54. Agatha Bercerita

10 1 0
                                    

Sejak kata maaf itu terucap, Alenzo dan kawan-kawan berlutut di depan Dinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kata maaf itu terucap, Alenzo dan kawan-kawan berlutut di depan Dinda. Mereka sangat menunggu respon Dinda itu dan tidak menyangka akan diberi maaf.

"Kami benar-benar merasa bersalah, Dinda. Kami sangat merasa bersalah," kata Alenzo, membuat Dinda bangkit dan menghampirinya.

"Ayo, bangkit! Aku hanyalah anggota di Peregryne, sedangkan kau seorang pemimpin." Dinda mengangkat bahu Alenzo dan menatapnya. "Jika kau merasa bersalah, maka pimpinlah timmu ini dengan baik. Selalu berlaku tulus untuk IIS, jangan meniru pendahulumu yang sekarang mendekam di penjara."

Alenzo mengangguk. "Akan kulakukan." Senyum pertama dari Zero ke Dinda itu akhirnya terlihat. Senyum yang kali ini tidak terdapat unsur kebencian, meremehkan, dan merendahkan, membuat Dinda membalas mereka dengan senyuman pertemanan.

"Oh, ya. Alenzo." Leo mengakhiri acara senyum-senyuman mereka. "Mau menjadi rekan kerja kami?" tanyanya kemudian.

"Tentu saja," jawab Alenzo, "Kali ini, kita akan bekerjasama. Dan ya ... aku juga mendengar kabar kalau kalian akan naik pangkat jika menyelesaikan satu kasus selevel Master sekali lagi."

Leo tentu saja terkejut. "Bagaimana kalian bisa tahu?"

Decakan terdengar. "Kami bukan Zero jika tidak menguntit," sahut Alenzo, membuat Leo membuang napas dan memutar matanya.

"Jika seandainya kalian mendapatkannya, kami akan membantu." Leo kembali menatap Alenzo. "Kami juga tidak sabar melihat wajah kalian terpampang di dinding keanggotaan Master."

"Apakah kali ini kalian bisa dipercaya?" tanya Leo.

Alenzo hanya mengangguk.

"Akan kutagih perkataanmu itu jika aku mendapatkan kasusnya. Jika kau tidak mau, kau harus dihukum."

"Ah, menakutkan sekali. Bulu kudukku rasanya berdiri."

Leo mendatarkan wajahnya.

"Ck, iya. Kau bisa ke sini untuk menagih perkataanku. Namun, aku akan menepatinya mulai sekarang. Jadi, aku tidak akan pernah dihukum," sambung lelaki berambut perak itu.

Setelah itu, Leo tidak menyahut. Ia hanya menatapnya padahal di dalam hati ia senag akan mendapat bantuan.

Setelah itu, Peregryne dan Zero saling kenal. Beberapa menit dihabiskan dengan berbincang-bincang, Peregryne pun kembali ke ruangan mereka.

Sesuai janji, setelah makan siang, Dinda harus pulang ke apartemen. Xin bersedia menemaninya, tetapi Dinda bilang kalau ia bisa mengurus dirinya sendiri. Teman-temannya tidak yakin karena kamar Dinda berada di lantai dua sedangkan kakinya masih di-pen. Dia bisa saja jatuh dari tangga dan luka di kakinya itu akan semakin parah.

Setelah mendengus, Dinda menyanggupi permintaan mereka. Xin pun izin pulang bersama Dinda, diantar oleh Franklin yang nanti akan kembali takut ada informasi dari Thomas. Namun, sebelum sampai ke rumah, Dinda meminta Franklin untuk mengantarnya ke Washington, ia ingin tahu hidup Dervin setelah berpisah dengannya di bandara.

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang