53. Maaf dari Dinda

7 1 0
                                    

Tadi Fanklin terbangun saat Dinda mengigau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi Fanklin terbangun saat Dinda mengigau. Ia menatap gadis itu, yang walaupun tertidur, mimik wajahnya berubah-ubah sebelum senyumnya mengembang di bibir.

Hatinya begitu hangat saat itu.

Bak menerima wahyu, Franklin begitu senang. Padahal Dinda hanya bilang kalau ia mau makan, bukan ingin menikahinya atau sebagainya.

Franklin menoleh ke kanan dan ke kiri dan menjumpai tidak ada makanan di sana, kecuali semangkuk bubur basi. Franklin menyahut, "Sebentar" sembari membangunkan Kimberly untuk menelepon Xin.

Kimberly bangun dengan malas, lalu menatap Dinda. Beberapa detik ia menatapnya dengan datar, sebelum mendengar dari Franklin kalau Dinda minta makan.

"A-Apa? Ulangi lagi," pinta Kimberly.

"Dinda ... mau ... makan." Jawaban dengan intonasi nyaring dan pengucapan yang lambat itu membuat Kimberly melebarkan mata dan senyum.

"Suruh Xin membuat bubur baru. Bubur yang ini sudah basi," suruh Franklin setelah itu.

"Ponsel?"

"Bodoh! Di sakumu 'kan ada?"

Kimberly meraba saku baju dan celananya dan menemukan benda pipih itu berada di sana. Ia segera mengambilnya, mencari kontak Xin, lalu meneleponnya yang beberapa saat kemudian disambut dengan erangan.

"Ada apa?"

"Dinda minta makan," jawab Kimberly. Sama seperti tadi, Xin terdiam beberapa detik, lalu menjawab dengan intonasi tinggi.

"Apa? Serius?"

"Jangan banyak bicara! Buatkan bubur. Suruh Zack mengantarnya ke sini. Kami menunggu kalian," suruh Kimberly.

"Baik!"

Sambungan pun terputus dan Kimberly menatap Franklin.

Masing-masing dari mereka melebarkan senyum yang kemudian dilemparkan kepada Dinda. Dinda merasa aneh untuk sesaat karena yang ia inginkan hanya makan, bukan senyuman.

Namun, mengetahui kalau mereka tersenyum karena ia mau makan membuat Dinda tersenyum dalam hati. Dinda sadar kalau ia belum makan dan minum beberapa hari, mengandalkan cairan infus dan itupun sempat terpikirkan dirinya untuk dilepas.

Franklin dan Kimberly menyuruh Dinda untuk menunggu. Hanya sebentar. Dinda padahal ingin protes, ia benar-benar sangat lapar.

Beberapa menit menunggu dengan perut keruyukan dan untunglah Dinda dapat menahan laparnya sekali lagi, Zack datang ke rumah sakit bersama Xin dan Leo. Xin segera meletakkan wadah tertutup berisi buburnya yang dibungkus kertas plastik dan membukanya, lalu mengambil mangkuk bubur yang sudah basi dan mencucinya di wastafel kamar mandi.

Leo dan Zack sempat bertanya-tanya kenapa Dinda mendadak mau makan. Franklin dan Kimberly hanya menaikkan bahu, mereka saja kaget karena Dinda menginginkan itu setelah sekian lama diam menahan lapar.

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang