40. Tertindih

5 2 0
                                    

Bella masuk ke dalam ruangannya di mana terlihat sebuah benda bulat besar terletak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella masuk ke dalam ruangannya di mana terlihat sebuah benda bulat besar terletak. Di ruangan itu, lampu merah berkedip-kedip, pertanda bahwa zat-zat yang ada di dalam benda itu bereaksi dan itu berbahaya.

Bella mendekati ke sebuah meja di mana beberapa kabel tersambung ke sana. Kabel-kabel itu tersambung ke sebuah komputer yang menunjukkan reaksi antar zat dengan perkiraan waktu meledak.

Bella memaki Mark dalam hati. Ia berusaha menghentikan reaksi, tetapi tidak memungkinkan.

Jika bom itu meledak, mansion-nya akan hancur, termasuk laboratoriumnya. Semua yang penting di dalam sana akan terkubur oleh reruntuhan bangunan dan tanah.

Apa yang akan ibu dan kakaknya katakan? Jika dia merakit bom diam-diam di bawah mansion dan menghancurkan mansion mereka?

Bella memainkan jarinya di papan keyboard, berharap kegiatannya itu membuahkan hasil. Namun, sepertinya nihil, ia harus pergi.

Bella pun meninggalkan komputernya yang mulai rusak karena reaksi zat yang tak beraturan. Ia keluar dari ruangan, menabrak seseorang, yang merupakan Dinda.

"Dinda, apa yang kau-"

"Jangan banyak bicara! Ayo!" Dinda yang mengambil keputusan untuk menyelamatkan Bella menarik tangannya dan berjalan dengan langkah pincang ke pintu keluar.

Dinda sempat meminta Yessy yang merangkul Dervin untuk melindunginya. James yang dirangkul Franklin segera berkata agar Franklin mengikuti Dinda dan melindunginya dari bahaya karena ia sudah bisa berjalan sendiri.

Sekarang, lelaki itu membantu Dinda untuk berjalan, sedangkan Dinda mengenggam tangan Bella. Selama berjalan, Bella tak dapat mengalihkan perhatiannya kepada Dinda karena gadis itu pergi kepadanya walaupun tahu maut berada di depan mata. Ia merasa bersalah di bawah lampu merah yang berkedip pelan.

Dinda dan Franklin baru saja ingin keluar, tetapi pintu mendadak ditutup. Franklin segera membukanya, tetapi tak bisa, sebelum Bella mengatakan kalau pintunya tertutup otomatis.

"Jadi, lewat mana kita akan keluar?" tanya Franklin, panik. Ia kembali berusaha membuka pintu besi itu, berharap membuahkan hasil.

Dinda hanya mengenggam erat tangan Bella. "Kau tahu bagaimana cara membuka pintu ini?"

Bella tampak berpikir.

"Biar kucoba."

Bella pun mendekati pintu itu, mencari sesuatu. Ia meraba tembok yang ada di samping pintu, lalu membukanya.

Terlihat beberapa tombol angka menempel di sana. Bella segera menekan beberapa dan berharap pintunya terbuka.

Namun, tidak ada yang terjadi. Bella mencoba sekali lagi, mencoba kombinasi lain, dengan tangan bergerak cepat karena berlomba dengan waktu.

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang