BAGIAN 02

4.2K 584 62
                                    

2 tahun kemudian...

Sudah satu minggu Riri dan keluarga Kakak Perempuan-nya tinggal di rumah baru. Ya, Ali membeli rumah baru dengan alasan bahwa rumah lama mereka kurang besar, sebab saat ini Prilly sedang mengandung anak ke-9'nya. Jadi di butuhkan banyak kamar, dan ruangan yang luas.

Sebenarnya Riri merasa tak enak jika harus ikut tinggal bersama keluarga Prilly. Tapi saat ini ia sedang tidak bekerja, dan tidak memiliki banyak uang untuk menyewa sementara kost-kost'an.

Sejak kehamilan Prilly, anehnya Wanita itu menjadi pendiam, dan jarang sekali banyak bicara. Jangankan pada Riri, pada suami dan anak-anak'nya-pun nampaknya Prilly begitu acuh.

"Kak mau makan?" Tanya Riri yang mendapatkan gelengan kepala dari sang Kakak. "Tapi Kakak belum makan dari loh dari pagi?"

"KAKAK BILANG ENGGAK YA ENGGAK!" Bentaknya.

Itulah yang membuat Riri merasa aneh. Prilly sering kali marah, bahkan sampai pernah mengamuk tak jelas. Ali memaklumi bahwa Prilly sedang hamil muda, tapi berbeda dengan Riri yang merasa adanya keganjilan.

Akbar datang membawa buku tulis, ia mau di ajari PR oleh sang Mamah. "MAMA AJALIN AKBAL PL YA?" Pintanya.

Anak berusia 8 tahun itu masih saja cadel. Karna ciri khas cadel-nya itu, Akbar sering kali di ledek oleh Adik-adik kandung-nya.

"Kamu kerjain sendiri bisa kan Bar? Atau minta Bi Sumi bantuin. Mama itu gak mau terlalu capek! Nanti bayi dalam perut Mama kenapa-napa" Tolaknya.

Akbar langsung berlari memeluk Riri. "Kenapa Mama belubah?" Tanyanya pada Riri dengan raut wajah bersedih.

"Kita kerjain PR di kamar ya? Biar orang cantik macem gue yang ajarin" Ucap Riri dengan nada bercanda.

"Kepedean sekali Omah!"

"Heh cadel, udah ratusan kali gue bilang jangan panggil gue Omah. Lo gak liat muka gue yang babyface begini? Masa di panggil Omah!" Kesalnya.

"Iya deh. Telus Akbal halus panggil apa? Sayang gitu?"

"Ya-ampun ni bocah kecil-kecil dah jago ngerayu. Calon-calon fakboi lo ya?"

"Apatuh fakboi?"

"Au ah! Udah buru kerjain PR-nya" Riri segera menuntun Akbar menuju kamar untuk mengerjakan PR dari sekolahnya.

...

Sudah lama sekali rasanya Anggara tak bertegur sapa dengan Riri. Terakhir kali Riri mengatakan agar menjauhi-nya karna saat itu Lidya melabraknya bahkan menampar-nya tanpa sepengetahuan Anggara. Sementara hubungan Anggara dan Lidya sudah lama berakhir.

Anggara sendiri saat ini bekerja sebagai koki di salah satu restoran besar. Ia tak lagi mengetahui kabar Riri sejak satu tahun lalu.

Ada rindu yang terpendam dalam hati Anggara. Ya, ia sangat merindukan Gadis konyol yang statusnya dulu hanya sekedar sahabat itu.

Satu minggu lalu Anggara pergi menemui Riri ke rumah Kakak Perempuan-nya, namun rupanya Gadis itu beserta keluarganya sudah pindah rumah. Hingga sampai saat ini Anggara tak lagi menemukan jejaknya.

Hanya sebuah foto yang dapat meringankan beban rindu dalam hati Angggara. "Kangen Ri" Lirihnya.

Sejak Riri pergi menjauhi-nya, disitulah Anggara menyadari bahwa setiap waktu bersama Riri adalah tempat ternyaman-nya. Ia juga baru menyadari bahwa cinta mulai hadir ketika Gadis itu menangis dan mengatakan...

"GUE CINTA NGGA SAMA LO. TAPI LO GAK PERNAH SEDIKITPUN PAHAM SAMA PERASAAN GUE. GUE TAU CINTA GAK HARUS DI PAKSA! GUE MINTA JAUHIN LO BUKAN KARNA GUE TAKUT SAMA ANCAMAN LIDYA, TAPI KARNA GUE GAK MAU RUSAK KEBAHAGIAAN LO!"

Saat itu Anggara baru menyadari bahwa kebahagiaan-nya ada pada Riri.

Kini hanya ada sebuah penyesalan yang mendalam. Anggara hanya bisa berharap kelak ia bisa di pertemukan kembali dengan Gadis itu.

...

Julfian, Pria itu sudah sukses menjadi seorang pembisnis yang memiliki perusahaan besar sekitaran Jakarta.

Sudah lama juga Jul tidak menghubungi Riri semenjak ia dulu sibuk kuliah dan juga bekerja.

Tapi saat ini, ia sudah selesai kuliah dan menjadi seorang Bos Besar di perusahaan miliknya.

Mendadak hari ini ia merindukan Gadis konyol itu. "Gila kangen banget gua sama lu Ri!" Lirihnya sambil iseng-iseng stalking akun Riri.

Hai beb. - batal mengirim pesan.

Hem. - batal mengirim pesan.

P - batal mengirim pesan.

Sungguh Jul bingung bagaimana cara menyapa Gadis itu. Takut-takut Gadis itu malah memblok akun instagram miliknya.

"Jon..jon sini bentar" Kebetulan di kantor ada Joni selaku karyawan-nya sekaligus teman baiknya.

"Kenapa Pak Bos?"

"Gua mau chat cewek, tapi awalnya gimana ya?"

"To the point aja gini. Boleh kenalan gak?"

"Alay banget Anj. Gua udah kenal lagian!"

"Yaudah langsung sebut namanya aja. Gitu aja repot."

"Maksud lu langsung gini, Hai Ri?"

"Mamah Tiri lu?"

"Bukan tolol! Namanya Riri."

"Buset ngegas mulu padahal lagi lampu merah! Ya kalau lu mau chat jangan pake Hai jugalah, kalau pake hai gitu kesan-nya lu kaya Om-om Jul"

"Om-om sexy ya?" Jul mengedipkan sebelah matanya.

"Najis horor gua liatnya anj" Joni bergidik ngeri lalu segera pergi dari hadapan Jul.

Jul mengikuti apa yang di sarankan Joni, ia mengirim DM-an pada Riri dengan langsung menyebutkan namanya.

1 jam..

2 jam..

3 jam..

Drttt..

Buru-buru Jul melirik ponselnya, setelah berjam-jam menunggu akhirnya...

SIMPATI : Mau bikin si dia tersenyum di hari Senin? Bisa banget dengan TRANSFER PULSA ke si dia, yuk hubungi *879# sekarang. Info: bit.ly/2P1t1eR

"BANGSAT!" Umpatnya kesal. Ia pikir isi balasan DM dari Riri, namun rupanya malah isi pesan dari operator.

Karna penasaran, Jul melihat kembali DM-an yang ia kirim. Namun rupanya Riri tak membacanya sama sekali.

"Mungkin walpaper hape gua ngaruh kali ya" Gumamnya lalu segera mengganti walpaper pada ponselnya dan mengirim ulang DM-an pada Riri.

Walpaper yang semula gambar monyet, kini ia rubah menjadi gambar gorila. Entah mengapa Jul sangat menyukai binatang-binatang berbulu seperti itu.

"AH SIAL GAK DI BALES JUGA!"

Satu-satunya cara yang bisa Jul lakukan adalah BERSABAR! Ia percaya suatu saat Tuhan mempermukan lagi keduanya.

"Sabar ya baby, aku tau kamu gengsi bales DM-an aku. Ntar kalau ketemu, aku langsung sosor aja biar kamu gak di ambil orang. Muachhhhh"

Sial! Jul sangat buchien rupanya terhadap Riri. Sampai-sampai isi dompetnya di selipkan foto Riri yang paling cantik.

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang