"Hinata, apa yang kau lakukan di gudang sendirian?"
Kakashi Hatake, pria muda berstatus guru BK itu memiringkan kepalanya. Ia menatap Hinata penasaran. Apa yang sedang dilakukan gadis lavender si murid baru itu sendirian di gudang.
Hinata terjengit kaget merasa terintimidasi dengan tatapan juga pertanyaan dari Kakashi. "Eh, a-ano, aku." Sial! Nada suara Hinata gugup. Kakashi pasti makin curiga. Terbukti dari tatapannya.
"A-aku baru mengembalikan sapu! Ya! Sapu! Aku tadi mengembalikan sapu!" seru Hinata menggebu-gebu mengepalkan kedua tangannya di angkasa. Merasa mendapatkan alasan yang cukup logis.
Kakashi ternganga heran. Matanya menangkap pada satu titik yang menarik perhatian. "Lalu kenapa kau duduk mengenaskan di lantai? Bibirmu juga bengkak."
Hinata melotot. Ia merasakan adrenalinnya berpacu lebih cepat. Ia yakin pasti pipinya sudah memerah sekarang. "Eng, ta-tadi a-aku jatuh. Iya, jatuh. Bibirku mendarat duluan di lantai. Jadi begini, hehe."
Sejujurnya Kakashi tidak begitu percaya. Tadi, ia yakin di gudang Hinata tidak sendiri. Ia mengangguk saja seolah percaya. "Lain kali hati-hati. Mau diobati ke UKS?"
"Tidak terima kasih, sensei. Lukanya tidak seberapa kok," elak Hinata tertawa hambar. Bisa bahaya bila Sasuke melihat. Cowok itu jika marah tidak pandang bulu. Sekali pun lebih tua seperti Kakashi.
"Aku permisi, sensei. Masih ada kelas. Sayonara," pamit Hinata buru-buru beranjak berdiri membenahkan seragam. Membungkuk setengah badan formal segera pergi meninggalkan gudang.
Kakashi tersenyum simpul. "Gadis yang berbeda," gumamnya singkat kembali fokus pada tujuan awalnya untuk mengambil kursi baru. Mengganti kursinya di ruang guru yang rusak.
💜💜💜
"Hinata-chan, kenapa lama sekali ke toilet? Lo nggak berniat buat membolos kan?"
Pertanyaan dari Lee menyambut Hinata yang baru saja tiba di kelas selepas dari gudang tadi. Hinata menggeleng, "Tidak kok. Tadi aku bertemu dengan Kakashi-sensei. Membantunya, hehe."
Wah! Sepertinya sulung Hyuga ini sudah pandai dalam mengarang cerita, ya. Sasuke mengajari dengan baik. Lee dan lainnya percaya begitu saja.
"Gue kira mau bolos. Kalau mau bolos itu bilang, ajak gue sekalian," seru Lee semangat. Temari menghadiahi pukulan dengan kipasnya, "Hinata itu terlihat seperti anak baik-baik. Mana mau membolos seperti kita, baka!"
"Ugh, hobi banget sih mukul. Sakit, tahu!" protes Lee mengerucutkan bibirnya merajuk. Temari menatap jijik, pukulan kedua kembali dilayangkan. Lee mengaduh.
"Mimpi apa semalem dapat sahabat kayak lo." Bibir Temari komat-kamit seperti sedang merapalkan mantra untuk Lee. Lee tidak tersinggung malahan tersenyum bangga merangkul bahu Temari.
"Harusnya bersyukur punya sahabat spesies langka kayak gue. Selalu ada selalu setia. Jadi, inget kejadian pas nangis kejer gara-gara si Pangeran Tidur," cerocos Lee terkekeh menggoda.
Temari langsung menyikut perut Lee. "Itu masa lalu nggak usah diungkit. Udah lama buang jauh! Udah nggak peduli lagi gue sama dia mau mati bodo amat!"
"Ah, masa? Apa tanggapanmu bila mereka berpacaran?"
"Berisik kau sialan!"
Hinata terkekeh melihat perdebatan antara Temari dan Lee. Walaupun tidak tahu apa yang diperbincangkan, Hinata merasa senang melihat kedekatan keduanya. Benar-benar sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Rahasia ✓
Fanfiction⚠️ First story ⚠️ Disclaimer : Masashi Kishimoto Hinata Hyuga adalah seorang gadis biasa yang telah jatuh cinta sendirian di masa remajanya. Pada dia-retak yang menjadi detak di hidupnya. Yang kerap menorehkan luka, yang menjadi alasan retak hati, a...