Berita mengenai tunangan antara Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke telah menyebar cepat. Banyak yang mendukung keduanya. Hinata hanya bisa membatin miris.
“Lo nggak papa?” tanya Temari menepuk pundak Hinata yang berjalan lesu. Ia sudah tahu semuanya. Tentang kehidupan pelik Hinata.
Hinata juga tahu kehidupan Temari. Kemarin mereka saling terbuka. Saling berbagi cerita, berusaha untuk saling percaya. Layaknya benar-benar sahabat sejati.
Hinata tersenyum mengangguk. “Iya, fine aja kok. Paling gue cuma pelampiasan,” balas Hinata meringis. Mulai sekarang Hinata memakai bahasa gaul seperti remaja umum.
Mungkin penampilannya berubah. Kehidupannya berubah. Tapi, Hinata tidak mau kehilangan jati dirinya. Hinata yang dulu itu berani, tidak selemah Hinata sekarang.
“Emang Hinata kenapa?” tanya Lee polos. Satu-satunya orang yang belum Hinata ceritakan tentang hidupnya. Temari, Gaara, dan Hinata saling bersitatap menahan tawa.
Mata Lee memicing. “Pasti ada yang nggak gue tahu? Kenapa sekarang main rahasia-rahasiaan?” Lee mencebik kesal pada Gaara dan Temari.
“Cari tahu sendiri, hehe,” cengir Temari tertawa. Lee mendengus kesal. Ia berseru lebay memegang dadanya seolah tersakiti, “Sungguh! Apa yang kalian lakukan itu jahat!”
Temari jijik mendengarnya. Ia melayangkan jitakan pada Lee. “Nggak usah lebay deh. Lagian ini rahasia Hinata, biar dia aja yang ngasih tahu lo.”
Lee meringis. Belum sempat bersuara, ada suara lain yang memanggil nama Hinata lantang. Dia berlari menghampiri Hinata. “Hinata!”
Dalam hitungan detik, wajah Hinata berubah keruh tahu siapa yang memanggil. Begitu juga dengan Temari memandang Sasuke tak suka.
“Sekarang mau apa lo? Nggak puas nyakitin Hinata? Mau hina dia lagi?” tanya Temari memandang Sasuke berani tersirat kebencian yang kian berkobar.
Sasuke menatap Temari datar. “Gue mau ngobrol sama Hinata. Nggak ada urusannya sama lo, diem aja deh,” ketusnya sinis. Temari melotot mendengarnya.
“Urusan Hinata urusan gue juga! Awas aja sampai lo mau nyakitin dia lagi. Jaga aja sana tunangan ‘ular’ lo itu,” cetus Temari menunjuk wajah Sasuke.
“Berisik! Gue mau ngomong sama dia. Gue nggak ada waktu meladeni cewek bar-bar nggak jelas kayak lo,” hina Sasuke membuat Temari meradang.
Sasuke itu seperti Neji yang suka memancing emosinya. Seandainya tidak ada Lee yang menahan, mereka berdua sudah terlihat baku hantam.
“Hinata, ada yang harus kita bicarakan. Tentang semuanya,” pinta Sasuke fokus pada Hinata.
Hinata mengulas senyum miring. “Maaf, tuan Uchiha. Kita? Sejak kapan ada kita? Tentang semuanya? Semuanya sudah jelas. Tidak ada yang harus dibicarakan lagi, permisi.”
Temari bersorak melihat Hinata yang menolak Sasuke secara tegas. Ia memandang remeh pemuda raven yang kini mematung dengan tangan terkepal erat.
💜💜💜
“Aku sangat suka dengan penampilan kamu, Hinata. Suara kau sangat menakjubkan! Aku sampai menangis, loh.”
Hinata tersenyum mendengar pujian dari wanita muda bersurai hitam legam. Dia adalah leader di klub musik. “Terima kasih, Kurenai-sensei. Itu belum seberapa, kok.”
Saat ini di tengah jam istirahat. Hinata berada di ruang musik bersama Kurenai. Karena pangilan dadakan entah bermaksud apa dari senseinya itu.
Ternyata membahas konser dadakan Hinata di kafe yang sudah viral di dunia maya berkat Temari. Sayang sekali, Hinata hanya punya aplikasi WhatsApp. Bila ada IG atau sosmed lain, pasti followersnya bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Rahasia ✓
Fanfiction⚠️ First story ⚠️ Disclaimer : Masashi Kishimoto Hinata Hyuga adalah seorang gadis biasa yang telah jatuh cinta sendirian di masa remajanya. Pada dia-retak yang menjadi detak di hidupnya. Yang kerap menorehkan luka, yang menjadi alasan retak hati, a...