Kini Adel sudah diizinkan untuk pulang kerumahnya. Bintang dengan sigap membantu Adel berjalan menyelusuri koridor rumah sakit. Ia merengkuh pinggang Adel possesif.
"Bintang, jangan kaya gini. risih tau dilihatin orang!" ujar Adel merasa risih dengan orang-orang yang sedari tadi menatapnya
"Kaya gimana? Kaya gini?" tanya Bintang seraya membopong tubuh Adel ala bridal style menuju parkiran
Adel memukul dada bidang milik Bintang. Ia malu! Sungguh, Adel sudah teramat malu sekarang.
"Turunin, Tang. Aku malu!"
"Turuninnya nanti, kalo udah sampai didalam mobil." jawabnya enteng
Bintang terus saja menggendong gadisnya. Hingga saat ia sudah sampai dipintu utama rumah sakit, seseorang menyapanya.
"Bintang! Kamu Bintang kan?" tanya seorang wanita berparas cantik dengan badan yang tinggi bak model. Yap, dia memang model!
Bintang mendongak menatap wanita itu. Ada rasa tak suka ketika wanita itu datang kembali pada hidupnya. Ia menurunkan Adel dari grndongannya. Laki-laki itu menggandeng tangan Adel untuk mendekati wanita tersebut.
"Gue nggak kenal sama lo!" ujar Bintang ketus
"Aku Kania, Bintang!" ujar gadis itu dengan sorot sedih
"Dan gue nggak perduli." jawabnya enteng
"Aku kangen kamu, Bintang! Aku masih cinta sama kamu! Aku mau kita sama-sama lagi kaya dulu. Kamu mau kan?" tanya wanita itu dengan raut serius
"Kemana aja lo waktu gue butuh? Lo ngaku sayang kan sama gue? Tapi, kelakuan lo nggak nunjukin bahwa lo itu sayang sama gue! Lo bahkan lebih memilih sahabat sialan lo itu dibanding gue. Dan sekarang apa? Lo nyari-nyari gue lagi, minta gue kembali kaya dulu, dan minta gue jadi milik lo lagi. Rendah banget ya kelakuan lo. Sorry Tan, gue nggak bisa. Gue udah punya pengganti yang jauh lebih baik dibanding lo!" ujar Bintang lalu menarik pergelangan tangan Adel untuk menjauh dari Tania
"TAPI GUE MASIH SAYANG SAMA LO, BINTANG! GUE NYESEL UDAH SIA-SIA IN LO. GUE NYESEL!" teriak Tania namun tak direspon apa-apa oleh Bintang.
Dsisi lain, Bintang tengah membukakan pintu mobilnya untuk Adel. Gadis itu masih diam, ia tak mengerti akan masalah Bintang. Ia marah pada Bintang. Mengapa laki-lakinya tak lernah cerita tentang kisah cintanya? Mengapa dulu laki-laki nya mengaku bahwa dirinya yang pertama? Sedangkan kenyataannya dirinya yang bukan pertama.
"Kenapa diam, hm? Masuk. Kita keapotek buat nebus obat kamu." ujar Bintang
Adel hanya mengangguk. Gadis itu perlahan memasuki mobil Bibtang dan mulai duduk. Ia masih memikirkan apa yang tadi disaksikan didepan matanya.
Ntah sejak kapan Bintang sudah didalam mobil. Adel tak tau! Ia tengah sibuk dengan fikirannya sampai-sampai dirinya tak sadar bahwa kekasihnya itu sudah berada disampinya.
"Kamu ngelamunin apa, sih? Asik banget kayaknya sampai-sampai aku diabaikan." ujar Bintang dengan kekehan diakhir kalimatnya
Adel menggeleng
"Kamu kenapa nggak mau ngomong? Ada yang sakit?" tanya Bintang hati-hati
"Hati." jawab Adel singkat
Bintang mengerutkan alisnya bingung. "Hati? Magsud kamu?" tanya Bintang tak paham
Adel menggeleng. "Nggak, lupain aja!"
Bintang menghembuskan nafasnya pasrah. "Oke, kita ke apotek sekarang."
Bintang menancapkan gas nya dengan kecepatan maksimal. Ia masih bingung dengan sikap gadisnya yang berubah drastis. Apa kah dirinya mempunyai salah, sampai-sampai Adel mendiaminya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Anak Haram [Update Setiap Hari!]
RandomMENCERITAKAN TENTANG KISAH SEORANG GADIS YANG DILAHIRKAN DENGAN STATUS ANAK HARAM. DIA ADALAH, ADELIA TRI ANANDA. GADIS CANTIK DENGAN SERIBU LUKA TANPA ADANYA KEBAHAGIAAN. GADIS YANG SELALU DIBENCI, DIHINA, DICACI, DIMAKI, DIKUCILKAN, SERTA DIPANDAN...