AMAH [3]

344 23 18
                                    

Jam menunjukkan pukul 4 sore. Gadis bernama Adelia Tri Ananda itu sudah sampai dirumahnya sejak pukul 2 siang.

Mata gadis itu menatap langit-langit kamarnya tanpa berkedip. Tanpa diduga, cairan bening lolos dari kelopak matanya.

"Tuhan, Adel pengen bahagia." lirih gadis itu dalam hati

Tiba-tiba ketukan pintu terdengar di indra pendengaran nya. Adel dengan cepat menghapus air matanya lalu berlari membuka kan pintu untuk sang bunda.

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya dengan wajah yang masih begitu cantik. Adel tersenyum namun Kirana hanya menatap datar anak perempuannya.

"Minggir, saya mau masuk." ucap Kirana dengan ekspreksi datarnya

Adel menjauhkan tubuhnya dari pintu membiarkan Kirana masuk. Kirana berjalan menuju sofa dan merebahkan tubuhnya disofa tersebut. Ia menggeletakkan tas nya disembarang tempat, bahkan sepatu nya masih melekat dikakinya.

Adel mengambil tas sang bunda lalu menaruhnya ditempat yang benar. Tangan mungil nya melepas sepatu ber'hak tinggi yang melekat pada kaki Kirana.

Ketika Adel ingin memijat sang bunda, tangannya ditepis kasar oleh Kirana. "Tidak usah mencari perhatian pada saya. Saya tidak akan berubah fikiran untuk tetap membenci kamu! Kamu itu adalah pembawa sial dihidup saya!" ketus Kirana dan langsung meninggalkan Adel sendiri diruang tamu rumahnya.

Adel menghembuskan nafas panjang. Padahal niatnya baik, namun, selalu saja salah dimata Kirana. Adel tak ada fikiran untuk mencari perhatian pada Kirana. Sudah dikasih makan, difasilitasi, diberi uang jajan, diberi pendidikan, dan boleh tinggal dengan sang bunda saja sudah cukup membuat Adel bersyukur.

Adel berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk sang bunda. Gadis itu membuka kulkas yang penuh dengan sayur, telur, daging, dan ikan. Adel memutuskan untuk memasak rendang.

Gadis itu dengan telaten mengumpukan bahan-bahan yang ia perlukan untuk membuat rendang.

Ketika semua bahan sudah terkumpul, Adel memulai acara memasaknya.

Sekitar 45 menit, akhirnya rendang buatan Adel sudah matang. Sebelum disajikan, Gadis itu terlebih dahulu mencicipi rendangnya. Dan, yap! Rasanya begitu sedap!

Adel mengambil 1 piring lalu menyajikan rendang tersebut dipiring. Gadis itu mengambil 1 piring lagi lalu diberi nasi dan rendang, tak lupa mengambil sendok. Ia berjalan mengambil gelas dan menuangkan air putih didalam gelas tersebut.

Adel mengambil piring yang tadi ia beri nasi dan rendang dan juga mengambil gelas yang ia tuangkan air untuk sang bunda. Adel berjalan menuju kamar sang bunda lalu meletakannya diatas meja rias.

"Bunda bangun, makan dulu." ujar Adel dengan lembut

"Eunghh, iya, nanti saya makan."

Adel melangkahkan kaki nya untuk keluar dari kamar Kirana. Gadis itu berjalan menuju dapur untuk memakan rendang buatannya.

Sedangkan Kirana, wanita itu tidak benar-benar tidur. Ia hanya berpura-pura tidur agar Adel tidak menyuruhnya makan bersama.

Wanita paruh baya itu beranjak dari kasurnya lalu mengambil makanan yang dibuatkan oleh putrinya. Dengan ragu, Kirana menyuapkan rendang itu dimulutnya.

Kirana terkejut, masakan anaknya begitu lezat! Kirana tidak pernah mengajarkan putrinya memasak. Lalu, putrinya belajar dari siapa?

Tidak mau memikirkan hal itu, Kirana kembali memakan rendang itu hingga habis.

Air Mata Anak Haram [Update Setiap Hari!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang