Bagian 23

4K 542 71
                                    

Riri meneteskan airmata ketika Anggara memberikan bukti foto saat Jul mencium kening Arra.

Sakit? Tentu. Bahkan Riri tak bisa lagi mengatakan apapun selain airmata menjadi saksi bahwa hatinya benar-benar terluka.

"Guakan udah bilang Ri, dia itu brengsek. Tapi lu'nya aja yang tetep mau sama dia"

"Ya gue tau gue salah lagi milih cowok!"

Anggara mengangkat dagu Riri hingga keduanya saling berhadapan. Meskipun saling menatap, tapi Riri sudah benar-benar tak memiliki perasaan apapun lagi terhadap Anggara.

Pria itu kini mulai berani mendekatkan wajahnya di hadapan Riri hingga hidung keduanya bersentuhan. "Gua janji gak akan ulangin kesalahan yang sama, tapi tolong kasih ruang buat gua bisa masuk lagi ke dalam hati lu"

Riri mendorong Anggara pelan. "Ngga, kayanya udah kemaleman banget deh kalau lo masih disini. Lo balik aja ya? Gue juga ngantuk" ucap Riri mengalihkan.

"Tap.."

"Kita bisa ngobrol lain waktu lagi"

Anggara tersenyum hampa lalu ia mengangguk paksa. "Oke gua balik ya. Good night"

Saat ini Anggara mulai menyadari bahwa Riri benar-benar sudah melupakannya dan tak lagi memiliki perasaan yang sama seperti dulu terhadapnya.

Meskipun begitu, Anggara tetap dalam obsesi-nya. Ia meyakini bahwa suatu saat Riri akan kembali padanya setelah perasaannya untuk Jul memudar.

...

Yang saat ini Riri rasakan adalah kecemburuan. Ia benar-benar cemburu sekaligus kecewa saat bayang-bayang hasil potretan Anggara ketika Jul mencium Arra kini terngiang-ngiang dalam pikiran'nya.

Cemburu? Bahkan untuk merasakan dirinya cemburu saja, rasanya tak pantas lagi. Sebab keduanya tidak lagi berstatus sebagai sepasang kekasih

Lantas apa yang saat ini harus Riri lakukan selain menangis tak karuan.

"Riri, kau tahu? Aku sedang galau merana, Siti hamil anaknya ayang Abdul. Hufh menyebalkan sekali" Lala duduk di samping Riri yang sedang menangis sendu.

"Sama gue juga lagi galau merana, si Jul cium Arra"

"Beginikah rasanya punya teman Manusia? Aku curhat, kau malah ikut curhat balik. Bukannya memberikanku solusi"

"Beginikah rasanya memiliki teman hantu? Gue butuh solusi, eh lo malah minta solusi balik"

"Hiks...hikss... Riri, aku harus bagaimana? Apakah aku buat saja Siti keguguran?"

Riri menoleh tak suka. "Lo jangan jadi setan jahat! Nanti lo masuk neraka tau rasa"

"Abis aku sangat cemburu"

"Ya gue juga sama sekarang lagi rasain cemburu. Tapi ya gimana lagi, kalau dia udah bahagia sama yang lain, kita bisa apa?"

Keduanya menangis bersama di dalam kamar Riri. Rupanya masalah Lala lebih berat dari Riri.

Riri hanya di selingkuhi, sementara Lala di tinggal menikah oleh orang yang ia sayangi meskipun berbeda alam.

Lala sendiri sulit sekali moveon dari Abdul. Bahkan smpai detik ini Lala masih suka menggali informasi tentang Abdul.

...

Pagi harinya Riri sudah bersiap hendak pergi mencari pekerjaan. Sontak Prilly terkejut karna Riri tak lagi memakai baju seragam khusus office girl.

"Ri kamu kok bawa-bawa map? Kamu mau cari kerjaan? Bukannya kamu udah kerja di kantor Jul? Kenapa cari pekerjaan lain? Kan belum resign?"

"Udah kok kak. Riri udah gak kerja disana lagi. Kalau gitu Riri pergi dulu ya, Assallamualaikum.."

MATA BATIN 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang