantuk yang sepenuhnya belum pudar. Beberapa guratan yang tercetak pada pipinya menambah kesan mengerikan pada wajah bantalnya.
Kyra berjalan ke arah cermin dengan pikiran yang masih kusut. Saat pantulan dirinya terlihat, sontak Kyra terperanjat. Bayangan mengerikan yang dia lihat pada cermin, membuatnya hampir tidak mengenali sosok replikanya. “Astaga, mukaku berantakan banget.” Kyra meletakkan kedua tangannya pipi untuk menutupi guratan aneh yang tercipta karena tidurnya. “Lagian kenapa aku bisa di sini, sih? Bukannya kemarin itu, aku ....”
Saat Kyra mengingat-ngingat hal konyol apa yang dilakukannya semalam, ketika setengah sadar karena kantuk. Seketika matanya terbelalak dengan mulut membentuk lingkaran lucu. “Oh, no ...! Sekarang, aku mesti gimana ngadepin dia, coba!”
“Kyra?”
Kyra terperanjat. Tanpa sempat mengontrol ekspresinya, Kyra menoleh cepat. Dia baru sadar atas aksinya ketika melihat Akalanka menahan kedutan pada ujung bibirnya agar tidak menyemburkan tawa. “No ... no ... no ...!” Kyra berlari ke tempat tidur dan tergesa-gesa menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Oh, God! Wajahku pasti konyol banget, keluh Kyra dalam hati. Tampak dari luar, Kyra seperti gumpalan bapau raksasa yang dibungkus oleh selimut.
“Beneran nggak lihat, Kyra,” sangkal Akalanka. Walaupun demikian, suaranya bergetar, tak mampu lagi menahannya untuk tidak tertawa kecil. “Lagian itu lucu, kok. Kenapa mesti malu?”
Kyra menepis lengan Akalanka yang berusaha menjangkaunya supaya keluar dari gulungan selimut. “Nggak mauuu! Lucu dari mana coba? Mata Kakak pasti kelilipan gajah, ya?” tuduhnya yang tidak kira-kira.
Sukses saja Akalanka dibuat tertawa oleh Kyra. Suara tawa yang jarang-jarang didengar oleh penghuni Bachtiar selepas kejadian tiga tahun silam. Bahkan Marina yang sudah selama itu mengurusi keluarga Bachtiar, mengundurkan diri untuk membangunkan nona muda karena mengetahui jika salah satu tuan mudanya sedang bersama Kyra. Terlebih, saat Marina tahu kalau orang yang sedang tertawa itu merupakan Akalanka. Senyum keibuan penuh haru pun tak luput menghiasi wajahnya.