25. Kecelakaan

1.4K 97 1
                                    

Berkat permintaan maaf Mikoto hari lalu, Hinata merasa percaya dirinya kembali. Ia merasa rasa insecure menguap. Setengah hati merasa lepas.

"Hufft, rambut gue udah panjang. Potong lagi nggak ya? Tapi, kalau enggak, mirip Hinata Hyuga." Hinata menatap pantulan tubuhnya di depan cermin.

"Mending jangan, Nat. Kembali ke keluarga Hyuga. Kau masih hidup. Aku yakin, ayahmu tidak benar-benar membenci," cetus Rin tahu-tahu berdiri di belakang Hinata.

Hinata terkesiap. "Aku tidak yakin untuk kembali. Berada di keluarga Hyuga seperti di penjara. Aku tidak bisa melakukan hal yang aku suka lagi. Seperti bermain musik."

"Coba saja. Mungkin paman Hiashi sudah memaafkan masa lalu. Lagi pula, ketika rambutmu digerai. Kau benar-benar memancarkan dirimu sendiri," komentar Rin.

Hinata melepas kaca mata bulat. Ia menyibakkan rambu lurusnya. Hinata memang suka rambut yang tergerai lurus. Tidak terlihat cupu, malah merasa seperti putri.

"Ya, benar sekali, ini baru aku." Hinata menyunggingkan senyum. "Terima kasih, aku berangkat dulu kak Rin."

"Kau tidak mau sarapan? Kalau tidak, nih bawa bekalmu. Aku sudah menyiapkannya." Rin menyodorkan kotak bekal berwarna ungu.

"Arigatou, aku berangkat. Jaa nee!"

Dengan langkah mantap penuh percaya diri, Hinata melangkah keluar rumah Rin. Banyak pasang mata yang meliriknya. Terlebih ketika menaiki angkutan umum.

"Dia yang dibilang sangat mirip dengan almarhum Hyuga Hinata? Sangat mirip! Atau jangan-jangan dia itu kembarannya?"

"Eh itu yang viral kemarin jadi penyanyi di Aishiteru Cafe! Mirip banget sama Hyuga Hinata."

"Nggak pakai kacamata sama rambut panjang makin cantik aja."

Hinata hanya bungkam sembari menatap luar bus. Membiarkan netizen berspekulasi dengan pendapat sendiri. Ia tidak peduli.

"Ternyata benar, dia sulung Hyuga. Tapi, kenapa tuan Hiashi memberi tahu media kalau dia sudah meninggal?"

Sampai di sekolah, Hinata masih menjadi bahan pembicaraan. Tapi, dia heran. Kenapa mereka menyebut dirinya sebagai sulung Hyuga?

"Nata! Gue tahu belum lebaran, tapi, gue mau minta maaf. Maafin gue, Nat. Sumpah ini faktor ketidaksengajaan. Gue minta maaf demi apa pun!"

"Iya, kita juga minta maaf, Nat."

Hinata mengernyit bingung melihat segerombol manusia yang pernah ikut mem-bully dirinya datang meminta maaf. Juga Lee-temannya sendiri.

💜💜💜

Hidup Hinata rasanya kembali seperti dulu. Hanya saja kali ini lebih baik. Dia punya teman yang mendukung. Dia benar-benar bersyukur.

Bahkan tambah oleh teman-teman sepergengan Sasuke-Ino, Karin, Shikamaru, dan Naruto. Sakura sudah pindah pergi bersama Itachi.

"Grr, sumpah gue ogah berteman sama Ino pig dan gaetannya itu. Pengin tak hih," dumel Temari misuh-misuh habis mengobrol atau lebih berdebat tadi bersama Ino.

Hinata tertawa. Ia berkata dengan bijak, "Lupakan masa lalu. Buka lembaran baru. Memaafkan adalah jalan keluar yang terbaik."

"Gimana mau memaafkan orang bikin greget mulu ngajak berantem! Mentang-mentang ahli jadi pelakor!" seru Temari dalam mood buruk.

"Pantes aja jadi pelakor handal. Orang 'ketua gengnya' perusak hubungan orang," lanjut Temari. Ya, berita soal Sakura sudah tersebar luas.

"Udah jangan kebawa emosi. Nanti makin tua, mending kita kemas barang. Bentar lagi pulang." Hinata menoleh ke arah jam dinding.

Pacar Rahasia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang