“Ini pakai seragam punya gue.”
Hinata hanya diam tidak berniat menerima sodoran totebag dari Sasuke. Saat ini mereka berdua sedang berada di koridor sekolah dekat toilet. Setelah aksi bully tadi.
“Terima aja buruan gih. Seragam lo udah basah gitu,” desak Sasuke sepertinya tidak bisa lepas dari sifat memaksa. Hinata mendengus. Ia menggeleng kepalanya enggan.
Sasuke kini terdiam menatap manik mata Hinata. “Jangan jauhin aku, Nat. Aku percaya kamu bukan perusak hubungan kak Itachi. Izinkan aku buat perjuangin kamu, Nat.”
“Atas dasar apa lo tiba-tiba berubah gini? Bukannya lo itu seneng karena udah lepas dari gue? Dari awal kita menjalani hubungan tanpa cinta,” tanya Hinata menyelidik curiga.
“Aku punya alasan kenapa harus menutupi hubungan kita. Aku punya alasan kenapa aku selalu berlaku kasar sama kamu,” aku Sasuke memutuskan untuk jujur.
Hinata menatap Sasuke dengan tatapan berbinar ingin tahu. “Memang apa alasannya? Atas dasar apa pula tiba-tiba nembak gue?”
“Hola! Apa gue datang ganggu kalian?”
Kedatangan si Spongebob mendadak membuat Sasuke berdecak. Dasar sahabat laknat! Tidak tahu sikon saja datang di saat seperti ini. “Ck, ganggu banget!” ketusnya jengkel.
Naruto nyengir. “Maaf-maaf hehe. Gue disuruh Sakura buat mengawasi lo, Sasuke. Dan menyerahkan seragam baru dari Temari,” Ia menyodorkan totebag coklat.
“Katanya, dia ada urusan makanya tidak bisa memberikan secara langsung,” ungkap Naruto. Hinata langsung menerimanya dengan senang hati, “Arigatou.”
“Kalian berdua bisa pergi.” Hinata mengusir Naruto dan Sasuke.
💜💜💜
Hinata duduk termangu sendirian di depan sebuah piano. Sudah lama tangannya tidak bermain dengan musik. Baginya, musik adalah teman menyepi. Musik adalah kehidupan.
Hinata menarik napas dalam mengeluarkan secara perlahan. Ia meyakinkan diri untuk kembali menekan setiap tuts piano menciptakan nada-nada indah.
Salah satu jari Hinata menekan tuts. Timbul suara melodi menggema dalam ruangan sepi. Hinata tersenyum. Jari-jemarinya dengan lihai menari menekan tiap tuts piano.
Nada piano mengalun indah. Seiring dengan mulut Hinata mengeluarkan sederet lirik lagu dari Korea kesukaanya berjudul, Love Myself - BTS. Hinata tidak terlalu suka dengan boyband Korea, dia suka lagunya saja.
Hinata terbawa suasana. Ia terhanyut permainan musiknya sendiri. Bersama musik, Hinata merasa terbang bebas ke angkasa. Bersama musik, Hinata merasa tidak punya beban.
“Nada yang indah, Hinata.”
Hinata terjengit kaget mendengar suara pujian menyapa telinganya. Terlalu menghayati sampai tidak sadar jika di ruang musik kini dia tidak lagi sendirian.
“Terima kasih, Gaara-kun. Gue pikir senior yang datang,” sahut Hinata bernapas lega melihat sosok Gaara, “Ah ya, gimana lo bisa di sini? Bukannya masih jam pelajaran?”
“Lo sendiri kenapa bisa di sini?” Gaara balik bertanya. Cowok itu mengambil salah satu gitar yang ada. Perlahan mulai mencoba memetik senar gitar.
Hinata bungkam. “Gue lagi menenangkan diri. Akhir-akhir ini, hidupku kacau. Suasana hati kian memburuk.” Di sisi Gaara, membuat Hinata ingin mengadu tentang bagaimana peliknya hidup.
“Gue pikir, kita ini sudah bersahabat. Kalau ada masalah, silakan bercerita jangan sungkan,” cetus Gaara tumben mau ngomong lebih dari tiga kata. Hinata dibuat salfok. Ia harus mencatat keajaiban ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Rahasia ✓
Fanfiction⚠️ First story ⚠️ Disclaimer : Masashi Kishimoto Hinata Hyuga adalah seorang gadis biasa yang telah jatuh cinta sendirian di masa remajanya. Pada dia-retak yang menjadi detak di hidupnya. Yang kerap menorehkan luka, yang menjadi alasan retak hati, a...