12. Kontrak

846 108 10
                                    

"Hinata! Akhirnya gue ketemu sama lo. Gue kira ilang ke mana."

Usai menonton pertandingan Basket, Temari keluar tergesa-gesa. Baru sadar kalau Hinata tidak lagi bersamanya. Ia bernapas lega ketika menemukan Hinata bersama dua murid dari SMA Kamiyama.

Ah iya, pertandingan hari ini berakhir dimenangkan oleh SMA Konoha. Hasilnya nyaris seri tadi.

"Eh, kalian pasti teman Hinata dari SMA Kamiyama, ya?" tebak Temari menatap Sai dan Tenten bergantian dengan binar semangat, "Kenalin gue Temari, sahabat Hinata."

Tenten tersenyum menatap Temari. Rasanya dia seperti bertemu dengan kembaran. "Gue Tenten dan ini Sai," sahutnya memperkenalkan Sai yang mengulas senyum palsu seperti biasa.

"Senang berkenalan dengan kalian!" sambut Temari tersenyum lebar, "Seneng banget bisa kenalan sama anak Kamiyama. Tahu sendiri kan ada bendera perang tak kasat mata."

Bendera perang yang dimaksud Temari adalah persaingan ketat prestasi kedua SMA ini. Tak urung keduanya kerap dibandingkan satu sama lain. Tercipta percikan api permusuhan.

"Iya, gue juga seneng. Lihat Lo jadi berasa ketemu kembaran. Padahal kita jauh berbeda," aku Tenten jujur menatap Temari yang terasa mirip dari sisi nama juga gaya penampilan.

"Haha, bisa aja. Tapi, gue juga sih. Nama kita mirip," sahut Temari, "Mau ke kantin nggak? Kita ngobrol bareng. Mumpung anak Kamiyama lain belum pulang. Lumayan bisa nyatu sesaat."

"Boleh juga. Kebetulan gue juga penasaran sama sekolah ini," ungkap Tenten mengiyakan ajakan Temari.

"Hinata! Temari! Tunggu!" teriak Lee datang bersama dengan Gaara, "Hari sudah petang. Kalian belum mau pulang?"

"Belum. Kami mau ke kantin. Kalian mau ikut?" tawar Temari bertanya.

Lee mengangguk antusias. "Tentu saja! Hari ini tim Basket kita menang. Jadi, Gaara harus mentraktir. Iya kan?" pinta Lee. Dijawab oleh anggukan kepala Gaara.

"Oh! Gue baru sadar. Kalian siapa? Dari Kamiyama?" Kini Lee menatap Tenten dan Sai heran. Temari dengan semangat memperkenalkan mereka berdua sebagai teman baru. Semakin banyak teman itu bagus, pikirnya.

Hinata hanya diam memperhatikan gawainya yang baru saja berdering. Ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Kesekian kalinya dia harus beralibi.

"Maaf, semuanya aku kembali membatalkan jadwal bersama dengan kalian. Aku harus pulang sekarang. Kaa-san menyuruh segera pulang."

💜💜💜

"Kak Rin, kau mendapat nomorku dari mana?"

Bukannya salam pembuka ketika masuk ke rumah. Hinata malah melontarkan pertanyaan. Kini dia sedang berada di rumah Rin. Nomor tidak dikenal tadi adalah Rin.

"Aku dapat dari Kakashi. Aku pikir kau meninggal seperti yang dikatakan Hiashi. Tapi, melihatmu datang ke KMA aku meragukannya," jawab Rin panjang menyambut Hinata.

"Aku tahu kau ini Hyuga Hinata. Tidak mungkin ada orang yang benar-benar mirip. Apalagi sifat kalian juga sama," lanjut Rin.

"Duduk dulu. Aku sudah membuat masakan kesukaanmu," Hinata menuruti perintah Rin. Ia duduk di salah satu kursi ruang makan.

Hinata diam memperhatikan desain interior rumah Rin. Sudah lama tidak berkunjung ke sini sejak pengusiran Hiashi. Masih tetap sama. Sunyi dan tenang. Rin masih betah tinggal sendiri tanpa pasangan menemani.

Pacar Rahasia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang