Disclaimer Masashi Kishimoto
Pair : SasuHina, GaaHina, SasuSaku, etc.~ 🍻 ~
Pyar!
“WELCOME TO THE HELL, CUPU!”
Gadis bersurai indigo sebahu dengan kaca mata bulat bening yang bertengger manis di atas hidungnya itu bungkam. Menerima cacian serta lemparan telur busuk dari murid-murid yang mengerubungi.
“Yeah, seneng banget dong dapat bahan bulanan baru,” kekeh wanita bersurai merah yang menjadi salah satu sorot dari pem-bully-an kali ini.
Gadis pirang disamping mengangguk setuju. “Yup, puas banget. Bagaimana tanggapanmu, Shika?” Ia menatap laki-laki yang menguap di sebelahnya.
“Hng, begitulah,” sahutnya singkat sambil menguap lebar.
“Hei, Ino! Lo nggak mau tanya sama gue? Seru banget, loh!” sahut pria kuning pemilik sepasang bola mata sejernih samudera berbinar.
“Lo itu nggak penting, Naruto. Harusnya yang ditanya itu Sasuke. Sayang sekali dia belum berangkat. Tidak seru,” sahut Uzumaki Karin si gadis merah mengeluh. Naruto mencibir.
Hyuga Hinata—gadis bersurai indigo itu perlahan bangkit selepas merasa penyambutan mereka sudah selesai. Bau amis menguar membuat ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.
Tatapan mengejek menggiring jalan Hinata hingga sampai di koridor sekolah. Tiba-tiba gawainya berdering menandakan sebuah pesan masuk. Hinata merogoh saku roknya.
Sasuke ❤️ :
Rooftop, cpt!Senyum Hinata mengembang buru-buru pergi ke rooftop. Tidak sabar menemui orang yang sudah sejak lama menguasai hati. Di rooftop, sosok laki-laki berambut hitam tengah berdiri memegang palang pembatas.
“Sasu—”
“Lo! Lo ngapain ke sekolah ini? Ngapain pindah ke sini?!” potong pemuda raven itu cepat berbalik menatap Hinata tajam seolah ingin menikam.
Hinata meneguk salivanya merasa nyali menciut. “Eng, a-ano, a-ada tawaran masuk lewat beasiswa. Un-untuk menghemat biaya, jadi, a-aku menerimanya,” jawab Hinata jujur.
Beberapa hari yang lalu ia bertemu dengan Tsunade. Menolong wanita itu yang nyaris tertabrak truk. Ternyata beliau adalah kepala sekolah. Sebagai bentuk balas budi, memberikan tawaran masuk lewat beasiswa. Melalui tes, Hinata berhasil lolos.
Rahang Sasuke mengeras. “Harusnya lo nggak di sini!”
“Ke-kenapa? Bu-bukannya harusnya kamu seneng? A-aku kan pac—”
“Gue nggak sudi! Gue nggak bakalan anggap lo sebagai pacar gue! Dasar cupu, nggak guna, malu-maluin!” maki Sasuke tanpa filter.
Hinata tertohok merasa nyeri. “Ka-kamu nggak mau akuin aku jadi pacar kamu?”
Sasuke mengangguk mantap. “Iya, nggak mau! Mending Sakura lebih baik dari lo! Dia cantik, pintar, berbakat, anggun, nggak Kumal miskin kayak lo.”
Cukup! Tubuh Hinata bergetar mendengar Sasuke memuji gadis musim semi. Hatinya lebih sakit dari saat mendapat bully-an tadi.
“Ingat, anggap kalau kita orang asing,” ketus Sasuke dingin melangkah pergi meninggalkan Hinata yang menangis dalam diam seorang diri. Lagi, Sasuke menorehkan luka pada hatinya.
Hinata telah Jatuh cinta pada retak yang menjadi detak dalam hidupnya. Yang kerap menorehkan luka, yang menjadi alasan retak hati, adalah dia yang juga menjadi detak.
Jika Sasuke lebih memilih Sakura, kenapa dia tidak memutuskan hubungan dengan Hinata?
✨✨✨
MALES REVISI GIMANA DONG:V
Bakalan revisi kalau mau naik cetak aja (bismillah aamiin) 😂 lah ya
Yang belum sempat baca silakan baca. Nggak jadi ada yang diubah hehe:v
Terlalu mager help 🙂 happy reading! Semoga suka. Jangan lupa voment 💜
[Ikut writing marathon bersama GravatarOFC]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Rahasia ✓
Fanfiction⚠️ First story ⚠️ Disclaimer : Masashi Kishimoto Hinata Hyuga adalah seorang gadis biasa yang telah jatuh cinta sendirian di masa remajanya. Pada dia-retak yang menjadi detak di hidupnya. Yang kerap menorehkan luka, yang menjadi alasan retak hati, a...