32. Bawahan Gordon

10 2 0
                                    

Mobil milik Agatha kini terparkir rapi di samping rumah Yessy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil milik Agatha kini terparkir rapi di samping rumah Yessy. Berbeda dengan rumahnya yang lama, rumah Yessy terletak di sebuah bukit, menghadap ke arah kota New York.

Rumah itu terbilang kecil. Akses ke sana cukup sulit jika hujan. Walaupun begitu rumahnya nyaman karena angin sejuk perbukitan selalu menerpanya.

Ketujuh orang itu keluar dari sana. Mereka pergi ke rumah Yessy dengan Franklin yang sejenak berhenti untuk menikmati pemandangan.

Melihat rekan Dinda itu berhenti dan menatap ke kota New York, Dervin menghampiri. Ia berdiri di sampingnya yang menatap dalam kota itu.

"Ada apa?" tanya Dervin.

"Tidak mengapa," jawab Franklin yang terkejut ada Dervin di sampingnya, "Dinda menyukai pemandangan seperti ini. Langit siang dan kota New York yang sibuk membuat pikirannya tenang ditambah angin sejuk yang jarang sekali berhembus di perkotaan."

"Benarkah? Sejak kapan?" tanya Dervin, mengiringi Franklin yang pergi untuk masuk ke dalam rumah.

"Sejak berada di Amerika katanya," Franklin kembali menjawab. Ia masuk ke dalam rumah minimalis itu dan aroma menenangkan dari pengharum ruangan tercium.

Hanya ada tiga bilik di dalam rumah itu; kamar Yessy, toilet, dan kamar mandi. Itu pun ukurannya kecil, membuat beberapa orang yang menginap di tempatnya terkadang jengkel karena itu.

Di dalam kamarnya, Yessy menyiapkan barang-barang yang dapat membantunya menyelidiki ponsel, kotak bom, dan kartu yang teman-temannya temukan. Angin sejuk masuk ke dalam sana, merilekskan pikirannya sejenak yang akan diajak berpikir kritis beberapa menit lagi.

James, Agatha, dan Dervin yang akan membantunya ada di belakangnya, menolongnya menyiapkan barang-barang. Franklin dan Raven mendapat tugas menjaga Nadia takut gadis itu menerjunkan diri ke tebing jurang bukit.

Yessy menyalakan komputernya yang mendapat aliran listrik dari kecepatan angin di atas rumahnya. Ia mulai menyelidiki ponsel Dinda, berharap ada sidik jari selain sidik jari pemilik.

Kotak bom tadi sedang diurus Agatha dan James. Yessy ingin mereka membuka kotak itu, memberikan bagian penting yang mungkin bisa diselidiki, sedangkan Dervin disuruh untuk menyelidiki permukaan kartu yang tidak rata.

Dervin berkali-kali mengeluskan jarinya di permukaannya. Tidak rata, merangkai sesuatu yang jika Dervin imajinasikan mirip dengan huruf-huruf.

Dervin mengambil ponselnya dan menyalakan senter. Ia mengarahkan cahayanya dari sisi kanan kartu sehingga bayang-bayang samar dari permukaan yang tidak rata itu bisa dilihatnya.

"Kak Yessy, aku menemukan sesuatu!" serunya senang. Yessy dan yang lain menoleh kepadanya, lalu Dervin menunjukkan penemuannya.

Sebuah kartu dengan permukaan yang tidak rata, jika disinari senter dari sisi kanan atau kiri, akan terlihat huruf-huruf kecil.

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang